Lelaki nomaden

Untuk lelaki nomaden.

Orang yang setiap tahun tidak pernah absen untuk menerima salah satu surat dariku.

Apa kabar aa? Masih selalu mencintai kucing yang kadang kala selalu menjadi perdebatan kita jika minion jauh lebih menggemaskan dari pada kucing.

Orang yang selalu berjasa besar dalam hal kepenulisan ku, orang yang tak pernah lelah hanya untuk mencari kabar bagaimana perkembangan karyaku dan orang yang dengan rendah hati mendengarkan keluhan dan mencari solusi setiap proses menulis yang ku perlukan.

Entah bagaimana caraku untuk balas semua usaha yang telah aa berikan, dari bikinin blog, tumblr sampai sekecil info nulis juga selalu aa beri untuk ku.

Sungguh, orang pertama yang begitu senang ketika salah satu naskahku memenangkan lomba, aa lah orang yang pertama menghubungi penerbit untuk menanyakan proses PO dan aa orang pertama yang menunjukkan sudah memiliki buku itu. Bahkan aku saja belum memilikinya di hari itu.

Terimakasih banyak a, sudah mendengarkan semua keluhanku.
Terimakasih banyak sudah mengjarkan aku bangkit ketika dalam masa keterpurukan dan terimakasih untuk ‘senjata-senjata’ menulis yang aa berikan.

Bagaimana tidak awal obrolan kita selalu ku tanyakan ‘lagi dimana?’ Karena seorang Fulan selalu nomaden untuk urusan pekerjaan. Jika sudah begitu aku pasti akan mendapatkan foto pemandangan alam dimana kau berada saat itu.

Aa… Terimakasih banyak untuk semua, semua hal yang tidak pernah bisa ku dapatkan dari orang lain. Mungkin nanti obrolan ringan kita akan berlanjut di kotaku ataupun kota mu.

Seluruh ucapan ‘Alhamduliah’ selalu teriring ‘makasih a’ pada setiap naskah yang berhasil memenangkan lomba menulis. Jika tidak karena doronganmu mungkin saat ini aku hanya masih bermimpi.

Terimakasih banyak.

Lelaki yang jauh dimana namun selalu dekat di ujung pena, adalah kamu.

Aufa.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *