Naskah terbit


Jika seorang editor mengeluhkan editing naskah yang katanya bisa bikin naik darah,Lantas kenapa naskah tersebut bisa lolos seleksi penerbit?

Tiba-tiba pertanyaan tersebut terlintas di benak saya ketika melihat cuitan keluhan dari seorang editor. Ia mengatakan jika mengedit naskah buruk bisa menyebabkan naik darah.

Seharusnya memang secara logika jika naskah tersebut kurang baik dan bisa menyebabkan naik darah seperti ungkapan sang editor, kenapa bisa diterima oleh penerbit?

Menerbitkan naskah bak mencari jodoh dan rezeki. Bisa jadi berjodoh tapi jika tidak rezeki juga tidak mendapatkan respon yang bagus.

Ada banyak hal kenapa para penulis bisa menerbitkan naskah, diantaranya:

1. Faktor keberuntungan

Ada beberapa penulis yang memang baru pertamakali mencoba kirim ke penerbit ternyata naskah tersebut terpilih untuk diterbitkan, hal tersebut tentu dibarengi dengan kualitas tulisan yang baik. Ada juga yang memang benar-benar beruntung walaupun tulisan kurang mumpuni.

Berlaku juga untuk beberapa public figure sekalas selebtweet atau selebriti yang memili lebih banyak faktor keberuntungan.

2. Relasi

Terlepas dari tulisan itu baik atau tidak, biasanya relasi sangat bisa menentukan. Contohnya jika kamu bisa dekat dengan salah seorang editor senior atau memiliki koneksi dengan penerbit terkait. Tidak butuh waktu dan perjuangan lama.

3. Jatah

Yang dimaksud sebagai jatah di sini adalah untuk mereka-mereka yang biasanya bekerja di penerbit. Beberapa diantaranya memang menawarkan kesempatan menerbitkan buku kepada karyawannya. Bagian ini juga lebih cepat proses terbitnya.

4. Kualitas/prestasi

Bukan dari faktor keberuntungan, relasi ataupun jatah. Benar-benar dikarenakan kualitas tulisan yang bagus. Banyak yang bisa lolos untuk poin yang 1 ini. Itu sebabnya buku yang mereka hasilkan juga berkualitas. Ada sebagian yang memang harus kerja keras dulu untuk bisa sampai di fase ini.

Ada banyak faktor-faktor lain yang bisa menjadi latar belakang penerbitan sebuah buku.

Seorang penulis hanya bertugas menulis, untuk penerbitan serahkan kepada nasib dan bantuan semesta.

Biarkan naskah itu berjuang untuk dirinya. Yang lebih penting dari naskah berhasil diterbitkan adalah konsistensi dalam menulis. Alangkah sayangnya setelah naskah bisa terbit namun intensitas menulis menjadi menurun.

Suatu saat kualitas dari seseorang akan terlihat dari isi buku yang ia hasilkan.

Tetap tulis, tak perlu kawatir mengenai diterbitkan atau tidak.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *