Caranya menemukan ku


Sebelumnya begini http://aufa.my.id/2017/09/01/surat-untuk-kamu/ 

“Apa sih yang bikin suka sama aku?”

“Karna aku baca blog kamu.”

“Maksudnya?”

“Iya, aku cuma googling namamu dan tau blog kamu, aku baca tulisan kamu yang judulnya Surat Untuk Kamu.”

“Aku bahkan lupa isinya.”

“Aku hanya merasa surat itu ditujukan untuk aku, aku seperti menemukan cinta diantara rasa lelah. Rasa lelah yang juga pernah aku rasakan.”

“Iya, surat itu aku tulis ketika aku benar-benar menyampaikan harapan kepada semesta agar memberiku orang yang mampu berjuang bersama.”

“Dan Tuhan menjawab doaku dengan mengirimkan kamu. Ntah kenapa jalan kita seolah dimudahkan untuk saling menemukan. Jika bukan, memang karena kita sudah ditakdirkan untuk saling melengkapi.”

“Aku tak pernah bersikap manis padamu, bahkan aku selalu mematahkan dan penuh arogansi ketika membalas semua chat darimu, kenapa memilih untuk terus bertahan?”

Emmm… aku hanya merasa masih ada yang kurang jika aku harus memilih berhenti seketika itu. Ada sesuatu yang seolah menarikku untuk dapat memilikimu.”

“Kau penuh hal-hal yang membuatku merasa nyaman.”

“Kau penuh gelora yang membuatku merasa bahagia.”

Dia hadir menawarkan kenyaman, dalam lembut suaranya, dalam riang tawanya. Dia mengatakan jika ia benar-benar menginginkanku, ia merasa menjadi orang yang tepat sebagai objek tulisanku dalam Surat Untuk Kamu.

Ia menunjukan dengan caranya jika ia mengagumi ku, jika ia tak ingin melepaskanku. Ia juga meyakinkan bahwa hanya ada aku yang selama setahun lebih ia berada dalam kesendirian.

Tak bisa ku pungkiri, akupun jatuh hati padanya dengan merasakan ketulusan dan kesabarannya.

Aku pernah berujar kepada semesta jika aku akan bahagia sama seperti ketika kulihat masa laluku berpaling untuk orang lain. Aku pernah berjanji untuk tidak lagi membuat penyesalan karena melepaskan orang yang baik.

Saat ini, terasa genap dan utuh sudah lubang hatiku. Dia adalah sebenar-benarnya orang yang bahkan belum ku kenal sebelumnya dan membaca harapanku kemudian meluluhkan hatiku.

Dia adalah keindahan yang ingin ku jaga, sebab firasatku saat ini, dialah yang terbaik dari semua yang pernah ku miliki.

Bukankah sangat menyenangkan ketika jatuh cinta pada orang yang juga jatuh cinta kepada kita dengan seluruh hatinya. Seseorang yang mencintai kita apa adanya, seseorang yang tak pernah menempatkan kerumitan perihal dicintai dan mencintai.

Dia, adalah seseorang yang selalu membaca doa tidur dan ucapan “semoga selalu bahagia” sebelum menutup matanya dengan banyak rindu bertuliskan namaku.
Banjarbaru, 24 Oktober 2017
With love,

Aufa.

Cerita sore ini


Sedikit ku tulis di sini,

Aku bukan orang yang pandai merangkai kata dan menjadikannya dalam sebuah sajak cinta.

Aku bukan orang yang berani mengucapkan janji-janji manis kemudian menjadikan seperti mimpi yang tak pernah terwujud.

Padamu aku kisahkan sedikit tentangku, tentang kita jika nanti menjadi satu.

Aku hanya ingin terus memilikimu bahkan sampai “selama-lamanya” seperti ucapmu. Aku hanya ingin terus berada dalam cinta yang nyaman, cinta yang tak harus melewati banyak permasalahan hanya untuk saling berdebat hal-hal kecil.

Aku adalah orang yang nanti akan mencandu pada pelukan kita yang hangat, seolah enggan melepas hanya untuk berpisah sejenak.

Aku adalah orang yang nanti akan menjadikan detak jantungmu sebagai suatu aspirin ketika ku rebahkan kepalaku pada pelukanmu. Sedekat itulah kita nantinya, seperti itulah aku yang akan menghabiskan waktu berbahagia bersamamu.

Aku tidak mampu selalu ada disetiap permasalahan-permasalahanmu. Namun, percayalah setiap kali kau pulang akan selalu ada aku yang menunggumu sebagai rumah untukmu melepas semua lelah.

Aku yang akan mengusap lembut rambut-rambutmu dan memberi kecupan hangat di kening, seolah yang ingin ku sampaikan “tak perlu kawatir, apapun itu akan selalu ada di dekatmu.”

Aku adalah kekasih yang selalu ingat jika hatiku sudah kau miliki dan jika cintaku tak lagi untuk yang lain.

Aku tak mampu selalu ada di dekatmu tapi aku adalah orang yang akan selalu berusaha untuk selalu ada. Aku memiliki keterbatasan-keterbatasan kuasa, tapi setidaknya aku tidak hanya diam untuk membuktikan betapa cintaku untuh untukmu.

Aku adalah rindu dalam diam, resah dalam ketidakberdayaan tanpa kuasa untuk memiliki.

Aku adalah seseorang yang menunggumu datang untuk menjadikan yang biasa terasa tidak biasa. Menjadikan yang asing menjadi kekasih.

Menjadikan aku, sebagai kekasih.

Sisanya ku berikan padamu.

Hidup terlalu singkat untuk menunggu yang tak pasti


Cinta hadir karna terbiasa, atau karena adanya cinta maka jadi terbiasa?

Memiliki seseorang yang benar-benar dekat tentu saja menjadi tempat kita untuk menceritakan segala hal. Seolah dia adalah sebagian dari diri kita. Seolah tanpa membagi dengannya belum cukup lengkap. Seharusnya begitulah hubungan yang menyenangkan, berbagi segala hal bersama.

Kita yang paling tau bagaimana pasangan kita, kita seharusnya juga tau seberapa besar rasa cintanya.

Memang, sekedar cinta saja tidak cukup. Namun, setidaknya jika benar itu cinta segalanya akan menjadi mudah.

Pertengkaran akan mudah terselesaikan jika ada cinta. Sebab cinta jauh lebih kuat dari ego, sebab cinta tak akan menyakiti, dan cinta justru memberi ruang yang nyaman.

Terkadang untuk takut kehilangan dia kita sangat yakin jika itu cinta, tapi bagaimana jika hanya ketajutan karena tak ingin sendiri?. Bagaiman dengan ketakutan dengan “sayang sudah jalan tahunan sama dia”?. Bagaimana dengan ketakutan jika bukan dia tapi kelengkapan-kelengkapan lain dari dirinya yang kita butuhkan?.

Beberapa orang lebih memilih bertahan dengan kondisi hubungan yang sudah tidak lagi harmonis, mungkin karena cinta, mungkin malas memulai untuk mengenal dan jatuh cinta dengan hal baru dan mungkin saja sama-sama terperangkap dalam pesakitan dan luka.

Sebagian lagi berani memilih menghentikan apa yang membuatnya tak nyaman demi menemukan hal baru. Siapa bilang hal mudah untuk membunuh rasa cinta dan benar-benar belajar untuk menutupnya. Ada yang benar-benar berhasil dengan mudah begitu menemukan orang baru, ada juga yang harus tertatih sebelum ia tersenyum dengan cintanya yang baru.

Memilih bertahan atau melepaskan, yang mana saja asal pastikan tidak untuk menyakiti diri sendiri juga orang lain. Percayalah sebab semesta akan memperhitungkan apa yang sudah kita tuai.

Hidup terlalu singkat jika hanya dihabiskan untuk menunggu yang tak pasti, tak terkira sudah berada di ujung tahun dan melihat kebelakang tak ada yang sudah benar-benar berarti, tak ada cinta yang pantas dibanggakan, kosong.

Jikalau dipenghujung tahun ada yang bertanya tentang kebahagiaan apa yang sudah kau dapatkan setahun belakangan, apa yang akan kau ceritakan?

Dari tiga sudut

Seorang teman pernah bertanya, saya mendapatkan inspirasi menulis dari mana. Saya bingung menjawab pertanyaannya, sebab inspirasi itu terkadang datang begitu saja. Kerap untuk hal-hal tertentu yang saya temui ataupun saya lihat menumbuhkan banyak pertanyaan di kepala saya, itu membuat isi kepala saya terlalu riuh hingga memerlukan media untuk mengalihkannya. Saya menyukai mendengar cerita banyak orang. Dari belajar menulis juga saya selalu mencoba menempatkan diri saya di posisi orang yang sedang curhat. Sebab seorang penulis tidak boleh memiliki keangkuhan untuk menuangkan suatu kisah. Ia harus mampu merasakan menjadi tokoh-tokoh lain, selain tokoh utama yang ia bangun.

PEMBERI

Kemarin, saya mendengar kisah dari seorang teman jika ia sudah tidak lagi bersama kekasihnya. Singkatnya ia merasa begitu terpukul dengan kekasihnya yang pergi bersama lelaki lain. Kehidupan teman saya (kita sebut saja Tawon) diberi banyak keisitimewaan perihal rezeki yang melimpah, hingga ia selalu menghadiahkan barang apapun yang kekasihnya inginkan. Bahkan, sebelum kekasihnya meminta, Tawon sudah membelikan barang-barang mewah tersebut. Tidak ada yang salah dengan alibi Tawon yang mengatakan jika ia melakukan itu karena ia menyayangi kekasihnya. Tawon ingin membahagiakan kekasihnya, salah satunya dengan cara mencukupi kebutuhan dari kekasihnya yang seorang pekerja medis di rumah sakit swasta.

Setiap manusia memiliki keunikan, antara satu dan yang lainnya bisa menilai hal yang sama dengan berbeda persepsi. Cara manusia mencintai juga terluka pastinya memiliki kadar rasa berbeda. Beginilah cara Tawon untuk merebut hati kekasih yang sangat ia cintai. Tawon terluka, dan ia masih tidak bisa menerima kenyataan jika kekasihnya memilih lelaki lain yang bahkan tak akan pernah bisa memberi barang-barang yang bisa Tawon berikan kepada kekasihnya.

Saya tidak pernah menanyakan apakah dia ikhlas atau tidak, sebab sebaik apapun ketulusan yang pernah kita berikan jika hati mengalami luka pastilah secara tidak sengaja (mungkin untuk beberapa orang) akan menceritakan kepada orang lain. Tentu saja bukan dengan maksud mengungkit kembali pemberian, pasti hanya sekedar ingin bercerita sampai sejauh itu ia membuktikan pengorbanan cinta.

Satu hal yang masih saya ingat ketika Tawon berkata “Aku bahkan ga punya satupun benda yang dikasih dia, saat ini aku bingung mau mengingat dia dari apa. Banyak pasangan yang ingat mantan karena diberi tas atau sebagainya, aku ga punya itu. Selain itu juga aku menjadi cepet move on karena selama ini aku terus yang selalu kasih-kasih, dianya ga pernah.”

Sampai sebatas itu saja saya menceritakan Tawon dan luka hatinya. Lalu isi kepala saya menjadi riuh dan ingin bertanya kepada Tawon apakah selama ini ia mendekati seluruh perempuan dengan memberikan harta? Bagaimana jika ternnyata kekasihnya hanya mencintai hartanya saja. Pertanyaan yang tak pernah saya utarakan kepada Tawon.

PENERIMA

Kisah lain yang tiba-tiba saya pernah ingat adalah cerita tentang (sebut saja Kenanga). Kenanga memiliki banyak potensi untuk mampu menaklukan hati lelaki. Selain wajahnya yang cantik, ia juga memiliki sifat lembut serta selalu menjadi kekasih yang baik, hingga ia juga menyandang gelar seorang istri di usianya yang baru memasuki kepala dua, awal. Cerita tentang Kenanga lebih dahulu ada sebelum cerita Tawon. Antara Kenanga dan Tawon tidak ada hubungan apapun. Saya hanya mencoba menuangkan benang merahnya saja pada tulisan ini.

Kenanga selama menjadi seorang istri ia tidak bekerja karena tidak sampai menamatkan kuliahnya. Kenanga menjadi istri yang selalu berusaha memenuhi apa-apa saja kebutuhan suami. Kenanga merasa tercukupi hidupnya sebab suaminya selalu memberikan apapun yang ia kehendaki. Perhiasan, baju-baju mahal juga tentengan elektronik berharga mahal. Kenanga bangga bisa memiliki itu semua. Tak peduli beberapa orang sering mengejeknya jika ia tak pantas memiliki suami yang tidak tampan. Urusan fisik bagi beberapa orang sangat penting memang, begitu juga dengan urusan materi.

Kenanga tidak pernah merasa risih dnegan suaminya yang bak  langit dan bumi ketika bersanding dengan dirinya. Kenanga merasa nyaman tas kemanjaan harta yang kemudian justru merasa terperalat oleh harta. Kenanga menjadi sangat tergantung akan kucuran materi untuk hidupnya juga sebagian kecil yang kerap ia kirimkan kepada orang tuanya.

Dibalik kebanggaan akan kekayaannya, Kenanga justru merasa tidak bahagia. Kebahagiaan yang ia duga mampu ia dapatkan dengan harta yang berlimpah. Kenanga ternyata kerap mendapati suaminya bersama perempuan lain dan tetap menerima atas perlakuan-perlakuan kasar suaminya. Kenanga ingin pergi meninggalkan pernikahan mereka. Namun, lagi-lagi ia terpaksa bertahan mengingaat selama ini yang mencukupi kebutuhan Kenanga dan orangtuanya adalah suaminya.

Atas Kenanga, banyak pertanyaan berawalan ‘kenapa’ ingin saya utarakan. Salah satunya adalah kenapa ia memilih menikah dengan suaminya dari semula, apakah semata karena harta atau benar-benar cinta. Serta kenapa-kenapa yang lain dan tak juga saya utarakan.

PENGAMAT

Bagian ini sempet saya tuliskan di what app stories pembicaraan yang terjadi dengan salah satu perempuan yang bisa kita sebut dengan Lalat. Pembicaraan yang bahkan sudah terjadi berbulan-bulan lamanya. Saya tidak ingat jelas atas apa yang pernah menjadi bahasan kami sebelumnya. Saya hanya mengingat bagian Lalat berkata “Kaa.. banyak orang selalu lihat dari apa yang kita terima tanpa peduli bagaimana caranya sesuatu itu bisa sampai ke kita.

“Misalnya ya ka, ada yang kasih berlian karena ia anak seorang pengusaha. Itu biasa saja ko, mudah aja dia dapetin tinggal minta ortunya, atau Cuma bagian kecil banget dari salarynya. Tapi beda sama orang yang kasih barang murah ratusan ribu aja tapi untuk dapetin itu dia kudu nabung. Dia kudu nahan-nahan bahkan untuk keperluan dia sendiri. Perjuangan untuk bisa kasih itu ga mudah loh”.

Ini adalah salah satu cara saya mendapatkan ide tulisan yang kadang saya gabungkan dari tiga unsur. Cara saya untuk memperkaya warna cerpen-cerpen saya. Jika dari contoh tersebut maka tema besar yang akan saya ambil adalah mengenai “hadiah untuk seorang kekasih”.

Beberapa kalimat yang muncul dari isi kepala biasanya saya tulis di twitter hingga untuk proses penulisan cerpen, saya akan membuka kembali twit tersebut. Begitulah salah satu cara saya menemukan ide tulisan. Banyaknya cerpen yang saya tulis, sebisa mungkin tidak mengulang cerita yang pernah saya tulis sebelumnya.

Ribet? Bisa jadi sebab saya sangat mengutamakan kualitas dari observasi.