Sebelumnya blog ini tidak pernah bercerita tentang film, saya enggan menyebut resensi atau review. Cukup sebagai cerita dari paper town yang disadur dari novel John Green dengan judul yang sama.
Quentin yang jatuh hati pada Margo cewe petualang yang menyukai misteri. Sejak kecil, sejak pertama kali ia melihat Margo pendatang baru komplek rumahnya. Bahi Quentin, Margo adalah gadis yang sangat istimewa. Pada bagian lain juga diceritakan Margo sering pergi meninggalkan rumah namun selalu meninggalkan clue.
Hubungan mereka sempat renggang namun akhirnya menjadi lunak saat malam hari Margo remaja muncul di jendela kamar Quentin.
Malam itu mereka berpetualang untuk berbuat usil terhadap teman serta mantan kekasih Margo. Sebelumnya Quentin tidak pernah melakukan hal ‘seliar’ itu.
Sayangnya Margo menghilang. Dan Quentin berusaha mencari clue untuk menemukan Margo. Benar! Quentin menemukan clue yang menurutnya itu ia tinggalkan agar Quentin mencari Margo.
Telusur demi telusur akhirnya Quentin menyimpulkan jika Margo sedang berada di Paper Towns. Demi Margo, Quentin bolos untuk pertama kali bersama teman-temannya dan menempuk jarak jauh untuk sampai ke Paper Towns.
Sampai dipondok yang dimaksud. Margo tidak ditemukan. Di bagian ini Quentin benar-benar terpukul jatuh. Namun ia masih ingin menunggu Margo.
Tanpa diduga Quentin dan Margo bertemu di kota kecil ketika Quentin hendak kembali pulang. Quentin menceritakan semua kepada Margo, betapa senangnya ia menemukan Margo dan berhasil memecahkan misteri dari clue yang ditinggalkan Margo untuk dirinya.
Margo menjawab jika ia memang selalu meninggalkan clue, tapi tidak untuk Quentin. Lagi, Quentin kecewa. Tapi Margo menawarkan kesempatan untuk Quentin agar ia ikut berpetualang bersamanya.
Quentin menolak Margo. Iya, ia menolak. Quentin terlanjur kecewa ternyata selama ini Margo tidak sebegitu menginginkan Quentin. Ia berjuang tapi ternyata Margo tidak. Ia mencintai Margo tapi menolak tawaran Margo karena menurutnya ternyata Margo tidak istimewa, Margo sama saja dengan gadis lain.
Quentin pulang dan tak lagi menyisakan rasa penasaran. Tapi ia juga tak menyesali jika bukan karena Margo, mungkin ia takkan pernah berpetualang sejauh itu menuju Paper Towns.
Saya hanya bisa menyimpulkan ‘berjuanglah untuk orang yang juga memperjuangkan mu’ 🙂