Lebih runcing dari panah cupid

Aku tuliskan sebuah kisah tentang cinta mendalam yang baru saja aku dengar. Aku tak bisa menghadirkan senyuman untuk menghiburnya. Jadi biarkan ku pinjam jemariku untuk menceritakannya saja.

Ia jatuh cinta, begitu jatuh. Memang kadang cinta yang menggelora tak ubahnya kebahagiaan teramat sangat. Ia tak memperdulikan apapun kecuali kekasih yang selalu ada dalam hati dan benaknya. Dahaganya atas jumpa, inginya dalam dekapan. Menjadikan semesta seolah berlumur manisnya gula. Tentu saja ia sangat menikmati manisnya semanis cintanya.

Fase demi fase, hari demi hari tak ubahnya milik mereka yang terlanda demam cinta. Pujian demi pujian, kecupan demi kecupan tak berkesudahan. Sampai pada rindu yang terus menurus bergulir tak pernah ada kata cukup. Ia bahagia, maksudku ia benar-benar bahagia.

Kebahagiaan yang mengabukan segala.

Sampai pada fase ia merasakan hati yang datar. Tak bergejolak. Tanpa ekspresi seolah beku. Sang kekasih tak bergeming tetap memberi segala seperti semula. Ia pun merasa tak lagi jatuh cinta. Dengan mudahnya ia mengakhiri kisah.

Terjadi penolakan dari kekasih. Dan meminta untuk menarik kembali keputusan yang tak berdasar. Namun percuma egonya jauh lebih kokoh dari karang. Jauh lebih runcing dari panah cupid. Bulatkan tekat dan tetap melangkah.

Satu, dua, delapan hari kemudian. Ia merasakan kekosongan teramat sangat. Luka namun tak berdarah. Ia kehilangan lebih dari sebuah boneka dari pelukan bocah kecil. Dan ia baru saja menyadari jika cintanya masih sangat dalam untuk kekasih. Kegelisahan dan tangis tumpah.

Tak banyak bicara, segera ia menyampaikan maksud meminta kembali sang kekasih untuk menjalin yang telah putus. Sayang, tak bersambut. Gelengan kepala pertanda penolakan yang ia dapatkan.

Tangisnya tersedu, penyesalan sebagai bukti. Kegamangan adalah alibi. Namun percuma, tak sebanding dengan luka yang telah tergores di hati sang kekasih. Ataupun tak bertepatan ketika air mata sang kekasih bersujud memohon untuk menarik ego.

Hatinya terbelah, sangat.

Tak sampai disitu saja. Hati yang telah terbelah menjadi remuk dalam sekajap. Betapa nyeri ketika melihat sang kekasih yang kini telah menjadi milik orang lain. Dengan kepalanya ia melihat keromantisan yang pernah ia kecap kini menjadi asupan utama orang lain. Ratapannya tak kuasa menguatkan. Penyesalannya tak merubah apapun lagi.

Ia menyadari betapa cinta itu begitu dalam setelah ia kehilangan.

Sayangnya, tak semua bisa kembali seperti semula. Kebahagiaan juga cinta kini tak lagi berpihak.

Seandainya saja ia mengerti, jika cinta tak begejolak bukan berarti tak ada cinta.

Seandainya saja ia mengerti, bahwa fase dari jatuh cinta adalah menyatunya kekasih dalam kehidupan, dan itu tak nampak riuh.

Seandainya saja ia mengerti, melepas tak semudah itu. Pun dengan meminta kembali tak segampang ucapan bibir.

Seandainya juga ia mengerti, seseorang yang sangat mencintai mampu berpaling dengan mudah jika luka sudah ia rasakan. Luka yang tak terperi.

Ia mengisahkan kepadaku lukanya bukan hanya pada tak memiliki lagi sang kekasih tapi juga pada ketika melihatnya termiliki oleh orang lain.

Pertahankan apa yang kamu miliki saat ini jika memang ia orang yang tepat, karna begitu kehilangan dirinya percayalah belum tentu yang baru jauh lebih baik.

Jangan biarkan ego lebih runcing dari panah cupid. Ego tak mengenai sasaran dan menancap di hati untuk cinta tapi ego membelah hati dari orang yang kau cintai (setidaknya memang pernah kau cintai).

End.

Ps. Ditulis untuk mereka yang pernah tak menyadari cintanya sendiri.

Tentang #Kamandrah

  
Alhamdulillah, mimpi yang selama ini diukir bisa jadi nyata. Bisa melahirkan buku sendiri. Walaupun jujur isinya sedikit prematur.

#Kamandrah, saya ambil judul buku dari salah satu judul cerpen di dalamnya. Beberapa orang bertanya apa arti #Kamandrah. Sesuai penampakan cover buku, terdapat tanaman jarak (Jatropha curcas) yang sering disebut dengan #Kamandrah oleh orang dayak di bagian Kalimantan Tengah.

Iya, tanaman jarak pagar yang bijinya bisa dijadikan bio solar. Tapi memiliki fungsi lain untuk sebagian kecil warga dayak.

Saya orang yang lemah dalam penentuan judul juga nama tokoh, tapi karena isi kumcer ini terdapat beberapa cerpen yang menceritakan mengenai adat kalimantan, itu sebabnya saya ambil judul #Kamandrah.

Beberapa cerpen yang menjadi favorit saya adalah Carlos, Ian Jo dan Arctophile. Dengan total 15 cerpen.

Sesuai yang saya sampaikan di awal memanh sedikit prematur karena saya mengejar batas deadline voucer penerbitan dari @Leutikaprio . Voucer tersebut saya dapatkan karena memenangkan lomba menulis dalam event ultah @Leutikaprio yang ke empat.

Banyak naskah cerpen tergolong lumayan bagus (menurut saya hehe..) tapi sudah saya ikutkan lomba dan terpilih jadi kontributor di penerbit lain, dan saya mengandalkan itu untuk isi #Kamandrah ini (rencana awal).

Niatan tersebut gagal total menjelang deadline karena ternyata saya tidak memiliki hak terbit dalam kumcer solo atas cerpen yang sudah menang lomba di penerbit lain. Kecewa? Banget! Tapi ini pelajaran penting buat saya.

Akhirnya dengan waktu terbatas saya buatlah cerpen-cerpen lain yang sifatnya dadakan. Ada banyak kekurangan dari isinya. Kumcer #Kamandrah dari seorang Aufa yang sedang belajar menulis.

Semoga ada penulis yang bersedia membeli dan memberi masukan atas karya saya. Apa lagi kalo bisa ajarin saya nulis.

Walaupun penerbit indi tapi sepeserpun saya tidak mengeluarkan dana untuk penerbitannya karena saya mendapatkan ini atas prestasi. Untuk editing dan design cover semua dari penerbit. 

Semoga untuk selanjutnya ada buku-buku lain yang bisa saya terbitkan dengan kualitas lebih mumpuni dan jebolan penerbit major.

Terimakasih untuk selalu setia memberi support kepada saya, seseorang yang hidup di kota kecil miskin wifi, tidak ada toko buku, tidak pernah ikut workshop kepenulisan tapi berkat teman-teman semua saya punya cita-cita yang tinggi.

Terimakasih kepada yang sudah memberi buku (agar saya membaca) link tulisan (agar lebih pandai), info nulis (mengasah pena), maintenance blog (khusus buat aa) juga hal-hal baik lainnya.

Terimakasih juga untuk kk yang sudah menjadi pembaca pertama bagian penting dari #Kamandrah, terimakasih untuk segala kritikannya. Berbahagialah ka 🙂

Salam sastra,
Aufa.
Eh ketinggalan 1 hal, beli loh ya. Jangan minta! Cuman online di @Leutikaprio Itung-itung bantu perekonomian anak yatim supaya semangat nulis :p

Punishment

Cerita ini sudah terjadi beberapa bulan yang lalu, ketika di kantor tempat saya bekerja terutama di bagian produksi sering terjadi kehilangan benda berharga baik dari perhiasan ataupun uang.

Loker karyawan produksi sudah disediakan namun terkadang ketika jam makan siang mereka tidak mengunci loker tersebut. Total karyawan produksi ada 60 orang dibagi 3 shift kerja, sedangkan kasus kehilangan hanya terjadi pada grup 1.

Beberapa info yang saya dapat jika tersangka itu adalah salah satu karyawati bernama melati (bukan nama sebenarnya). Jelas saja untuk tindakan kriminal di UU tenaga kerja akan mendapatkan PHK secara langsung.

Setelah mencoba mengumpulkan beberapa keterangan saksi akhirnya sore itu saya mencoba sharing kepada big boss karena menyangkut tindakan kriminal.

“Mereka bilang itu melati yang lakuin pak” ucap saya

“Kamu juga yakin?”

“Hampir banyak saksi begitu bilangnya pak”

“Apa usulan punishment kamu?”

“Seperti di UU tenaga kerja PHK”

“Semudah itu?”

Saya diam dan berusaha menerka apa maksud dari atasan saya.

“Berapa lama dia bekerja di sini?” Lanjut big boss

“Sekitar tiga tahun pak”

“Ok gini, saya mau ajarin kamu untuk peka terhadap orang sekitar termaksud bawahan kamu. Jika dari awal dia tidak pernah melakukan itu dan kali ini dia mencuri pasti ada hal yang mendorong dia untuk melakukan itu. Kenapa tidak kamu coba merubah dulu, beri kesempatan dia berubah dan cari tau alasan dia melakukan kriminal itu kenapa. Saya pikir bukti kamu masih belum kuat untuk menunjukan jika dia bersalah. Oiya satu lagi, saya pernahkan menyampaikan jika kesalahan seorang bawahan bisa dianggap sebagai kelalaian atasannya” big boss tersenyum.

Keluar dari ruangan beliau saya benar-benar seperti mendapatkan ilmu untuk belajar lebih peka dan peduli terhadap orang-orang yang ada di sekitar kita. Akhirnya sore itu untuk semua karyawan produksi saya kumpulkan jadi satu di pabrik untuk mendapatkan brefing dari saya.

Inti yang saya sampaikan jika saya menerima beberapa pengaduan mengenai beberapa karyawan yang kehilangan uang serta perhiasan. Saya juga menyampaikan jika tersangkanya jelas salah satu di antara mereka. Saya membuka pintu lebar-lebar jika ada yang ingin mengakui tindakan kriminal tersebut dan sebisa mungkin akan saya usahakan untuk tidak di PHK.

Saya kasih waktu dan pengampunan jika ada yang mengakui tindakan tersebut. Tapi jika tidak ada yang mengakui maka saya akan cari bukti yang lebih akurat dan setelah ini masih juga mengulangi perbuatannya maka saya akan tetap PHK tanpa pengampunan.

Ketika selesai breafing saya meminta beberapa orang tekhnisi memasang CCTV secara tersemunyi di beberapa area termaksud ruangan saya.

Empat hari terlewati, tidak ada terdengar kehilangan dari karyawan. Tepat di hari jumat setelah jam istirahat saya kembali ke ruangan dan mendapat info dari OB jika melihat melati memasuki ruangan saya.

Dan benar, rekaman dari CCTV terlihat melati mengambil sejumlah uang dari dompet saya di dalam tas. Bukti rekaman langsung saya berikan ke HRD dan kasusnya mereka proses.

Saya meminta kepada HRD untuk menyerahkan sendiri surat PHK melati. Awalnya melati tetap tidak mengakui perbuatannya akhirnya saya tunjukan bukti rekaman CCTV. Melati menangis di hadapan saya dan memohon ampunan.

“Telat, kan saya sudah peringatkan dari awal saya kasih kesempatan tapi kamu gak datangin saya buat akui”

“Maaf mbak saya malu”

“Malu kenapa? Kamu karyawati terbaik tapi tiba-tiba melakukan ini. Sejak awal saya kasih tau kalo ada masalah bilang biar saya bantu”

“Kondisi saya kepepet mbak, saya cerai dari suami jadi harus bayar rumah kontrakan sendiri, bayar kredit motor, ibu saya lagi sakit tidak ada uang buat ke dokter, anak saya baru umur dua tahun kalo saya kerja harus nitip sama orang itu juga bayar mbak. Gaji saya habis, buat makan juga ga ada”

Saya tinggal melati di dalam ruangan dan saya menuju toilet, di dalam toilet saya menangis sederas-derasnya. Sungguh, tidak ada kuasa lain dan memang PHK tetap jatuh ke tangan Melati.

Semua perkataan Melati benar, saya sudah coba cek ke rumah dia. Saya memang memberikan PHK kepada melati tapi saya bantu dia untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan lain dan untuk tidak mengulangi perbuatannya. Saya bantu dia mengurus BPJS untuk ibunya. Saya bantu dia untuk pindah ke bedakan yang lebih murah. Hanya itu, tapi sekarang anaknya di asuh oleh mertuanya. Setidaknya Melati tidak terlalu terbebani.

Saya ceritakan semua itu kepada big boss saya dan dengan senyum beliau berkata

“Fa, itu yang saya mau kamu lebih peka karena jika seseorang yang awalnya baik menjadi tidak baik pasti dia punya alasan kuat untuk melakukannya. Tugas kamu untuk lebih dekat sama bawahanmu sendiri agar tak terulang dengan orang yang berbeda. Kamu menyesal udah PHK dia?”

“Tidak pak, karena saya sudah coba kasih 1 kali kesempatan dan pengampunan tapi dia tidak gunakan itu malah mengulangi kesalahannya”

Iya, beliau atasan saya tapi beliau juga guru saya yang tidak pernah bosan memberi pelajaran tentang kehidupan. Bahkan ilmu bisa di dapat dari sekitar kita.

Kado rindu untuk Bapak

15 juni 2014.

Apa kabar Bapak?

Sudah kesekian kali surat yang saya tulis untuk Bapak melalui media internet. Bukan suatu kebetulan juga jika tepat di hari ini adalah ulang tahun saya, tentu Bapak tidak lupa bukan? Dan memang kebetulan sekali linimasa mengabarkan perihal menulis surat untuk Bapak.

127 hari sudah Bapak ‘pergi’. Perkara kehilangan yang tidak mudah, terlebih lagi perkara membiasakan diri yang sangat memerlukan banyak kekuatan.
Pak, hari ini pagi ini ibu tidak ingat jika saya ulang tahun, namun bukan itu yang mengusik kekuatan hati saya. Tapi karena hujan menyambut pagi dan rumah kita bocor. Ibu begitu resah hingga mengucapkan ‘andaikan Bapakmu masih ada pasti dia akan cepat memperbaiki’

Bukan hal aneh lagi jika sifat Ibu memang mudah panik kan Pak? Saya berusaha memberikan penjelasan kepada Ibu jika nanti hujan reda saya akan mencari tenaga untuk memperbaiki genteng rumah yang bocor. Bapak selalu mengajari saya untuk menjadi orang yang mandiri, selaku anak sulung saya merasa memiliki tanggung jawab lebih besar untuk keluarga kita kini Pak.

Sekuat-kuatnya seorang anak perempuan sulung, tetap saja ia merindukan perlindungan dari Bapaknya. Ada air mata yang saya sembunyikan ketika mendengar Ibu berkata ‘andaikan Bapakmu masih ada’. Ada kerinduan yang teramat dalam, terutama di hari ini.

15 Juni 2014

Saya tidak ingin merayakan ataupun menghabiskan waktu bersama teman-teman. Saya hanya merindukan Bapak. Saya ingin Bapak tau jika saya sangat beruntung memiliki seorang Bapak yang mengajarkan tentang kemandirian dan tentang menjadi kuat.

Mohon maaf Pak, jika anak perempuanmu hari ini jauh lebih rapuh. Bahkan ketika menulis surat ini entah berapa banyak air mata yang mengalir. Ada kekosongan, ada kerinduan yang tak mudah untuk dijalani. Saya sangat merindukan Bapak.

15 Juni 2014

Bapak, izinkan saya mengucapkan banyak terimakasih atas segala yang Bapak berikan kepada saya selama ini. Izinkan saya membalas melalui doa yang tak berkesudahan saya berikan kepada Bapak.

15 juni 2014

Kali ini, diulang tahun saya, biarkan saya yang memberikan kado rindu untuk Bapak.

Terimakasih banyak Bapak. Love u so much more.

— end —

*diikut sertakan dalam tantangan menulis surat untuk Bapak*

Dora ke inggris

Kenapa harus ke inggris?

Mungkin ini sebuah pertanyaan yang memberi saya kekuatan untuk menulis setelah berhari-hari lamanya seluruh perkara aksara berkecambuk dalam kepala. Profesi yang saya geluti saat ini sebagai surveyor di suatu perusahaan tambang batu bara. Seorang perempuan (yang sering mereka juluki dora smax ring, karena selalu memakai ransel yang di dalamnya tidak pernah ketinggalan smax ring) dengan basic pendidikan bukan dari pertambangan ataupun geologi. Tapi memegang prinsip learning by doing dan inilah saya mampu bertahan dalam dunia kerja yang tak semua perempuan sanggup menjalani.

Bertemu berbagai macam bentuk keindahan flora dan fauna alam bebas sudah menjadi suguhan utama setiap perjalanan menuju lokasi tambang. Bukan hal yang aneh jika saya menemukan kejadian-kejadian luar biasa ketika menyusuri jantung pulau kalimantan.

Inggris?
Bukankah menjadi petualangan luar biasa jika saya yang terbiasa bergulat dengan naturalnya indonesia lalu berpetualang ke negara penuh dengan keindahan wujud peradaban kemajuan manusia seperti inggris.
Sejujurnya saya bahkan tidak pernah tau detail lokasi inggris, tapi bukankah teknologi semakin canggih. Tidak menjadi perjara besar untuk saya learning by doing juga perihal inggris.

Akan banyak kisah tertuang dari petualangan di inggris (semoga saja saya pemenangnya) dan barang kali semesta akan ikut berdoa agar saya bisa menjadi bagian dari inggris.
Setidaknya saya juga berharap semesta akan mengembalikan akun twiter @VickaCher milik saya kembali ke tangan saya dan berpetualang ke inggris.

Apapun itu, saya ingin ke inggris.

20140601-120430 AM.jpg

* untuk mengikuti lomba #InggrisGratis *

Surel untuk ayah

Ayah…

9 februari 2014 yang lalu di Rumah sakit banjarbaru saat saya peluk tubuh ayah yang membujur kaku tanpa sedikitpun perlawanan, sungguh betapa sangat menyesakkan dada menerima kenyataan jika ayah sudah ‘pergi’.

Ayah…

Saya selalu memberikan yang terbaik untuk ayah, apapun itu saya perjuangkan untuk pengobatan ayah. Saya hanya ingin melihat ayah sembuh agar saya dapat menunjukkan bakti saya kepada ayah, namun takdir berkata lain.

Ayah…

Sangat tidak mudah menyandang status anak yatim, dan harus berpura-pura kuat di depan ibu. Tau kah ayah setiap hari setelah sholat magrib, ibu selalu menangis membaca surah yasin untuk ayah. Tau kah juga ayah, jika saya selalu menutup bantal ke wajah agar tangis saya tak tersampaikan pada ibu.

Ayah…

Maafkan saya yang masih tidak bisa berjuang maksimal untuk kesembuhan ayah. Saya selalu ingat dokter syaraf pernah menyampaikan jika brain abscess yang ayah derita mampu bertahan 5 tahun, tapi belum genap satu tahun ayah sudah ‘pergi’. Saya mohon maaf atas semuanya.

Ayah…

Saya akan selalu menjaga ibu untuk ayah, kami akan selalu merindukan ayah. Oh iya, saya mau sampaikan kalau saya menemukan obat-obatan ayah di bawah kasur ayah. Ternyata selama ini ayah tidak memakan semua obat ayah.

Ayah…

Semoga ayah tenang di sisi Tuhan, saya akan selalu mengirimkan hadiah doa untuk ayah di sana. Love you ayah.

Cemburu saja lah

Sebanyak apapun hujan yang pernah jatuh di bumi, tapi hujan kali ini cerita hujan dalam cemburu.

Berkali-kali aku mengucapkan kalimat yang sama “ kenapa sih tadi kita ga bawa payung aja “ dan berkali-kali pula kau jawab hanya dengan senyuman.
Jarak antara kost ke resto sunda itu tidak jauh, hanya dengan jalan kaki tidak mengurangi rasa bahagiaku, bagaimana tidak jika harus ku habiskan bersama orang yang sangat aku cintai.

Walaupun tinggal dalam satu kota namun kesibukanku di kampus menuju semester akhir menyita banyak waktu hingga jarang sekali bagi kami menemukan moment berharga sekedar saling tatap mata atau bersandar di bahumu. Entah karena rasa cinta yang teramat besar atau karena rasa takut kehilangan tapi hanya kau lah yang pertama kali aku pinta untuk menjalin hidup bersama, mereka sering menyebut ini menikah.

“ hujan “ katamu.

Aku melihat ke angkasa dan benar tetes bening itu tanpa ragu mencurahkan butir besarnya tanpa ragu. Tanganmu menarik pinggangku agar ikut berbagi emperan kecil kios rokok untuk berteduh. Aku rasa bertahanpun tidak ada salahnya karena sudah setengah perjalanan dengan kondisi perut lapar terutama hasrat untuk mengecap pindang patin makin menggebu walaupun baru terlihat ujung atap restonya saja di pelupuk mataku.

Kamu pemalu, tapi tidak denganku yang merasa bebas dan asik bahkan memainkan jemari tanganku pada lenganmu. aku tidak pernah tau sebelumnya jika hanya dengan memandangmu frekuensi getaran sayap kupu di rongga dada begitu hebat mendobrak-dobrak labirin hati.

Hujan menjinak sudah dari liarnya, apa kau pernah tau jika saat kau lepas sweater hanya untuk menutupi bagian kepalaku agar tidak bersentuhan langsung dengan dingin hujan itu hal yang sangat manis. Dan tentunya walaupun aku tak pernah menyampaikan tapi ketika mengusap kakiku dengan tissue yang masih sempat kau beli sebelum memasuki resto adalah seluluh-luluhnya hatiku.

” sini kakinya bersihin pake tissue dulu, supaya ga malu masuk resto masa kakinya kotor “ entahlah kata apa lagi yang bisa aku ucapkan untuk menggambarkan betapa bahagianya aku memilikimu, bukan karena membersihkan kakiku tapi karena hal sekecil itupun kamu selalu mengingatkan kepadaku.

Sayang, masih ku ingat saat di resto aku tidak menghabiskan makan yang aku pesan dan selalu saja kamu menertawakan expresi menahan pedasku.
Seperti tidak ada jarak di antara kita, termaksud segala hal tersembunyipun selalu dapat kita bagi, mungkin itu juga cara kita saling memiliki.
Apa kau tau kerutan di keningku ketika lagi-lagi kau mulai membicarakan dia yang tak pernah berhenti menggodamu.

Cemburu membakar hatiku sayang ketika aku membaca beberapa sms dari dia yang sengaja kau tunjukkan kepadaku, namun tetap ku redam hingga keluar dari resto dalam hujan aku tak peduli. Bergegas ku tinggalkan resto tak peduli kondisi hujan aku tetap berjalan sampai kau tarik tanganku

“ kenapa sih ga berani bilang kalo kita jadian “

“ siapa yang ga berani bilaaaang…. ”

“ aku tuh tau gimana dia, dia ga kan pernah berhenti ngejar kamu kalo ga tau sekarang kita udah jadian!!! Suka juga ya sama dia?!! Sayang ya sama dia ?!! “ jawabku lagi dan tetap berjalan di pinggir jalan raya, tanganmu selalu menarik lenganku agar langkah kakiku terhindar dari aliran air pada tepi jalan minus drainase.

Satu persatu kendaraan bermotor berpapasan dengan tubuh setengah basahku, tapi seakan aku tak peduli. Kala hujan dengan dinginnya menusuk sendi, kala itupula bara api cemburu panasnya membakar hati.

“ iya aku bakal bilang malam ini sama dia “ genggaman tanganmu semakin erat meremas jemariku, “ aku ga pernah suka atau member harapan sama dia, aku cumin mau kamu “ suaramu melemah saat pendangan tak ku arahkan pada kedua bola matamu, aku membuangnya jauh dari sorot mata sendu itu.
Tak ku hiraukan lagi saat kau coba menutup kepalaku dengan jaketmu, aku hanya terdiam meredam seluruh kecemburuan.

“ Aaahh, nanti juga boong! “

“ Mana pernah aku bohong.. aku pasti bilang ke dia “

“ Dari kemaren-kemaren masih aja ditanggapin, mangkanya dia masih sms terus kan “ tanyaku sedikit menuduh.

“ Kamu tidak akan pernah kehilangan aku, dengerin aku dulu mau dia atau siapapun yang aku sayang tetap kamu, cuman kamu “

***

Kita, adalah aku yang selalu menghangat atas cemburu, dan kamu yang selalu berusaha menenangkan hangatnya dan mengganti dengan hangat pelukan.

Perdebatan kecil yang selalu saja meneteskan air mata ku, bukan aku terluka tapi hanya saja aku tak menyukai jika kita saling beradu ego.

Kamu yang menjadikan savana gersang seperti rimbun belantara dengan segala kesejukannya.

Kamu mengerti cara memotong taring singa di balik selimut cemburu dengan indah dan tanpa melukai.

Kamu tau kapan memelukku erat ataupun kapan harus menghunus belati untuk menikam curiga.

Itu lah kamu yang selalu berhasil membuatku tersipu ketika cemburu tak lagi beradu hanya dengan “ aku suka ko melihat kamu cemburu, itu artinya kamu cinta dan takut kehilangan aku “

Lelap tidur tak lain dari vibra pita suara kepunyaanmu yang selalu merasuk dalam gendang telinga menarik malam, agar tetap menyelimuti mimpi hingga pagi esok hanya kamu lagi orang pertama ku rindukan.

Aku memberikan hal yang paling berharga yang selalu ku jaga, sebut saja itu hati dan aku mendapatkan sesuatu yang lebih berharga lagi yaitu hatimu.

Takkan pernah berhasil ku tepaki 24 jam tanpa kehadiran mu di pagi menyingsing, karna aku selalu menghabiskan 31 jam ku dan bukan 24 jam lagi dalam sehari hanya untuk merindukan dan bermanja manis di hamparan gula-gula putih.

Mungkin seperti perangko yang enggan lepas dari amplop pada era gadget terlihat kuno pada bingarnya teknologi namun aku selalu mempunyai cara sendiri untuk melukiskan kisah hati.

Belajar untuk mengerti adalah jalan yang tak pernah habis ku susuri, karena hanya dengan itu pula aku ingin setiap batu sandungan bukan sesuatu yang bisa meleburkan terpautnya hati.

Aku ingin menjadi hal yang selalu kamu banggakan, aku ingin menjadi hati yang tak pernah akan dilepaskan dan aku ingin membunuh cemburu yang lepas pada jalur batas agar tak pernah lagi menyakiti.

Ajari aku untuk memangkasnya, karna akupun sering kali tak mampu mengontrol cemburu yang berlebih sungguh.

Benar, aku sangat mencintaimu dan ini hanyalah cerita tentang dia yang ku cintai.

4 Januari 2014, 2nd editing 03:45 AM

Bang, makasih

‘ Coba keluar dari zona nyaman, kadang permasalahan justru tidak rasional jika kita melihatnya terlalu dekat, dengan keluar sejenak maka akan terlihat permasalahan secara keseluruhan ‘

Begitulah cara beliau memberi nasehat, dengan sesenggukan aku mendengarkan dan merekam walaupun kadang tak seluruhnya juga hehe… Sebut saja ‘abang’ tidak membawa gerobak nasi goreng dan tidak juga meneriakan ‘cendol spcial buat yang jomblo’ tapi cukup abang yang pernah ketemu saat aku di pojokan temlen dan si abang dengan asal aja nyamber mentionan seperti sepenggal bakwan tak bertuan.

Kala itu ketika bumi dikuasai langit gelap, angin kencang berputaran disekeliling rumah, di iringi dedaunan berguguran bersama kilatan-kilatan halilintar kecil membuat udara makin mencekam, sebenernya ga ada hubungan dengan si abang juga karna pada kondisi tersebut tentu saja abang bakso lebih saya butuhkan. Hehe… Piss baang… Kembali ke laptop tentang abang deh ah.

Tulisan ini sengaja dipersembahkan buat abang, sebagai ucapan terimakasih karna selama ini sudah dengan sabar membimbing, dan tanpa lelah menahan kentut saat meeting dengan petinggi-petinggi perusahaan (maaf keceplosan ceritain di blog hahaha…). Dari hal penting sampe hal tidak pentingpun masih saja abang mau mendengarkan. Dari tangis sampai ketawa ga ada yang bikin abang merasa risih. Makasih juga untuk ketulusan kasih sayang buat aufa nyaman bercerita banyak hal.

Bang, selalu ada doa yang terucap agar Tuhan selalu memberikan limpahan rahmat dan menjaga abang. Ajaran kebaikan yang abang berikan akan selalu ku ingat dan semua hal yang tidak baik jangan pernah lelah untuk mengingatkan aufa tentang alter. Makasih sudah jadi temen saat menangis di ICU dulu, terimakasih sudah membantu mencarikan jalan keluar dari ruwetnya real ataupun alter aufa.

Semoga akan banyak cerita lain yang bisa aufa tulis, petualangan-petualangan seru lain ^^ . Semoga abang selalu di beri kesehatan agar bisa selalu menjadi pendengar yang baik saat aufa mendung ataupun berawan. Terimakasih untuk segala support dan doa yang baik. Akan selalu ada waktu ketika abang cari aufa.

Sayang abang ^^

5 Ojek

OJEK, bukan sesuatu yang unik, tapi cukup unik untuk saya yang tinggal di kota kecil tak berpenduduk banyak, dari jeritan pertama terlahir hingga detik menuliskan ini, bisa dihitung dengan sebelah tangan kiri saja saya mengendarai ojek, lebih tepatnya sih cuman lima kali, suka duka yang aku alami sebagai newbie penikmat ojek hingga menjadi mature dalam perojekan, ceritanya begini:

1. Ojek perdana
Ibaratkan seorang gadis bisa dibilang inilah malam pertama yang mendebarkan, peluh, gugup, bingung yang dirasakan antara kebelet pupp atau kentut, nyata terasa bahkan paranoid imaginasi jika ternyata kang ojek ini adalah anggota triad yang berusaha menculik ku sempet terlintas. tidak dipungkiri rasa laparpun mendominasi.

Malam itu di oktober 2012 terlupakan tanggalnya, aahh bukan perkara mudah seorang diri menapaki kota megapolitan ibu kota negara ku. Rute soeta airport di jumat sore menuju pool travel di mangga dua square serasa seperti berjalan kaki dari newyork ke tegal. keberangkatan terakhir ke kota kembang, dengan kondisi terjebak macet tol arah priuk

Mendapatkan ojek berkat bantuan supir taksi burung biru yang memberikan alternatif pindah dari singgasananya untuk mendobrak kemacetan ibu kota agar keresahan berkurang. Sungguh betapa kerennya beliau saat mencarikan ojek di simpangan jalan, sekaligus beliau menyelamatkan saya dari price list perojekan yang disepakati dengan nilai 10k sampai pool travel mangga dua square. terimakasih pak salman dari tegal

Jenis kendaraan honda, dengan cekatan menghidupkan dengan sekali kick starter. Berjaket hitam bertuliskan merk motor yang digunakan. Tanpa ada kode khusus saya melangkah dan memaku pada jog belakang.

“Tas nya di depen aja neng” ucap beliau dan saya menyerahkan tas tanpa menjawab dengan kalimat

“Dari mana neng?” Tanya beliau dan saya masih diam

“Neng baru orang mana?” Masih juga saya diam

“Neng da….” Belum selesai kalimat beliau, saya jawab

“Pa nanti saya jawab semua tapi sekarang saya gugup dan pokoknya kudu cepet sampai travel karna tinggal 10 menit lagi”

Tanpa menjawab beliau menutup kaca helm dan menbah kecepat layaknya rossi pada sentul seperti itu juga beliau melewati satu persatu kendaraan beroda, semakin bertambah rasa gugup karna menghawatirkan aroma badan beliau yang menyengat di ujung hidung, kekawatiran jika tiba-tiba saya pingsan mulai menghantui.

Hasilnya, ahh saya lega akhirnya terkejar juga travel saya atas bantuan Sukirman kang ojek jaket hitam, tak lupa saya senyum kepada beliau dan berlari menuju toilet terdekat.

2. Ojek emas
Namanya emas bukan sembarangan ojek, ojek persaudaraan, hanya kalangan tertentu dan pada waktu yang tak terduga. Kondisi saat itu kenyang (alhamdulillah) berbaur dengan lelah, ngantuk dan sedikit rasa sakit pada tenggorokan karena peradangan.
Seingat saya di tanggal 14 Februari 2013. Mendapatkan dia juga atas kemauannya sendiri dengan suka rela, merasa terhina jika diberi ongkos tapi justru sangat senang hati mentraktir saya menghabiskan malam di kopi tiam.

Jenis kendaraan Yamaha biru, helm full face selalu menggunakan sepatu sport dan tak lupa jaket tebal. Saya mengingat jelas kebiasaan emas ojek yang satu ini tidak pernah lepas dari gadgetnya pun batang rokok yang silih berganti terhisap habis selama bersenda gurau. Mengenal nasi goreng gila di selatan jakarta ataupun tragedi meniup lilin ulang tahun saya.
Rute starbucks jakarta selatan ke hotel harris, menjelang pagi masih saja bersama emas ojek kesayangan. Selalu ada kapanpun saya menepakkan kaki di jakarta, motto nya ‘walaupun aku orang susah tapi sapapun temen yang ke jakarta tidak akan kelaparan’ sambil promosi jika rambut beliau selalu dikeramas menggunakan sampo emeron.

“Besok kamu pulang jam berapa?” Tanyanya di halaman depan hotel harris

“Sore jam 7 sudah take off mas” jawab saya sambil melepas helm dan menyerahkan kepadanya

“Yowes, hati-hati ya besok jangan lupa kabarin kalo pulang”

” hu’um, makasih banyak ya mas ” sambil saya peluk erat.

Saya senang memiliki kakak seperti beliau yang tak pernah memilih berteman dengan siapa saja dan memang ketulusan beliau dalam menjaga adek-adeknya begitu terlihat. Emas Paijo, terimakasih banyak ya…

3. Ojek rumah sakit
Menemukan paman ojek di sekitaran rumah sakit kota saya tidklah mudah karena memang kota kecil ini tidak begitu banyak perojekan. Bahagiapun tidak luput dari rasa lelah, capek, panik dan sedih.

Hari yang saya lupa beserta tanggalnya, namun pastinya di Mei 2013. Di depan Rumah sakit umum daerah tingkat II kota yang berjarak dua jam dari tempat saya tinggal. Dengan kondisi jala pembangunan fly over menambah penat dan selembar CT scane milik orang tua saya biarkan berkibar dengan ujung sisi atas terpegang erat tangan kiri saya.

Siang hari terik, harus berlomba dengan waktu dengan jarak perjalanan 37km tanpa menggunakan jaket saya berada di jok belakang paman ojek bernama Ihay. Kendaraan tahun 80an Honda mengantar saya siang itu dari banjarmasin ke Banjarbaru antar rumah sakit, demi menyelamatkan nyawa orang tua.

Tak banyak pembicaraan selain saya meminta beliau memacu cepat kendaraan, syahdu memang bercampur aroma matahari. Memilih beliau karna analisa saya tidak akan sampaibtepat waktu di Banjarbaru jika menggunakan roda empat dengan kondisi jalan macet.

Terimakasih untuk paman Ihay akhirnya papah dapat terselamatkan atas CT scane yang saya bawa. Membayar lebih dari yang beliau minta sebagai ungkapan bahagia saya atas ketepatan waktu.

4. Ojek Upa
Upa… Upa… Jangan tanya tentang rasa, karna ketika bersama ojek upa pernah dalam kondisi bahagia, sedih, kenyang, lapar, gugup, tenang, marah dan semua tentang rasa hingga air mata ataupun air ingus sampai air hujan turut mengiring.

Upa akan selalu ada setiap kali saya menjejakkan kaki di kota metropolitan, upa memberikan jamuan begitu sempurna dari menu berkelas hingga merakyat. Upa tak pernah mengeluh bahkan kala banjirpun tetap memberi jaminan client duduk dengan aman tanpa setetes air bah membasahi.
Jangan kira upa tenang, kadang bisa bringas seperti hendak melempar tubuh saya ke tengah jalanan ibu kota, dan upa hanya tersenyum sambil berkata ” hehe maaf lubang, gak liat “. Status jomblo atau tidak tanpa berfikir dua kali pengangan erat tabgab saya pada pengemudi adalah jaminan hidup kala upa melaju kencang.

Berbicara dengan upa? Banyak hal dari agama, percintaan bahkan sampai membahas gosip terbaru sampai jenis film berlabel biru pernah upa terima dengan lapang dada dan tetap tabah menopang tidak hanya tubuh pengendara tapi juga dosanya juga barang kali.

Terimakasih upa, sudah menunjukan sudut terkecil hingga bidang terluas keriuhan kota mu, terimakasih untuk jamuan luar biasa dan hal-hal keren, atas nama ojek persaudaraan juga sangat menyuguhkan arti kata saudara beda orang tua, barangkali level teratas dari sahabat. Love u much luwak white n upa nya ^^ . Takkan pernah habis cerita bersama kalian.

5. Ojek kembang
Mengejar penerbangan, lagi-lagi harus beradu cepat dengan waktu, kali ini di kota kembang yang terjebak macet jalanan chiampelas. Menempuh jarak antara chiampelas ke husein sastranegara airport. Mengutuk jalanan chiampelas yang tetiba padat, mengutuk mata yang tak terbangun dua jam sebelumnya dan juga mengutuk supir taksi yang mengunakan rute lain ternyata makin tidak membuat hasil yang lebih baik.

Seorang polisi berumur pak Butar saya dapati di pos berukuran 4 x 6 meter. Sungguh abdi masyarakat, tanpa berkeberatan beliau yang sempat bertanya asal saya dan menjawab ‘dayak dong’ mencarikan ojek serta menjamin harga yang diberikan adalah pasaran standart kota kembang.
Lumayanlah, walaupun tampak gugup entah karna jalan yang kami lalui adalah sejenis komunitas tikus atau karena tubuh beliau tidak lebih tebal dari saya menahan kami berdua melalui tikungan-tikungan patah, polisi tidur tanpa dengkuran, ataupun portal komplek kecil di padatnya kota kembang.

Injury time, checkin pada panggilan terakhir, berlari tanpa memperdulikan orang disekitar, tidak ada bagasi mempermudah terobosan menuju pintu keberangkatan penerbangan terakhir kembali ke kota saya. Terimakasih mang cep, berkat mamang selembar tiket tak terbakar di tangan saya.

20130830-110041.jpg

PHP VIII ( iya bukan berarti ‘iya’)

Pagi yang disambut mentari dari pelataran rumah sembari mengenakan kaos kaki berwarna coklat muda dan pantofel hitam mika saya sudah memiliki daftar nama yang harus dengan tulus menghaturkan maaf ke mereka ya terutama kepada tokoh yang sering saya sebutkan dibeberapa cerpen saya, tak lain kepada Ibu Mia. First day at work, bukan perkara gampang untuk karyawan setelah melewati libur lebaran yang menurut kami para karyawan tambang sih tidak terlalu panjang karna H+3 sudah harus kembali beraktifitas. Nuansa ketupat dan opor yang masih kental dirasa ataupun limpahan kue yang identik dengan lebaran masih belum habis menjadi topic utama pembicaraan dari obrolan karyawan. Saling silaturahmi bersalam-salaman dengan latar belakang memohon maaf pun menjadi tradisi yang tak ditinggalkan. Jelas saja salah satunya saya sendiri selaku karyawan melakukan hal yang sama.
Kembali ke topic awal mengenai Ibu Mia, menurut kabar semua satwa yang lingkupnya lebih besar dari sekedar kabar burung, ibu mia tidak mudik dan untuk memastikannya saya coba cros cek ke yang bersangkutan melalui pesan singkat
Fa: “assalamualaikum ibu, mohon maaf lahir bathin buat kesalahan aufa, ibu mudik ya?”
Mia: “Waalaikumsalam, mohon dimaafkan juga untuk kesalahan kami sekelarga mba, tidak mudik”
Fa: ”iya ibu berarti hari ini bisa masak buat makan siang ya, hari ini ada sekitar 135 karyawan”
Mia: “iya bisa mbak, nanti saya masakin yang segar capcay supaya tidak bosan sama opor”
Fa: “sip laahhh”

Continue reading »