Berhenti cengeng!

Hari ini motorku rusak, entah bagiamana juga aku tidak tau yang jelas aku harus menggunakan kickstarter yang menurutku sangat merepotkan terlebih lagi dengan heels yang ku gunakan.

Hari ini motorku masih rusak, entah bagaimana PBB 2013 belum dibayar tanpa dinyana pak RT memperingatkan kepadaku untuk melunasinya segera, aku tidak pernah mengurus itu sebelumnya
Hari ini motorku masih rusak, PBB 2013 belum dibayar, entah bagaimana pohon mangga di depan rumah tak pernah menumbuhkan daunnya lagi, merangas dan kering. Pohon mangga harus ditebang karena apabila hujan dan badai besar akan menjadi ancaman bahaya jika tumbang mengenai atap rumah.

Hari ini motorku masih rusak, PBB 2013 masih belum dibayar, pohon mangga belum ditebang, entah bagaimana aku tergelincir di jalan raya dan tersungkur pada aspal, aku kecelakaan tunggal. Kaki dan tangan lebam serta lututku terluka. Tapi aku tak menangis.

Motor rusak, pembayaran PBB, menebang pohon manggapun biasanya ayah yang melakukan, tapi hati ini tidak lagi karena ayah sudah berada pada sisi Tuhan. Dan hari ini ketika terjatuh dari motor aku ingin sekali menangis kencang tapi aku ingat jika aku tak memiliki ayah lagi, tidak boleh cengeng! Begitu kataku kepada diriku sendiri.

Satriaku membisu

Dan bahkan sejak surat ini kau terima mungkin kau akan selalu saja diam, ok aku terima itu.

Sedikitpun kau tak pernah mengeluarkan kata sebagai permintaan maaf atau sekedar sapaan. Setiap pagi aku yang selalu setia membuatmu hangat, memang tanpa kau minta tentunya. Engkau tetaplah satriaku.

Aku hanya mencoba mengerti apa yang kau butuhkan, dan jika aku tidak memberinya kala itu jangan pernah berfikir jika aku tak pedulikan mu. Jika suatu ketika kau lihat aku dengan yang lain jangan menumbuhkun cemburu, aku mohon. Karena bisa jadi saat aku perlukan hanya dia yang ada di dekatku.

Aku tak pernah memintamu untuk mengusap punggungku seperti yang selalu aku lakukan padamu. Aku juga tidak pernah meminta mu membelikan apa yang ku mau sama seperti yang selalu aku lakukan padamu.

Yang aku mau, tolong jangan membuatku mengeluh ketika aku ingin menunggangi mu, satria ku.

Dari aku, pemilik mu.

Untuk satria(ku) FU150.

Adalah kamu

Sudah menceritakan tentang senja?

Adalah kamu senja, yang ku kenal melalui media sebuah burung biru. Kamu menulis algabet rindu, kamu melukiskan jingga yang berubah keemasan dan kamu juga yang menghipnotis para wanita dengan kata.

Sifat sederhana dan tak pernah meninggi atas karya yang bernilai tinggi adalah kamu. Juga kamu yang tak luput dari satu mentionpun ketika menarikan jemari melahirkan karya.
Tidak ada yang salah atas penilaianku bukan? ^^

Sudah layaknya sedimen senja menyuarakan barisan indah sastra mendekap pada hangat bilik mentari terbenam. Sudah waktunya aku menengadahkan tangan meminta sedikit ilmu agar goresanku seindah itu jua.

Sejenak seperti senja tapi sehangat layaknya pelukan sepasang kekasih yang tak ingin terpisah. Adalah kebahagiaan mampu mengenal dan belajar menjadi penulis seperti mu, setidaknya menulis senja terlebih dahulu.

Ajari aku berkarya..

Agar kelak ada satu nama yang aku sebut sebagai seorang guru yang tak pernah miskin atas ilmu dari yang sebagian kecilaku dapatkan. Adalah namamu sedimen senja.

Tema khusus untuk @sedimensenja

Berbagi pelangi

Aku enggan menulis
Walaupun banyak kata terpapar manis
Tanpa ada lagi picingan mata menatap sinis
Tetap saja tak ingin aku menghujat aksara dengan bengis.

Aku enggan berpuisi
Selayaknya hamparan karya yang hanya membasi
Pernah juga membentuknya sebagai butiran aminisi
Namun hanya sebatas khayal ilusi.

Aku enggan bercerita
Biarkan saja tanpa ada kabar berita
Karena lidah masih saja kelu terbata
Seperti lekam menikam tarian suka cita.

Aku enggan dimengerti
Ada kalanya sendiri ku adalah mimpi yang tiada henti
Malam bahkan tak pernah berujar jika harus berganti
Dan matahari tak akan pernah menjadi sejati.

Aku hanya ingin berbagi
Tak terbatas pada pencitraan karya sebuah elegi
Mungkin nanti menjadi salah satu pelangi
Yang tersimpan manis hingga kau tanyakan lagi.

Air mata yang menangis

Maaf aku tidak bisa banyak menolong..

Bukan suatu ketidak pedulian tapi ini adalah caraku untuk mendidikmu agar jauh lebih kuat. Aku tidak pernah pergi walaupun aku tidak pernah kau lihat lagi atau tidak terasa wujudnya.

Aku selalu di sini, menemanimu hanya saja adalah caraku menyayangimu dengan cara tidak menampakkan diri. Aku akan tetap melindungimu, tapi dengan laku yang berbeda.

Aku tau bagaimana sakitnya ketika pagi ini kamu tergelincir dari motor tepat di tikungan jalan raya lintas daerah kala aspal masih basah oleh hujan.

Aku tau kau tertatih, aku tau kau menahan sakit dan sesak di dada bukan hanya karena benturan aspal tapi juga ketika hanya ada seorang pemulung yang menolong mu. Tapi yakinlah itulah terbaik dari semesta untuk menjadikanmu lebih kuat.

Percayalah, aku sangat tau bagaimana rasanya ketika lutut terluka atau telapak tangan berdarah dan aku pun menangis kala itu tanpa kau ketahui tentunya.

Jangan pernah merasa lemah hanya ketiadaan seorang ayah, kamu harus tetap berlari dan aku akan selalu ada menemani.

Bahkan sejak hari kedua kepergian ayahmu aku sudah tidak hadir lagi, aku tau betapa hancurnya dirimu tanpa aku. Percayalah bahwa kau lebih kuat dari asumsi mu sendiri.

Jangan rindukan aku, carilah aku saat kau bahagia saja.

Dari aku air matamu

Remahan raga

Kamu yang di sana

pernahkah sedikit kau ingat jika kita pernah menjadi bagian yang sama, ketika semilir angin meniup lirih sekuat pelukan kau lindungi aku dari lunglai gerakan hembusannya. atau pada ketika mentari belum lagi terbangun embun-embun menari indah menggoda ku dan kau berusaha diam sebagai kode dari cemburu.

Sedikitpun kita tak berjarak selama hari berganti, selama itu pula aku selalu setia menjaga mu. Aku menjadikan mu tetap indah diantara yang lain, aku selalu menghadirkan hal baru ketika kejemuan mendera.
Tidak ada kesetiaan yang patut diragukan lagi ketika aku menjadi bagian dirimu, bahkan saat kita tak lagi satu kesetiaanku jualah yang menuntun agar selalu memberikan yang terbaik bagimu.

Tak perlu kau menyentuhku, karena dia yang baru akan menggantikan kehadiranku walaupun tanpa sedikitpun kau sadari aku mengorbankan ragaku agar kau tetap kokoh.

Jika suatu saat ada kehidupan kecil baru atas bagian tubuhmu sudikah kau menceritakan barang sejenak mengenai kesetiaan helai daun seperti aku yang kini meremahkan raga untuk menjadikan ranting seperti kamu tetap subur.

Asal jangan pernah kau bisikan tentang aku kepada burung-burung kecil yang sesekali berceloteh karena mereka sering membawa kabar tak benar jika kesetiian hanya milik sepasang merpati saja.

Dengan remahan raga yang terhias pada bongkahan tanah adalah kesetiaan ku sebagai helai daun, sayang.

Sebenarnya mas @aditsme

Mas..
Apa kabar jogja sana? Apakah abu vulkanik sempat mengusik mu? Barangkali surat ku ini bisa menjadi penawar kesegarannya. Walaupun singkat, masih saja aku berharap memberi sedikit arti.

Lagi-lagi tak pernah seharipun tanpa tawa ketika mencuri lihat kicauan burung biru yang melintas di timeline ku. Selalu tak pernah gagal menyuguhkan lengkung bibirku.

Mas..
Tak sopankah jika aku sekedar bertanya tentang tambatan hati mu? Ahh.. Pasti dia bidadari yang beruntung dimana setiap harinya selalu ditemani canda dan tawamu.
Sebenarnya sudah sejak lama ingin aku follow akun twitermu, setelah membaca naskah goresan milikmu yang ku beli di toko buku. Tapi belum juga mulai sudah kuurungkan niat atas nama patah hati melihat bio mu terpatri akun milik bidadari itu, percaya atau tidak sebut saja aku patah hati.

Baru-baru saja aku berhasil menekan tombol follow setelah tak lagi terisi akun lain di bio mu, tentu saja dengan sedikit perasaan senang, tapi tolong jangan pandang ini sebagai kebahagiaan kehancuran masa lalu mu. Aku hanya bahagia bisa berteman dengan mas di jogja.

Mas..
Sudikah kelak kita duduk pada satu meja saling berbagi cerita candi di jogja ataupun hamparan tambang tempatku kini mengeruk piring nasi.
Hanya masih seputaran imaginasi ku saja tapi bisa kupastikan jika kau adalah seorang yang menyenangkan untuk menjalin pertemanan bukan sekedar dunia maya seperti saat ini.

Anggap saja surat ini adalah kejujuran dan keinginan yang tersembunyi barangkali semesta mengabulkan permintaan ku untuk kita satu meja.
Mas @aditsme aku merindukan naskahmu, dari guratan aksara itu aku mulai menyukai seorang adit tanpa ku tau lebih banyak.

Mas.. Sebentar, aku keluar rumah menatap langit malam, apakah langit jogja juga sekelam ini? Tunggu… Tak perlu kau beri tau sekarang, nanti saja ketika jarak kita tak lebih dari satu meter, mungkin.

Spcial for @aditsme

Semalu mau ku

Ajakan kencan…

Sekilas saja hanya ingin ku bertanya mengenai kabar mu di sana. Kesehatan semoga selalu menyertai bersama doa kami penulis surat cinta. Maaf, bukan kami tapi lebih tepatnya aku yang selalu mengagumi ketulusan tugas yang kau emban.

Ajakan kencan…

Sejenak aku ceritakan atas diriku yang pemalu dan memberanikan diri menyerahkan malu hanya untuk mengajakmu berkeliling dengan Agya. Hanya ada kau dan aku tentunya. Sudikah?

Ajakan kencan…

Sudah sering menyampaikan lembaran suratku dan kali ini lembaran yang aku kirim hanya untuk mu, barangkali dengan Agya mampu membuat kenyamanan kita lebih lebaran.

Ajakan kencan…

Tidak seromantis juliet yang menenggak racun untuk mematrikan kisah hati kepada romeo memang tapi ini adalah semalu kemauan ku untuk meminta mu menjelajah panorama semesta bukan dengan delman atau unta tapi dengan Agya.

Jadi bagaimana dengan

Ajakan kencan

Ku?

Tarian ujung pena

Adalah rasa yang tercipta dalam tiap barisan aksara. Sebuah mimpi yang tak pernah mungkin terbayangkan dari pemikiran yang terpenjara. Ada pula perih hanya tergambar melalui alfabet sang juara.

Menari dengan ujung pena, terluka saat mengulang memori yang menggelayuti dunia fana. Mencoba tetap tersenyum ketika semua menjadi nyata tanpa warna.

Aku mencipta pada hasil karya dengan air mata dan tawa. Jika suka maka biarkan menjadi bagian dari jiwa. Namun jika tak untuk disukai biarlah ku coba mengulang untuk yang kedua.

Kadang hanya semata menulis tentang cinta yang penuh luka, atau menghiasi lembar kertas dengan aksara yang tak semua orang suka. Biarlah, karena ada mimpi yang memang lebih baik untuk tidak dibuka.

Camar putih berarak pada langit biru, sungguh menciptakan karya bersama butir pasir bukanlah hal keliru. Semoga masih ada penyuka kata yang meniti lembaran tertoreh pena seperti membentangkan pelangi baru.

Perihal terhenti kemarin

Pak pos surat cintaku, apa kabarmu? Lelahkah?

Pak pos biarkan kali ini aku menulis surat untuk mu, mungkin hanya ini caraku mengutarakan ‘tak sengaja terhenti’. Klise memang tapi sungguh hanya ingin ku ceritakan sedikit.

Sebelum ini aku memang pernah berhenti selama beberapa hari menulis surat, bukan berisik di kepala yang sudah sepi bukan pula ujung pena yang tak lagi bergerak tapi karena hatiku terpatahkan. Jangan tanya siapa yang menjadikannya hancur bukan jarak atau cinta sebelah pihak tapi karena maut menjemput ayahku di minggu sore kemarin.

Pak pos, aku terluka lebih meraja di saat harus ku tahan isak tangis karena proses pengobatan sinus yang memaksa agar jangan sampai kembali cairan mengalir di hidung untuk sementara.

Hanya lewat kata, hanya bermain surat adalah caraku mengalihkan kesedihan ini terlebih ketika ibu menangis mengenang ayah. Keterbatasan sebagai manusia di luar kuasa adalah takdir bukan? Tak sengaja berhenti menulis surat cinta karena kesedihan menusuk kreatifku.

Pak pos, rangkaian kata adalah duniaku. Perlahan aku akan menatanya kembali. Bermain dengan tumpukan surat yang nanti akan ku titipkan lewat kamu.

Pak pos, terimakasih sudah dengan sabar membaca dan menyampaikan lembaran yang aku tulis. Jangan pernah bosan untuk membantuku berkarya, semoga kelak akan banyak kebahagiaan untuk mu

Dari aku di Borneo

Sebut saja Aufa