Kenapa kamu menangis?

Basah…

Hari ini kau menangis lagi. Entah bagaimana caraku menanyakan maksud air mata yang selalu keluar itu. Sejak tadi malam bahkan raungan mu mengusik tidurku. Maaf jika sempat aku menggerutu.

Aku tak tau apa yang membuatmu terluka. Apalah kau butuh pelukan? Yang mungkin tanganku tak luas tapi aku akan lakukan jika itu mampu membuatmu tenang barang sejenak.

Aku tak tau bagaimana cara untuk menghiburmu. Apakah kau perlu sandaran? Walaupun pundakku tak sekuat pilar istana kepresidenan tapi sungguh aku ingin menjadi penguat apabila sebuah sandaran yang kau perlukan.

Kau menangis, tapi apakah benar itu karena luka? Atau justru itu hanyalah jawaban dari doa-doa yang belum sempat kau berikan pada kemarau kemarin.

Atau bahkan hanya caramu untuk mengetahui seberapa besar rasa cinta kami, pada belahan kehidupanmu. Benar, jika mencintai maka sepaket dengan menjaga. Walaupun mulut kami mengucap cinta namun menjaga belum tentu terlaksana.

Berhentilah menangis, agar mereka saudara-saudaraku tak lagi menangis karena air matamu yang mampu beranakan sungai.

Aku tak menghujat dan aku tak menolak, aku hanya ingin kau tau jika kami juga mencintai bumi sepertihalnya dirimu langit.

Adalah caramu memeluk bumi dengan menghadiahkan hujan.

Adalah caraku mencintaimu dengan mensyukuri tiap bulir air yang jatuh.

Kepada langit, sebut saja aku Aufa.

Penasaran yang terobati

Selamat pagi ka iit..,

Surat sederhana yang ingin saya sampaikan… Terlalu klise jika saya menanyakan kabar bukan? Jadi bolehkan saya kali ini memanyakan perihal kesehatan saja? Baikkah?

Tahun kedua Saya mengikuti program #30HariMenulisSuratCinta . Jujur memang sebelumnya saya tidak pernah follow akun twiter ka iit. Baru sejak pengumuman pak pos dari bosse saya mulai follow ka iit berdasarkan abjad pembagiannya.

Ada sedikit rasa penasaran dengan melihat banyaknya mention yang kecewa karena pos mereka bukan ka iit. Sungguh penilaian pertama tentu saja bukan hanya karena ava ka iit yang selalu tampil indah dan anggun (kecuali ava bebek saat ini tidak termaksud di sini).

Setelah hari pertama ka iit mengantarkan surat, dan juga ada surat saya, akhirnya saya mendapatkan jawabannya :). Pantas saja mereka selalu ingin ka iit menjadi tukang pos mereka karena perhatian ka iit pada setiap komen surat yang masuk.

Ka iit membaca surat demi surat seperti rasa rindu savana pada oase. Sesibuk apapun ka iit tidak pernah melalaikan tugas SUKA RELA, hanya untuk kami-kami yang bahkan tidak ka iit kenal.

@iitsibarani_: ya abisan gimana, udah capek-capek ditulis… sayang kan kalo gak dibaca. ._.

Seperti itulah ucapmu ketika ada yang bertanya perihal kesabaran ka iit untuk memberi komen seriap surat yang masuk :).

Ka, bukan hanya pujian semata karena benar banyak tukang pos yang lain juga mengantarkan surat tapi perhatian ka iit kepada kami jauh lebih bermakna sebagai suatu kepedulian.

Saya hanya mampu mengucap terimakasih sembari merapal doa agar segala kebaikan dan kesehatan selalu dilimpahkan kepada kk agar surat kami tak ada yang tertunda. Amin amin yarobbal alamin.

Aufa