Segenggam Resah

Jika suatu saat aku berhenti mencintaimu, bukan karena niat yang bahkan tak pernah terbesit seujung kukupun. Bukan pula karena cinta yang mudah habis walaupun terabaikan. Namun, karena sikapmu yang membungkam cintaku hingga tak bernyawa.

Merindukamu bukan lagi kuasaku sebab untuk memikirkan sebuah rindu untukmu sudah bukan lagi perkara yang pantas.

Sejatinya kita jatuh cinta di bawah kolong langit. Tanpa ada tuntutan ataupun sebagai hal yang patut dikorbankan. Setidaknya menutup kisah cinta bukan dengan cara membuka lubang pertikaian.

Ada yang habis memang harus diakhiri begitu saja, dibiarkan tanpa obat hingga mengering sendiri. Tapi, luka bukanlah sebatas luka. Tidakkah terlihat ada hati yang jauh lebih terluka namun tak pernah kasat mata.

Percayalah tidak akan pernah ada cinta yang nyata dari seorang pecinta ketulusan jika hanya untuk melukai. Sebab baginya menjaga hati yang ia cintai jauh lebih penting dari sekedar ego memiliki hanya untuk bermain sementara.

Selalu ada pertikaian dengan malam kelam, sebab ia tak pernah lagi mampu menikam gemuruh kepalaku dengan rasa kantuk. Setelah tiada lagi kau di sini.

This entry was posted in Poetry.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *