Mataku tertuju pada layar laptop, telingaku mendengar lagu-lagu terputar secara acak.
Harusnya, harusnya malam ini ku selesaikan editing satu cerita. Kursorku tak bergerak sama sekali, moodku justru hilang seketika.
Aku butuh sesuatu yang riang, sesuatu yang manis, sesuatu yang menumbuhkan semangat-semangat dalam menuliskan fiksi.
Aku butuh kamu, aku butuh menumbuhkan cinta sebab ‘jatuh cinta’ bukan lagi perkara-perkara yang bisa ku percaya untuk tetap mampu bertahan.
Pada batas keruhnya keinginan, pada relung inginnya memiliki.
Jika aku lupa bagaimana cara memiliki seseorang, maukah kau datang dan mengajariku untuk mulai memberanikan diri mencintai lagi.
Jika aku penuh dengan ketakutan-ketakutan, maukah kau memeluk hangat dan mengatakan jika semua cinta memiliki caranya masing-masing dan tak untuk menyajikan ruang menakutkan.
Jika aku diam, tak mampu mengatakan isi hati, mau kah kau menuntunku pelan sampai ku miliki lagi rasa percaya diri dan berdiri di hadapanmu untuk menggenggam jemari tanganmu.
Jika aku adalah kisah yang penuh luka, maukah kau mengatakan “cintaku untukmu adalah keyakinan dari hati tak untuk sementara, tak untuk pelarian dan juga tak untuk menjatuhkanmu.”
Jika aku inginkamu, mau kah kau mencintaiku setulus kepunyaanku??