Apa yang kau tau tentang cinta?
Pertanyaan macam apa yang dilontarkan dari mulut seorang driver taksi. Aku enggan berdiskusi dengannya karena perihal cinta akan banyak hal benar atau tidak benar dan akan tetap menjadi benar. Akan juga ada hal logis dan tidak logis tetap menjadi kewajaran.
Seorang pujangga yang dengan mudahnya menghambur cinta pada karya ciptapun belum tentu memiliki cinta sebegitu dahsyatnya.
Jika yang aku tau cinta adalah perihal kebahagiaan, apa itu salah?
Bukan kebahagiaan mu saja, tapi juga kebahagiaan dia yang kau cintai.
Percayalah, tidak ada seorangpun yang tidak bahagia jika memiliki orang yang sangat dicintai. Tapi coba lihat lebih dalam dan dengan jarak yang begitu dekat, adakah cinta di matanya (untukmu) atau hanya sekedar rasa ingin memiliki saja dan sekedar sayang saja.
Cinta tidak hanya diucapkan saja namun juga dibuktikan. Bila perlu gunakan saja seluruh senjata pada pertempuran pembuktian. Tapi mohon dengarkan baik-baik simpan satu peluru terakhir agar tak keluar dari moncong senjatamu. Ingat, satu peluru terakhir.
Siapa yang ada dalam pelukanmu? Itukah orang yang kau cintai? Namun adakah cintanya untukmu?
Apakau tau, memiliki orang yang mencintaimu hanya karena kamu adalah sepahit-pahitnya luka yang tersamar kasihan. Jangan menyerah begitu saja, barang kali ada hal yang masih belum kau buktikan, jika begitu selagi masih ada waktu, tuntaskanlah.
Jikapun telah mengeluarkan segala upaya dan tetap tidak mampu memiliki, maka lepaskanlah dengan ikhlas dan tanpa beban. Sesungguhnya tidak ada hal yang lebih indah dari cinta selain melihatnya bahagia walau tanpamu. Klise? Memang seperti itu adanya. Dan kau bahagia? Jawab saja dengan jujur jika itu tidak membahagiakanmu tapi jika boleh aku tambahkan, setidaknya itu membuatmu jauh lebih lega.
Biar saja dia pergi dengan orang yang mampu membuatnya bahagia tinimbang dia meninggalkanmu hanya untuk bersama seseorang yang menyakitinya saja.
Melihat dia tersenyum bahagia bersama dirinya jauh lebih baik walaupun hatimu menangis, tersenyumlah.
Karna akan jauh lebih sakit dari itu jika dia menangis terluka karena cintanya dan kau tidak mampu berbuat apa-apa. Langkahmu terbatas, dia yang tak bisa kau miliki.
Kembali driver taksi bernama Kasim berceloteh jika dia bisa menebak yang ada dalam pikiran setiap penumpang yang duduk di dalam taksinya.
Jika begitu, apa yang kau ketahui tentang cintaku?
Diapun menjawab jika aku sedang jatuh cinta karena ingin menemui seseorang dan memang sebelumnya aku meminta untuk memacu taksi jauh lebih cepat agar tak terlambat sampai ke tujuan.
Lantas dia juga memberikan analisa jika aku memintanya untuk berhenti sejenak memasuki sebuah toko dan menenteng tas belanjaan dalam waktu singkat adalah seindah-indahnya cara untuk menyenangkan kekasih hati.
Aku hanya bertanya, dan enggan mematahkan atau berdiskusi panjang perihal cinta. Walaupun saat ini aku telah menggunakan peluru terakhir dipertempuran cinta. Peluru terakhir yang ku arahkan pada cintaku sendiri. Sebagian orang akan berpikir membuatnya mati bunuh diri justru jauh lebih baik dari pada hidup menyengsarakan.
Semua tidak logis dan semua tidak benar. Tapi aku yang tetap bermain dengan logis dan ku anggap itu benar.
Aku ingin bunuh diri.
Membunuh dengan peluru terakhir untuk cintaku sendiri.