Bukan kamu

Beberapa kali menulis mengenai keraguan atas sebuah pilihan, dan inilah akhir dari kisah itu.

Untukmu yang dengan senyuman memeluk sebuah bantal di depan rumah. Awalnya aku tak mengerti arti keromantisan yang ada dalam benakmu.

“Bantal? Eemm maksudku kenapa bukan boneka?” 

“Kamu ingin boneka? Tapi kamu lupa kamu lebih perlu bantal yang bagus, beberapa kali kamu pasang status di BBM katanya susah tidur. Kali aja sama bantal ini kamu bisa nyenyak”

Memang benar kadang Tuhan berikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita mau.

Banyak hal yang kau hadirkan justru bukan hal yang ku mau. 

Sudah ku bilang tidak ada yang salah dengan cintamu yang sebegitu besar untukku. Kapanpun dan apapun yang aku kehendaki akan selalu ada di hadapanku dalam waktu sekejap.

Aku yang selalu bersandar di tubuhmu  ketika membaca sebuah buku.

Kamu yang selalu memenuhi wajahku dengan ciuman ketika aku disibukan dengan game pada gadget.

Aku yang selalu berusaha untuk menemanimu terlelap.

Kamu yang selalu ingin menjadi orang yang ku utamakan lebih dari apapun.

Aku yang pernah mencium bibirmu yang ternyata terlihat oleh kk mu.

Kamu yang pernah mencium dan terekam kamera CCTV swalayan.

Katamu ‘semua hatiku untukmu’.

Kau tau, aku tidak pernah menyukai perdebatan panjang. Aku membenci saat kau dan aku harus menjauhkan diri agar tidak saling terluka.

Aku hanya ingin menceritakan hal manis saja, yang pada akhirnya aku memilih mundur dari mu, dari semua tentang kita. Bukan karena tidak cinta.

Aku tak ingin hidup dengan keraguan walaupun cinta itu memang ada, dan akupun ingin kau memberikan cinta tulusmu pada seseorang yang jauh lebih pantas untuk menerimanya.

Tak terluka? Percayalah itu hanya caraku agar tak kembali ke pelukanmu. Berpura-pura tak terluka di hadapanmu.

Bagaimana jika aku sampaikan Ternyata bukan kamu yang bisa membuatku tertidur nyenyak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *