[cacer] Menikah dengannya

“Mengapa kau baru datang saat aku sudah ada yang memiliki?”

“Andaikan aku mengenalmu ketika kau tanpa seorang kekasih”

“Pergilah, kau pantas bahagia dengan yang lain”

“Aku akan pergi setelah kau mengatakan kau tak mencintaiku. Aku takkan akan pernah mengusikmu dengan cintaku”

“Aku tak mampu memberimu harapan”

“Aku tak meminta harapan”

“Aku tak ingin kau terluka”

“Justru aku akan terluka jika memendam rasa cinta ini tanpa pernah kau ketahui”

“Dari mana aku bisa yakin jika benar kau mencintaiku, kau hanya ingin mempermainkanku”

“Untuk apa aku mempermainkan kau yang bahkan tak ku ketahui sebelumnya, andaikan aku mampu akan ku bunuh rasa cinta ini agar kau tak meragukan kehadirannya. Aku tidak memohon apapun, aku hanya ingin kau tau jika aku memiliki rasa ini”

“Sekali lagi ku ingatkan aku memiliki kekasih”

“Dan sekali lagi aku ingatkan, aku tak berniat merusak hubungan itu”

“Kau melukai dirimu sendiri”

“Sudah ku katakan aku akan lebih terluka jika tak sempat menyampaikan ini padamu”

Aku tersenyum dan memilih mengakhiri pembicaraan kami. Suatu kebodohan memang untuk memberikan cinta pada waktu dan tempat yang salah, tapi cinta tak pernah bodoh untuk memilih harus jatuh pada hati yang mana.

Aku melihatnya bahagia bersama kekasihnya, aku melihat dia nyaman berada dalam pelukan yang tercinta. Benar, cinta butuh perjuangan tapi bagaimana aku bisa berjuang jika dia tak berada dalam orbitku.

Aku ingin menghabiskan masa tua dengannya, bukan suatu kalimat klise yang sering diucapkan ujung pena pujangga tapi sebenar-benarnya keinginan yang hadir dengan tulus.

Aku jatuh cinta, teramat dalam pada waktu yang salah. Aku mencintai segala hal tentangnya, tawanya, perhatiannya juga saat tak henti-hentinya ia menyebutku sebagai seseorang yang menyebalkan.

Aku mendengarkan ketika ia menyebut namaku di ujung lelap, aku berusaha memberi jawaban “iya” sebagai jawaban “iya sayang“.

Aku ingin memanggilnya sayang, bukan sebuah gombalan yang selalu ia sematkan kepadaku, namun karena benar aku sangat menyayanginya. Aku ingin dia tau jika setiap saat setiap waktu aku hanya menunggunya menyapaku, bahkan ketika malam rela terjaga hanya untuk menyuruhku memejamkan mata.

Dia, yang mampu membuatku meruntuhkan ego.

Aku tak mampu perjuangkan cintaku sendiri, bukan karena pengecut tapu justru karena cintaku tak untuk melukai.

Aku yang akan selalu merindukannya, aku untuk pertama kali benar-benar ingin menikah dengannya, iya, walaupun aku tau aku tak mampu untuk itu. Tapi aku hanya ingin, maksudku benar-benar ingin.

Bukan kamu

Beberapa kali menulis mengenai keraguan atas sebuah pilihan, dan inilah akhir dari kisah itu.

Untukmu yang dengan senyuman memeluk sebuah bantal di depan rumah. Awalnya aku tak mengerti arti keromantisan yang ada dalam benakmu.

“Bantal? Eemm maksudku kenapa bukan boneka?” 

“Kamu ingin boneka? Tapi kamu lupa kamu lebih perlu bantal yang bagus, beberapa kali kamu pasang status di BBM katanya susah tidur. Kali aja sama bantal ini kamu bisa nyenyak”

Memang benar kadang Tuhan berikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita mau.

Banyak hal yang kau hadirkan justru bukan hal yang ku mau. 

Sudah ku bilang tidak ada yang salah dengan cintamu yang sebegitu besar untukku. Kapanpun dan apapun yang aku kehendaki akan selalu ada di hadapanku dalam waktu sekejap.

Aku yang selalu bersandar di tubuhmu  ketika membaca sebuah buku.

Kamu yang selalu memenuhi wajahku dengan ciuman ketika aku disibukan dengan game pada gadget.

Aku yang selalu berusaha untuk menemanimu terlelap.

Kamu yang selalu ingin menjadi orang yang ku utamakan lebih dari apapun.

Aku yang pernah mencium bibirmu yang ternyata terlihat oleh kk mu.

Kamu yang pernah mencium dan terekam kamera CCTV swalayan.

Katamu ‘semua hatiku untukmu’.

Kau tau, aku tidak pernah menyukai perdebatan panjang. Aku membenci saat kau dan aku harus menjauhkan diri agar tidak saling terluka.

Aku hanya ingin menceritakan hal manis saja, yang pada akhirnya aku memilih mundur dari mu, dari semua tentang kita. Bukan karena tidak cinta.

Aku tak ingin hidup dengan keraguan walaupun cinta itu memang ada, dan akupun ingin kau memberikan cinta tulusmu pada seseorang yang jauh lebih pantas untuk menerimanya.

Tak terluka? Percayalah itu hanya caraku agar tak kembali ke pelukanmu. Berpura-pura tak terluka di hadapanmu.

Bagaimana jika aku sampaikan Ternyata bukan kamu yang bisa membuatku tertidur nyenyak.

Hati yang kau bunuh

*playing Broken vow — lara fabian — *

Iya sayang, saat kau memintaku bersumpah setia ku serahkan seluruh cintaku dan ketika itu pula kau mencurangiku 

Aku berhenti mencintaimu bukan ketika kau lukai dengan memilih pergi, tapi justru ketika ku dapati kau mencurangiku setelah itu

Katamu ingin bahagia (dengan kecurangan) jawabku aku pun ingin bahagia (tanpa luka darimu)

Dengar sayang, aku tidak rapuh dengan bersimpuh, aku hanya ingin kau tau begitulah cinta ketika kau ajak menari di angkasa kemudian kau hempas

Kau bukan tak tau tapi kau hanya lupa jika aku bukan bidadari seperti mu yang dengan mudah mengepak sayap, aku hanya ketulusan yang kau minta bertahan

Tidak! Kau tidak mematahkan hatiku! Tapi kau HANYA mengancurkannya berkeping hingga aku menjadi sosok yang hidup untuk takut mencintai

Bagaimana udara yang kau hirup hari ini sayang? Tetap segar kah? Sayangnya udarakupun kau bawa serta. Aku hampa, aku tak tentu arah

Tertawalah sayang seperti bahagiamu seolah tak pernah ada kisah kita yang dulu.

Dan aku akan mengecup sisa hatiku untuk ku rangkai kembali, terlalu lama dia ku abaikan. Terlalu lama dia ku biarkan berserakan

Aku tak menunggumu dan aku tak mengharap sepertimu. Aku hanya ingin seseorang yang mampu bersamaku dalam pijakan yang sama

Bukan seperti malaikat yang mengajakku terbang kemudian membunuhku di puncak cinta.

Sayang, cukupkanlah padaku saja segala pesakitan ini. Berbahagialah.

Dari aku yang pernah kau ‘sayang’

Wofyu.

[18] Cerita di balik bencana Indonesiaku

  

Judul : Kejutan alam

Terbit : Maret 2015

FF dengan tema bencana alam di Indonesia berhasil terpilih menjadi salah satu kontributor dari penerbit Aria Mandiri.

Setting cerita saya angkat dari desa kecil di Banjarbaru. Kawasan yang memang lokasi sekitarnya dijadikan tambang galian C. Selalu ada twist tak terduga di akhir cerita. 

Tambah usia

  

Diantara angin mendayu, langit berarak menjadikan teduh. Di antara kejauhan bumi, ku tulis sebuah kado dalam bingkai puisi.

Menulis perkaramu dalam sebuah manuskrip, mukadimah pun tak kunjung berhenti. Merangkai aksara sungguh ku belajar. Menuntaskan pinta adalah langkahku.

Semesta berdoa pada pertambahan usia. Semoga dewasa mengiringi langkah. Semoga sembilu tak lagi bersama dan senantiasa ucap syukur atas kasih.

Katamu “Banyak kerikil tajam”, bukankah perjuangan adalah melewati kerikil. Biarkan saja malam mengecup lembut mimpimu, biarkan siang memagut erat cinta.

Akan banyak hari dimana kau bernyanyi, tanpa ada sepi merenggut sendiri. Tetaplah indah walau perih masih tertahan, cukuplah sudah mengenal cinta yang luka.

Tak harus menjadi sempurna jika melukai hati, untuk apa mengejar ego jika merampas diri. Berteriaklah jika terasa penat, menangislah jika itu membasuh hampa.

Tiup lilin pada sepotong kue, nyalakan lentera penerang jalan.

Selamat ulang tahun, teman.

–end–

* dirangkai sebagai permintaan dari teman yang berulang tahun di 11 April

[17] Bumi orang sembrono

 

Judul : Bukan anak cumi

Terbit : April 2015

‘Bukan anak cumi’ terpilih untuk dibukukan oleh Raditeens publisher. Cerpen liris sarkastik dengan tema bumi orang sembrono.

Antologi cerpen yang dikemas dengan bahasa seni mengkritik kehidupan sosial yang tidak sesuai dengan aturan sesungguhnya.

Cerpen yang saya tulis mengambil setting pedesaan di pesisir pantai. Ketika seorang ibu hamil harus mengikuti semua larangan yang sesungguhnya tidak masuk di akal. Hanya saja kehidupan sosial selalu menghubungkan dengan bayi dalam kandungannya. Kenapa mereka menyebut anak cumi? Baca detailnya dengan beli bukunya ☺️

[16] Untaian tirai musim

  

Judul : Musim hujan kali ini

Terbit : April 2015

Cerpen ‘Musim hujan kali ini’ diikutsertakan dalam lomba dan berhasil menjadi salah satu kontributor.

Antologi ini bertema mengenai musim. Saya ambil genre romance, tentang seorang perempuan yang mencintai hujan seperti ia mencintai kekasihnya. Hanya saja keterbatasan komunikasi membuat ia harus membuka hati dengan yang lain.

Ia meminta kepastian kepada masa lalunya, akankah ia bisa melewati musim hujan berikutnya bersama masa lalu? Atau justru menepaki dengan calon tunangannya? Beli gih

[15] letter for love

 

Judul : Menerjang semesta

Terbit : April 2015

Flash fiction dalam bentuk surat, diikut sertakan dalam lomba Ae publisher.

‘Menerjang semesta’ cerita tentang memberikan kekuatan pada kelemahan yang tunduk pada gravitasi semesta. Twist yang greget di akhir surat.

Jauh lebih hancur

Rumah itu kosong, seperti tak ada walaupun sebenarnya ada dan sangat kokoh.

Kau mencoba mengenali rumah itu hingga takjub jika dibalik selimut yang menutupinya ternyata ada tempat yang begitu teduh dan nyaman.

Aku masih ingat ketika kau memasuki rumah itu dengan permisi, membersihkannya dari debu ternyata memamg tidak mudah seperti yang dibayangkan. Perlu tenaga juga waktu, namum tetap saja itu sebuah rumah yang tak akan berpaling kemanapun.

Sebelumnya sebuah rumah terabaikan menjadi termiliki olehmu.

Sebelumnya sebuah rumah yang tak tertata menjadi rapi olehmu.

Hujan, badai bahkan terik mentari dia tetap berdiri kokoh melindungimu, hingga tak ada setetes air menyentuh kulitmu ataupun hawa dingin menggigilkan ragamu.

Masih ingat ketika kau menjadi berarti dengan memiliki rumah tempatmu melepas lelah. Masih ingat ketika kalian bukanlah hal berarti sebelum saling menemukan.

Cukup kiranya keindahan tercipta oleh tanganmu dan kenyamanan terbentuk oleh kehangatannya melindungimu.

Bunga yang indah menjadi berbisik seolah ingin memiliki kebahagiaan seperti kamu. Pepohonan seolah melayu mendapati keteduhan yang kau pilih adalah rumah yang dulunya tak dikenal.

Setelahnya kau pergi, tanpa memberi suatu penjelasan yang dapat dimengerti. Kau meninggalkan begitu saja dengan banyak alibi jika dindingnya terlalu tebal atapun lantainya tak seperti yang kau mau.

Semua hal seolah tidak lagi indah.

Apa kau tau, jika rumah yang pernah kau benahi kini tak hanya tertutup kegelapan namun ia melebur perlahan seiring langkah kakimu.

Iya, rumah itu jauh lebih hancur dari sebelum kau menemukannya.

Sederhana bukan? Cukup temukan, perbaiki dan tinggalkan. Jika kau anggap dia akan jauh lebih baik tanpamu, itu salah.

Justru ia jauh lebih hancur, dari sebelumnya.

Rumah itu adalah hati dari seseorang yang kau cintai dan kau tinggal pergi tanpa alasan yang berarti.