Mata cermin

Selamat pagi cermin

Pagi ini aku menuliskan surat yang mungkin sebelumya tidak pernah kau duga. Aku selalu memperhatikan mu dalam diam ku selama bertahun-tahun bahkan.

Februari bulan cinta, tapi sayangnya sudah sejak sebulan lalu tatapan mata mu begitu kosong dan lelah. Tidak ada lagi keceriaan dan binar mata kebahagiaan seperti sebelum-sebelumnya.

Cermin, apa hati mu terpatahkan? Atau ada hal lain yang meresahkan mu? Hingga nampak perubahan besar pada sorot matamu. Aku ingin mendengar dan membantumu kembali seperti dulu agar aku tak segan lagi memandang mu setiap kali membuka pintu lemari besar di pojok kiri kamar.

Jika nanti ada pakaian badut ingin sekali aku mengenakannya dan menari-nari di hadapan mu, barang kali keceriaan badut bisa mengembalikan tawa mu.

Cermin, kamu menangis malam itu terisak. Maaf aku mencuri dengar ketika di puncak malam aku membuka lemari untuk mengeluarkan mukena yang hendak ku kenakan pada sholat malam. Hanya sepintas aku melihatmu, akupun tak berani bertanya.

Baiklah cermin, semoga surat ini bisa membuat mu merasa tidak sendiri, jika masih ada aku yang akan selalu setia mendengar keluh kesah dan aku juga yang nanti akan berupaya mengembalikan binar bahagia di mata mu.

Yang selalu memperhatikan mu

Aufa

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *