PHP VII (Duri dalam daging)

Siang itu di pantry (terpaksa) tercinta…
“ Menu makannya apa ini bu “ sambil mendekat ke meja sajian menu berukuran 2 x 5 meter yang tertata rapi dengan wadah hidangan yang seharusnya memang tampak lezat.
“ banyak mba, tapi special hari ini untuk mba saya bikinkan ikan balado sama capcay kuah kesukaan mba aufa“ sambil membuka salah satu penutup loyang kecil, tampak ikan balado berukuran utuh tanpa dipotong.
“ asik nih, ikan apa itu bu?? Sepertinya itu bukan capcay deh bu pasti tumis wortel yang ibu kasih kuah banyakan seperti biasa dan disebut dengan capcay“ balas saya sedikit menghilangkan kegembiraan dari rona wajah
“ ya pasti asik dong, dari kemaren2 juga saya asik kalo masak kan sudah dapet ajaran dari master cep yang di tipi itu lo mba, jadi itu memang capcay yang saya kreasikan gitu “
“ pantesaaann (tetap aja masakannya ga enak *dalam hati* *hanya berani dalam hati*) jago ya sekarang, bandengnya di presto ga? Saya aga trauma sama bandeng masalahnya “ mengerucutkan dahi sambil menerima sepiring nasi putih dari pelayan bu Mia
“ iya dong, pasti itu presto “ dibubuhi senyum yang nampak kendor karna kerutan pada pipi beliau sangat lugas tergores.

Siang itu memang mengalami starving level zeus, dikarenakan memang sejak malam hari saya tidak memasukkan makanan ke mulut pengaruh kelelahan sejak bertarung dengan pekerjaan kantor dan pagi hari juga tidak bisa menyempatkan diri untuk menikmati hidangan sarapan pagi. Dan konon katanya jika dalam kondisi lapar yang termat sangat, menu makanan apapun akan terasa nikmat dengan kecepatan suap dan kunyah melebihi nilai rata-rata. Sepertinya begitulah kondisi saya saat itu, tidak juga seperti babi yang membutakan diri tapi bisa dibilang membabi buta menikmati menu makanan ibu Mia. Suap demi suap makanan yang saya kunyah memiliki rasa yang susah digambarkan dengan logika karna logika saya tetap beranggapan tidak ada sensasi balado atau tumis maaf maksud saya capcay kuah seperti kreasi yang sempat ibu Mia peroleh dari master chef, katanya. Dengan menggunakan filsafat save the best for the last maka saya mulai menyuap ikan bandeng sebagai smash terakhir pertempuran saya siang itu dengan masakan ibu Mia, sebelum seluruh nasi habis di piring.
“ awww…” rintih saya pelan, tentunya bukan rintihan seperti yang artis ibu kota memainkan film indi bersama vocalis band ternama dalam negeri itu ya. Sambil meletakkan sendok dan mengambil segelas besar air putih
“ kenapa fa ? “ ujar hanna rekan sekantor saya yang sedari tadi melihat heran tingkah saya.
“ Na.. duri ikan nyangkut di tenggorokan “ ucap saya dengan keringat bercucuran menahan sakit dan bibir memerah menahan pedas serta hati meremuk menahan rindu. (*skip! back to line, bukan cerpen galau, ingat faaa.. ingaatt… ga perlu bawa-bawa hati kaleee*)

Antara menahan tawa dan simpati seperti tampang kura-kura melihat melihat kecoa tidak bisa membalikkan badan karna tubuhnya terbalik. Hanna membantu mengusap punggung saya, dan berkata “ heee kamu mimpi apa sih fa jadi bisa ketelen tulang ikan gitu “
“ ga mimpi apa-apa cuman doanya minta dikasih pemilik tulang rusuk tapi ko yang dating tulang bandeng gini, lagian katanya bandengnya dipresto tapi nyatanya kaga. Durinya panjang banget lagi ini“ mengusap leher bagian depan, mencoba merilexkan badan sambil mencari-cari solusi melalui social media yang memang akses tercepat yang saya pikirkan, broadcast via BBM, WA dan posting via twiter menanyakan solusi hanya dengan “ gimana kelaurin tulang ikan “

Dari beberapa jawabannya yang tersaring, mendapatkan solusi :

1. Makan nasi digumpal tanpa dikunyah
Solusi ini saya sudah coba di awal tertelannya duri, mulai dari gumpalan kecil hingga gumpalan besar yang menyebabkan susah bernafas karna ternyata terlalu besar saya menelan nasi, tapi masih saja tidak bergerak dari posisinya. Ide yang dikirimkan oleh banyak orang, bahkan salah satu temen sempat menanyakan :
Him : “kurang banyak kamu makan nasinya”
Fa : “tadi abis sepiring udah
Him : “nasi gumpalaaann buikan nasi menu kamu “ emosi detector menyala
Fa : “ Banyaaakk, ga ngaruh masih “
Hasil: GAGAL

2. Makan pisang tanpa dikunyah
Masukan ke dua yang saya terima, walaupun hari ini memang cuci mulutnya adalah pisang tapi bisa ga sih ngebayangin masukin pisang ke mulut tanpa dikunyah??. Walaupun ide ini terbilang aga ambigu buat saya tapi tetap saja pisang yang ada di atas meja saji yang saya masukan ke mulut, bukan pisang yang lain apa lagi pisang tetangga yang selalu lebih besar. Dan solusi ini tidak memberikan dampak positif sedikitpun selain menjadi sesak area tenggorokan saya
Hasil: GAGAL

3. Minum air gula
Solusi lain yang saya terima dari salah satu teman jejaring social melalui applikasi Whats app, dan tanpa ragu saya mengaduk 3 sendok makan gula dan menyeduhnya dengan setengah gelas belimbing air panas, kemudian meminumnya. Eemmm terasa sangat manis dan pekat bahkan aroma aren begitu menyengat, bukan tebu sih sepertinya. Namum masihsaja tidak menggoyahkan pertahanan tulang bandeng, dan masih terasa sakit menusuk
Hasil : GAGAL JUGA

4. Madu
Saya mendapatkan solusi ini dari jejaring social Line, sesendok madu. Bukan hanya sesendok bahkan sesachet madu saya menelannya dalam bentuk cair, namun masih saja tidak membuahkan hasil dan saya teringat dengan jorgan “ kalo ga mau dimadu ya diracun aja “ saya rasa untuk racun bukan dan tidak akan saya gunakan -____-
Hasil : GAGAL MASIH

5. Es Krim
Dalam kondisi normal saya sangat menyukai jenis makanan ini, tapi dalam kondisi tidak normal seperti saat ini, menelannya pun sangat memerlukan pengorbanan besar. Analisa dokter yang saya terima dari BBM karna es krim mampu mengeraskan rongga tenggorokan dan menjadikan tulang ikan terlepas dari tenggorokan, es krim cup besar siang itu masih juga tidak menunjukkan kemajuan dan hasil lain membuat begah perut saya
Hasil: TETAP GAGAL

6. Makan Ikan
Ide yang saya terima dari @DevilCesca2788
Wak : “ Makan ikannya lagi fa “
Fa : “ kenapa ko kudu makan ikannya lagi “
Wak : “ yakali aja ikannya bisa menemukan tulang dia yang hilang di tenggorokan kamu “
Fa : “ seriusan!!! Ga ada apa solusi lain?? “
Wak : “ makan sandal “
Fa : “ makasiiihhhhh…….!! “
Wak : “ haha… oon kamu ko bisa banget kamu ketelen “
Fa : “ bodo..!”
Huuffttt dia bully never ending pemirsa, dan jelas aja saya tidak menggunakan ide absurd ini
Hasil: GAGAL MAKSIMAL

7. Traditional primitive
Masukan dari teman yang memiliki profesi banker di salah satu bank BUMN, memberikan cara pengobatan secara mistik, sebut saja Jolie
Jol : “dibacakan doa sama dukun dayaknya, lewat telpon kamu minum air sekarang
Fa : “ haha… emang bisa gitu cuman lewat telpon dan ilang tiba-tiba durinya “
Jol : “ diiiaamm kamu! Buruan ikutin jangan ketawa-ketawa”
Fa : “ hahaa ga nya gitu cuman berasa aneh aja “ tertawa terbahak sambil minum air
Jol : “kamu harus yakin sembuh, karna kunci pengobatan ini ya keyakinan”
Fa : “ ya gimana mau yakin hahaaa… “
Tapi tetap saja ritual ini saya lakukan, demi kesinambungan tenggorokan yang sakit
Hasil : ABU GAGAL

8. Kucing
Sore sepulang kerja, saya kembali ke pantry untuk complain atas kejadian tersebut, dengan maksud agar tidak terjadi pada kemudian hari, Pemberi Harapan Pantry Ibu Mia yang mengatakan bandeng presto ternyata lebih menyakitkan dari pada harapan palsu anak twiter atas janji folback salah satu followingnya.
Mia : “masih mba durinya nancep “
Fa : “masih lah, ibu juga katanya dipresto ternyata ga, lain kali kalo bandeng prestoin dong”
Mia : puppy eyes “ nyuwun ngapunten mbaa… saya ga ngerti presto itu apa “
Fa : “astagaa.. masa iya ga tau” #TepokJidat #JidatMacanBogor
Mia : “coba itu mba make tangan kucing, bisa sembuh ko…”
Fa : “emang di apain ? kek ga masuk akal banget“
Mia : “ iya itu kaki kucingnya di usap-usapkan ke leher 3x sambil bilang Bismillah “
Fa : “jangan bilang kalo ibu dapet ide itu gegara liat eyang subur deh “
Mia : “mba mana sih omongan saya yang salah ‘
Fa : Banyaaakkk…… “ #EmosiJiwa
Hasil : Sangat jelas tidak saya lakukan

9. Coke
Masukan lain yang saya terima melalui Direct Message Twiter untuk minum coke karna menurut ilmu kimia memang kandungan carbon melemahkan tulang termaksud tulang ikan juja seharusnya, menghabiskan sebotol besar coke dengan hasil yang begitu luar biasa yaitu beser! Dan duri tetap gelendotan manis di tenggorokan
Hasil: Gagal juga

10. Berdoa dan bobo
Desperado hingga ubun-ubun namun masih sangat terasa sakit pada tenggorokan, masih berusaha mencari solusi dan pembicaraan dengan @ItsJust_diamond
Mon : “sudah make cara apa? “
Fa : “ semua “ tampang kusut berantakan, nada suara melemah ngenes
Mon : “ ya udah bobo aja dan berdoa semoga cepet durinya jadi pupp “
Fa : menari napas panjang “ ide laaaiiiinnn “
Mon : “ Lagian kaya anak kecil, paniknya ampun banget deh, coba masukin jari “
Fa : “ sekarang ? “
Mon : “ Ga, habis nunggu lebaran monyet!! Laiya lah, buru giihh “
Tak berapa lama kemudian…
Fa : “ udaahh… iiihh ga enak banget jari dimasukin tenggorokan ya, sampe nangis “
Mon : “ syukurlah udah keluar durinya “
Fa : “ belon keluaarrrr “
Mon : “ lah, tadi katanya udah masukin jari jadi tarik keluar aja durinya “
Fa : “ lah ga bilang kalo suruh tarik, tadi kesentuh sih durinya tapi ya cuman aku nyentuh
aja memastikan dia masih ada “
Mon : “ ASTAGAAAA….!!! Hahaha Kadang selebtweet oon yaakk “
Fa : “ instruksinya kaga jelaas..,, sabar sabar sabaaarr… iya aku bobo aja deehh ”
Hasil : Semakin tidak jelas tingkat kegagalannya

Setelah perjuangan panjang tanpa hasil dan semakin terasa sakit di tenggorokan saya memutuskan istirahat malam itu pada pukul 12 malam, lima belas menit memejamkan mata tiba-tiba terbangun oleh dering gadget terpampang nama “ jolie “
“ haloo.. iya jol, aku baru bobo, kebangun “ suara parau
“ eh fa, itu Ibu dayak yang obatin kamu, dia barusan nelpon katanya dia merasakan tenggorokannya sakit gegara kamu ga percaya sama dia, haha…. Ayoo percaya gih, kasian Ibu itu “ sambil tertawa terpingkal – pingkal
“ Jol, bukannya kamu juja yang ajarin jangan percaya sama sapa-sapa selain Tuhan “
“ hahaha.. iya tapi kasian beliau kesakitan “
Laahh.. terus aku kudu piye pemirsa ??
***
Selama tiga hari akhirnya duri tersebut berhasil lenyap dari tenggorokan dan saya tidak tau jelas ide yang mana yang telah berhasil meruntuhkan pertahanannya ^^,

2 thoughts on “PHP VII (Duri dalam daging)

  1. ini cerita lucu apa sedih sih? pengin ketawa tapi kok ya kasian 🙁
    pengin sedih tapi kok lucu…bhahahaa *ketawa ajah dech #oups

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *