Menulisku 2017

Mengawali dunia menulis di tahun 2014, kala itu hanya sebatas menulis puisi-puisi biasa, sajak-sajak sederhana juga banyak sekali menulis hal-hal yang ada di kepala dalam garis waktu.

Menjadi tertarik dengan cerpen ketika pertamakali membaca sebuah cerpen dari pranara yang terunggah di garis waktu. Semakin sering membaca cerpen hingga belajar menulis hanya dengan bentuk sederhana. Tulisan yang singkat.

Saya merasa cerpen saya begitu dangkal dan begitu mentah, hal tersebut membuat saya semakin ingin menenggak ilmu lebih banyak lagi. Keterbatasan akses membuat saya ingin segera keluar dari zona isolasi. Saya pernah mencoba belajar dan mencari ilmu dari salah satu penulis di kota saya tinggal sekarang, Banjarbaru. Namun, harus berakhir dengan pahit karena saya hanya mendapatkan respon acuh dan tak pernah sama sekali ditanggapi dengan cara yang baik. Saya tidak berkecil hati, malah itu saya gunakan sebagai cambukan untuk menunjukan jika banyak ilmu yang bisa saya dapatkan tapi tidak melalui dirinya.

Saya juga pernah bertanya mengenai menulis cerpen ke salah satu penulis (yang saat ini sudah menerbitkan banyak novel dan digandrungi para remaja) ketika ia membuka kesempatan bagi siapapun untuk mengirimkan surel ke alamatnya. Masih sama, saya tidak mendapatkan balasan apapun, yang padahal saya hanya menanyakan mana yang lebih dulu dicari, tema tulisan atau tulisan yang pada akhirnya akanmengerucut menjadi satu tema.

Atas kedua kejadian tersebut, saya tidak pernah menyerah. Saya memperbanyak ilmu dengan sering membuka twiter dan mengikuti akun-akun yang secara cuma-cuma kerap membagi tips menulis. Hingga saya mampu merampungkan satu cerpen dengan struktur sebuah cerpen yang utuh.

Saya tidak merasa puas dengan tulisan saya, dan saya mencoba melihat sampai sejauh mana hasil karya saya jika disandingkan dengan penulis lain. Maka, pada saat itu saya mengirim tulisan saya untuk mengikuti sayembara lomba menulis. Itupun berkat dorongan beberapa teman yang mengatakan jika tulisan saya layak untuk diikutsertakan. Memang benar, saya bukan orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Namun, setelah melihat tulisan saya untuk pertamakali terpilih dan dibukukan oleh komunitas menulis, seolah menjadi penyegar bagi sahara.

Saat itu saya sangat menggemari jika ada lomba yang memberi fasilitas review oleh jurinya. Sebab yang saya perlukan adalah koreksi dari tulisan saya dari orang yang memang benar-benar memiliki jam terbang tinggi dan memiliki banyak karya yang berkualitas bagus. Semua perjalanan tidak mudah tentunya, saya juga pernah mendapatkan kritikan pedas jika tulisan saya hanya mengandung unsur ranjang. Walaupun saya berusaha menyangkal tapi kritikan tersebut saya jadikan untuk membenahi gaya menulis saya.

Terhitung sampai saat ini saya sudah banyak mengikuti lomba menulis, hanya untuk mengasah kemampuan saya menulis dan juga mengetahui seberapa bagus peringkat tulisan saya jika dibandingkan dengan yang lain. Tentu saja setiap lomba memiliki karakter penilaiannya masing-masing. Hingga saya memenangkan lomba dan berhak menerbitkan satu buku di pertengahan tahun 2014 buku kumcer solo saya yang pertama lahir dnegan judul Kamandrah. Buku kedua lahir di awal tahun 2016 dengan judul Renjana. Jika dihitung mungkin sudah berjumlah ratusan lebih cerpen yang saya tulis, sebab sampai saat ini saya sudah memiliki 45 list antologi yang masing-masingnya berisi karya saya. Tentu saja untuk mencapai angka itu harus melewati tahap seleksi terlebih dahulu.

Saya sangat menyukai cerpen karena dalam ukuran sederhana tapi memiliki banyak unsur di dalamnya. Cerpen yang harus padat dan berisi, tidak bertele-tele serta membuat pembaca mampu berdecak hanya dengan membaca beberapa menit saja. Cerpen yang isinya tidak monoton hanya sebatas kisah cinta biasa. Saya akui, saya masih perlu banyak belajar lagi untuk bisa membentuk cerpen yang bagus, tentu saja tidak untuk semua orang sebab seorang penulis tidak akan pernah mampu memuaskan seluruh pembaca karyanya.

Sampai saat ini, saya masih perlu banyak ilmu lagi. Namun, saya akan bersenang hati membagi ilmu menulis sebab saya pernah berada dalam posisi yang diacuhkan oleh seorang penulis hingga saya berusaha untuk melakukan hal yang sama kepada mereka yang datang kepada saya. Barangkali ilmu sedikit saya bisa saya bagikan, mana tau mampu menjadi hal besar bagi penerimanya.

Dalam waktu dekat juga saya akan menerbitkan satu lagi kumcer, yang tentunya berbeda dengan Kamandrah dan Renjana. Setelah itu, saya mulai akan menyusun untuk projek kumcer konvensional. Semoga bisa satu demi satu target saya terpenuhi, Amin.

Banjarbaru, 05 Desember 2017

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *