Aku menikmati waktuku saat ada di dekatmu,
Aku menikmati segala cara yang ku gunakan untuk membuatmu semakin dekat denganku.
Aku menyukai caramu menerima segala hal yang ku bentuk dan akupun menyukai caraku mencintaimu.
Dalam ruang riuh, hanya detak jantungku yang berderak kencang. Aku malu jika kau tau sebegitu aku menyimpan rasa kagum padamu. Aku terus berusaha tenang saat kau menggoda polah tingkahku.
Aku pernah kehilangan aksara pada pena yang terpatah sebab cintaku tak lagi berpihak. Menumbuhkan hati serta menyelami kembali kata demi kata adalah ketika cintaku jatuh padamu.
Aku tak pernah mencurahkan semua sebab ku simpan sepotong kecil. Agar nanti ketika kepedulianmu tak lagi terarah padaku, aku masih memiliki potongan kecil itu. Menambal lubang di hati dengan remahannya.
Aku bukan peramal yang handal. Menebak bahasa pada bola matamu pun tak mampu ku artikan secara gamblang.
Tidak ada sepatah kata yang keluar dari bibirmu. Menduga dan bermain imajinasi adalah keahlianku untuk mengartikan bahasa tawamu.
Aku hanya mengikuti apa yang ingin ku wujudkan. Sebab bisa jadi ketika kau mulai menyadari ketika itu pula aku sudah terlanjur berkemas.
Dan tiada satupun yang akan ku sesali sebab terbaik sudah ku sembahkan.