Bukan perkara mudah jika aku menggoreskan pena demi sebuah surat untuk sepasang mata. Apa jadinya jika banyak mata lain yang memandang atas ketidakwarasanku ini.
Tapi biarlah, toh aku bukan seniman dan bukan penulis. Aku hanya selasar dedaunan kering yang mencari ketenangan pada gemuruh caci maki. Bagaimana tidak ingin ku tulis jika mata hanya mampu membaca bukan? Bukan kepunyaanmu untuk mendengar.
Kau bilang terjatuh dan terpuruk, sungguh buka hanya kau yang pernah mengalami itu. Lalu kau ingin bilang ‘sendiri’?. Jangan selalu beranggapan jika sendiri jauh lebih sepi dari pada bersama.
Sudah menjadi lazim ketika jatuh maka akan banyak kaki yang mendorong, tapi yakinlah jika Tuhan akan membukakan tangan-tangan lain untuk menarik keluar. Jalannya memang tak mudah, namun bukan berarti kau harus berbalik arah. Karena lintasan bebas hambatan kadang kala milik mereka yang ingin menjadi buruk.
Coba tengadah dan bebaskan mimpimu. Berlarilah dengan hebat, dengan begitu rapuhmu tak lagi menjadi kelemahan
Kepada sepasang mata yang takut, tak perlu ragu untuk menuju cahaya kebaikan. Jika untuk kebaikan maka keberanianlah yang harus kau tunjukan. Lebih baik menjadi baik karena buruk dari pada tidak pernah baik.
Kepada sepasang mata yang takut, sang pencipta mu lah sebaik-baiknya hal yang harus kau takuti. Jangan berhenti di sini. Jangan pernah merasa sendiri.
Karena Tuhan akan terus bersama orang-orang yang dalam perjuangan menuju kebaikan.