Email di Juni

Jakarta, 08 Juni 2013

Apa kabar De ?, oiya maaf menggunakan kata-kata ‘Ade’ kamupun tau pasti jika aku sudah terbiasa menggunakan itu untuk menyebut mu. Sambil mengetik email ini sejauh apapun kau pergi memang aku akan selalu mendapatkan kabar tentang mu.

De.. percayalah, aku masih seperti yang dulu, aku adalah seorang lelaki yang selalu menjaga mu lewat doa ku yang ku kirim dari jauh, aku tetap perduli dengan mu, dengan kebahagiaan mu. Masih ingatkan gimana aku meredakan tangis mu ketika kamu menangis di skate park senja itu, kamu menangis karena mendapat kabar kematian kaka kandung mu, dan aku orang yang baru beberapa bulan kamu kenal memeluk mu erat dan berkata “ jangan takut kan ada aku yang bisa jadi kakak mu” dan setelah itu hubungan kita berubah menjadi asmara.

De.. apakah masih kau beri aku kesempatan untuk selalu menjaga mu, sebagai seorang kakak untuk menebus semua dosa, walaupun mungkin tak pantas tapi aku menaruh harapan besar untuk maaf. De, aku tau sebenarnya kamu hanya sulit untuk menerima hubungan kita berakhir dengan cara yang tidak baik, hubungan yang tentu saja aku tau begitu banyak pengorbanan yang kita habiskan untuk tetap menjaganya sampai pada tujuan akhir pelaminan 15 juni 2012 (seharusnya). Tidak mudah memang membiasakan diri tanpa orang yang sekarang tidak ada di sisi kita, apa lagi untuk orang yang kita sayang dengan setulus hati
.
De.. tidak ada yang perlu kau takutkan dengan kehidupan mu yang sekarang tanpa aku, tidak ada rasa kecewa yang mampu menutup luka, justru jadikan kecewa mu sebagai motifasi untuk mu bangkit. Aku tau, kau selalu mencari sosok ku di antara semua lelaki yang pernah mendekati mu, tapi percaya pada ku De, tidak ada orang di dunia ini yang memiliki karakter sama, bahkan mereka punya cara sendiri untuk mencintai mu, mereka punya hati yang jelas saja berbeda dengan apa yang pernah aku beri untuk mu. De, kisah kita sudah berlalu cukup lama, cobalah perlahan membuka lembaran baru dan yakinkan hati jika mereka mampu mengisi kosong dan mengobati luka yang ku sebabkan dulu.
De.. kamu hanya membuang waktu untuk hal yang memang menurutku kamu hanya merindukan kebersamaan kita, bagaimana bisa kamu sebut aku sebagai orang terbaik yang pernah hadir di dalam hidup mu bahkan menjaga hubungan kitapun aku tak mampu, menjaga hati mu pun aku gagal. Justru akan ada orang lain yang menjadi terbaik mu kelak, setiap orang memiliki kekurangan dan kelebihan De. aku tau bagaimana kamu De, kamu bukan orang yang lemah, kamu bukan orang yang mudah menyerah, segala prestasi kamu bisa capai dan kamu pun mampu membuat ku sangat mencintai mu, itu karna kamu kuat, kamu penuh dengan kebahagiaan dan semangat untuk kamu berlari mengejar masa depan baru.

De.. aku sangat ingin melihat mu bahagia karna aku pernah memiliki mu dengan sepenuh hati dan itu bukan sekedar main-main. Kita memang tidak bisa satu, tapi aku akan selalu menjaga mu sebagai seorang kakak, aku akan tetap peduli dengan mu, kamu tidak mencintai ku lagi De, yang ada saat ini hanya kerinduan mu pada hubungan kita saja. Kamu tidak harus berhenti seperti ini, teruslah bergerak walaupun pelan setidaknya tidak diam di tempat. Aku akan selalu mendoakan mu sebagai seorang kakak, maafkan semua kesalahan ku De. Jadilah aufa yang aku kenal.

Arif

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *