Punahi resah

Aku begitu mudah merindu, namun aku tak memiliki banyak cara untuk mengatasinya.

Rindu ini semakin brutal, tak mengenal waktu ataupun kesempatan yang sempit sekalipun.

Katamu kita harus akrab dengan jarak dan juga kesibukan. Semuanya ku akrabi tapi apakah kau juga tau jika aku begitu ingin menceritakan pada semesta betapa besarnya rindu ini.

Biarlah semesta mengirimkannya melalui bintang-bintang pada malam seperti janji ku untuk menghitungnya padamu kelak.

Ataupun semesta menjadikan segalanya lebih mudah untuk kita saling mengobati rindu yang tak pernah berkesudahan.

Sayangnya, setiap kali selesai kau berikan ‘obat’ untuk sebuah rindu maka akan hidup rindu-rindu lain yang menyuarakan agar segera dituntaskan.

Memperjuangkanmu tak semudah merindukanmu.

Jika sudah begitu, ‘menikahlah denganku’ yang ku tunggu. Agar rindu tak lagi meronta hingga meresah. Punahi saja semua.

Tidak ada alasan lagi

Ayo nikah

aku?

Iya,

Mau gitu nikah sama penderita sinus yang gampang banget kambuh kalo lagi kecapean.

Aku bisa sembuhin n rawat, kalau aku bisa lakuin itu ke pasien kenapa ga bisa jagain kamu.

Mau gitu nikah sama orang yang punya banyak kekurangan bahkan ga punya kelebihan yang bisa dibanggain.

Aku bisa jadi pelengkapnya.

Mau gitu nikah sama orang yang sama sekali ga bisa masak. Bahkan mecahin telur aja susah banget.

Kalo kamu bisa semuanya terus andilku dimana,

Aku mau!


[32] Black out

  
Judul : anak kunang

Terbit : juni 2015

Alhamdulillah, baru kali ini coba menulis horor anak dan terpilih menjadi kontributor. Awalnya aga kesulitan melihat tema lomba yang jarang saya geluti. Namun ternyata berhasil terpilih cerpen anak kunang . Cerpen yang menceritakan mitos kunang-kunang dan keberanian seorang anak lelaki. Simple dengan latarbelakang pedesaan. Temukan bukunya di Raditeens publisher.

[31] Makna yang tersirat

   

   
 

 Judul : luluh karena melati

Terbit : juli 2015

I publisher mengadakan lomba dengan tema Bunga. Ceren saya berjudul luluh karena melati. Gambaran singkatnya mengenai seorang perempuan penyuka bunga. Mawar yang selalu diidentikkan dengan cinta justru tak mampu membuatnya jatuh cinta. Ada melati yang dia kagumi. Ending twist masih terasa dalam cerpen ini. 

[30] Titik Embun Penjaga Hati

  
Judul : Bukan karena tak cinta

Terbit : 25 Juni 2015

Lomba yang diadain penerbit Bintang Pelangi dengan tema ‘Ku putuskan dia’. Salah satu cerpen ini masuk dalam seleksi dan diterbitkan dalam bentuk antologi.

Banyak hal yang bisa menjadi alasan putus. Namun alasan bukan karena tak cinta adalah keputusan yang tak mudah. Jikapun harus melepas, pastilah untuk alasan yang kuat. Temukan cerpen romance tulisan saya dalam buku antologi ini.

Sebut saja hatiku

Aku memilihmu satu, diantara beberapa. Bukan lagi perkara mudah menambatakan hati namun memang karena kau terbaik diantara semua.

Aku pernah terluka pun terpuruk. Satu peluru telah habis ku gunakan untuk menghancurkan diriku sendiri. Aku tak ingin tertatih dan mengelepar antara hidup dan mati. Maka ku padamkan saja lentera kehidupan dengan tembakan terakhir. Peluru terakhir.

Jika kini aku bangkit dan mencintaimu, bukan sebagai obat dari luka hati. Namun kaulah yang mampu menjinakkan liarku, meredamkan gemuruhku dan menghangatkan beku dari cintaku.

Aku tak ingin begitu saja melepasmu. Aku hanya ingin selalu merasakan jatuh cinta hanya pada hatimu.

Katamu “aku meringkuk menahan rindu hanya kepadamu”. Tepat setelah kuucap kata cemburu. Iya, aku melontarkan cemburu atas ego cinta hanya ingin memilikimu sepenuhnya.

Aku menuliskan segala hal, perkara rindu yang menggebu. Perkara cinta yang haus cerita.

Tetaplah di sini sebagai janji selamanya. “Kita bikin kisah yang lebih indah”. Terkabulah pintamu untuk kisah baru, kisah kita. Jauh lebih indah.

Tetaplah menjadi milikku. Kisah kita tak selamanya mudah namun janjiku untuk memudahkan semuanya semampu ku. Agar aku tak pernah kehilangan kamu dari tempat tenyamannya. Sebut saja hatiku. 

Munajat ‘Hidupku’

Munajat cintaku padamu tak lekang oleh zaman.

Katamu cinta, jawabku iya. Katamu sedikit heran jawabku tetaplah disana dan kecap saja keindahan cinta. Tak usah bertanya untuk hal diluar logika karena cinta bekerja begitu istimewa bahkan tanpa akal yang kita sadari.
Katamu rindu, jawabku sama. Katamu tak mungkin, jawabku rindu adalah tasbih yang terwujud ketika hati melepas keinginan satu tujuan sama. Sujudkan saja dalam semesta yang akan menyampaikan pada doa baik.

Katamu temu, jawabku iya. Katamu kapan, jawabku bersabarlah. Ujung bungapun tak ingin cepat tumbuh agar tak mudah luruh. Bakda tutup bulan, pastikan saja kita bercengkrama pada senja yang menua. Pada alas pasir yang akan menyuarakan cemburu romantisme dalam kecupan hangat bibirku padamu, di bibir pantai.

Katamu setia. Ku munajatkan sebagai mukadimah dengan khatimah bahagia.

Katamu tak ingin patah, jawabku pun dengan ku. Katamu begitu berat, jawabku begitulah rindu yang terlahir pada hati yang sangat mencinta. Fasihkan tasbih rindu dalam aksara yang tak perlu lagi dilafal. Rindu perlu dituntaskan. Cinta perlu disiram soneta. Raga perlu didekap. Dan kamu, perlu ku patri.

Katamu terbentur dan kau akan lupa. Jawabku setia dan menjadikan ‘hidupku’ agar zaman tak pernah lagi merenggut apa-apa saja yang termakan waktu.

Khitbah saja cintaku, agar rindu makhthubah untukmu saja.

Risalah ku hanya padamu, peram sejenak untuk sebuah temu yang mustajab.

Kapan lagi aku bergulat dengan zaman hanya untuk ‘hidupku’.

Tetaplah Hidup, untukku.

Balutan aksara bahagiamu

Bertambah satu usiamu. Segala kebaikan berdendang atas syukur tanpa jemu. Cerita yang pernah terpatri pada memori masa lalu. Adalah napas dari semesta yang pernah teramu.

Doa terbaik tak kunjung henti. Semoga semua cita kan selalu kau dapati. Temali tak akan terpilin tanpa kehendak hati. Walaupun telah menjadi kenangan namun takkan pernah mati.

Tiup lilinmu, ucap harapan yang tersembunyi dalam sanubari. Lawan saja rintangan untuk menggapai bahagia setiap hari. Jika resah mengusik jelaga, biarkan aku menghibur dan menari. Mana tau temali kembali bertaut dari ujung jemari.

Kamu, terbalut aksara rindu. Sederhana tak lagi mengenal sendu. Seolah mentari pagi adalah kawanan serdadu. Tetaplah di sana, mungkin kamu adalah candu.

Jakarta napas sanubari. Bukan bising hutan beton yang ku cari. Kemasan dalam puisi mengharap kau kemari. Semoga tak ada hati yang masih bersembunyi bagai misteri.

Selamat ulang tahun lelaki dalam jarak. Gubahan puisi adalah rindu yang pernah berserak.

Selamat ulang tahun lelaki terbaik. Semoga kelak terengkuh hati yang baik.

Semoga selalu bahagia pada pertambahan usia.

— end —

Note: puisi ini ditulis atas permintaan @imititaniuuum untuk lelaki terbaiknya 🙂 selamat ulang tahun untuk dia.