Kamu yang di sana
pernahkah sedikit kau ingat jika kita pernah menjadi bagian yang sama, ketika semilir angin meniup lirih sekuat pelukan kau lindungi aku dari lunglai gerakan hembusannya. atau pada ketika mentari belum lagi terbangun embun-embun menari indah menggoda ku dan kau berusaha diam sebagai kode dari cemburu.
Sedikitpun kita tak berjarak selama hari berganti, selama itu pula aku selalu setia menjaga mu. Aku menjadikan mu tetap indah diantara yang lain, aku selalu menghadirkan hal baru ketika kejemuan mendera.
Tidak ada kesetiaan yang patut diragukan lagi ketika aku menjadi bagian dirimu, bahkan saat kita tak lagi satu kesetiaanku jualah yang menuntun agar selalu memberikan yang terbaik bagimu.
Tak perlu kau menyentuhku, karena dia yang baru akan menggantikan kehadiranku walaupun tanpa sedikitpun kau sadari aku mengorbankan ragaku agar kau tetap kokoh.
Jika suatu saat ada kehidupan kecil baru atas bagian tubuhmu sudikah kau menceritakan barang sejenak mengenai kesetiaan helai daun seperti aku yang kini meremahkan raga untuk menjadikan ranting seperti kamu tetap subur.
Asal jangan pernah kau bisikan tentang aku kepada burung-burung kecil yang sesekali berceloteh karena mereka sering membawa kabar tak benar jika kesetiian hanya milik sepasang merpati saja.
Dengan remahan raga yang terhias pada bongkahan tanah adalah kesetiaan ku sebagai helai daun, sayang.