“Hal apa yang aku benci dan yang aku sukai di dunia ini, eem.. Membaca! Aku malas baca, tapi aku pengen baca” ucapku
“Kalau aku, Cinta”
“Hah? Cinta?”
“Iya”
Tak ada lagi pertanyaan setelah itu, aku diam, dia pun begitu. Bagaimana tidak. Tak perlu penjelasan yang harus keluar dari bibirnya, karna kami sudah cukup mengerti.
Bagaimana bisa pasangan kekasih jatuh cinta begitu hebatnya namun merekapun harus saling berpisah. Bukan karna tak cinta lagi, namun ada hal yang membuat mereka harus mengakhiri kisah cinta itu.
Seperti lembaran kertas pada sebuah buku, baca dengan tuntas. Setelah itu perlahan lepaskan. Lakukan hal-hal yang belum pernah kalian lalui sebagai pasangan umumnya. Agar tak ada rasa penasaran menggelayut dikemudian hari.
Ada luka yang diam-diam disembunyikan dibalik senyum perpisahan. Semuanya tidak mudah, namun lakukan dengan perlahan. Jatuh cinta juga demikian, tanpa paksaan. Maka melepaskan hati lakukan dengan cara yang sangat pelan.
Bukan perkara memilikinya dan hatinya saja tapi jatuh cintapun perihal mengerti kehidupan sekitarnya.
Apapun itu perpisahan selalu mengenalkan luka. Seperti tidur malam melesapkan pulasnya. Tidak ada lagi kecupan selamat malam, tidak ada lagi ucapan cinta dan panggilan romantis. Semua tertelan keharusan.
Hati tak mampu didustai, sehebat apapun mengelak. Namun cinta masih mampu bertransformasi seiring waktu. Menjadi hal yang lebih kekal dan indah lebih dari hubungan kasih.
Saling menguatkan, agar jalannya mudah. Saling mengingatkan agar tak ada dendam. Juga saling mengerti jika hidup harus terus dilanjutkan.
Jika harus jatuh dan terpuruk, maka izinkan aku melakukannya. Namun ingatkan aku jika setelah itu akupun harus bangkit.
Tidak ada yang salah dengan cinta sayang, kitapun tak mampu menilih kepada siapa cinta ini djatuhkan. Tapi setidaknya selalu ada kata syukur karna diberikan kesempatan untuk menikmati cinta yang indah. Dari pada tidak sama sekali.
Bukan hanya waktu yang mampu menjadi obat dari segala luka akibat cinta, tapi cinta itu sendiripun mampu menjadi penawarna. Sebab mencintai adalah menjadikannya lebih indah. Melihatnya bahagia. Walaupun harus dengan luka.
Semoga kita bersatu di kehidupan lain. Ucapku dalam hati.