Lingga!

1. Lingga

“ hah… Pindah?? Ke kalimantan?? mengapa kau memutuskan besok untuk mengambil pekerjaan di pedalaman Kalimantan ling? “

“ harus pertanyaan itu aku jawab? Sudah sore, pulanglah nay, besok hari besarmu, alasan apa yang akan kau berikan jika mereka mengetahui keberadaanmu di sini “

“ jakarta – bandung, masih bisa ditempuh setiap dua bulan sekali kau selalu di sini, bagaimana dengan Kalimantan – bandung ling? “

“ dimanapun aku berada bukankah selama ini kehadiranku selalu tak pernah absen di tab mention mu Nay, wajahmu pucat sayang ”

” kalimantan jarak yang jauh Lingga.. ”

” apa yang kau takutkan dari jarak geografis atas kepindahanku Nay? Bukankah untuk jarak hati kau terlebih dulu berkemas ”

” Lingga, tidak semudah memindahkan karakter dari akun twiter yang satu ke yang lain, begitu juga dengan hati yang sudah berumah padamu ”

@LingLung: tak semua cinta mampu dimiliki, hanya cinta sejati yang tak pernah mati

Nayla rendrani, yang ku kenal melalui social media berlogo burung biru, tak banyak dimengerti memang tapi benar adanya cinta mampu hadir bahkan ketika kita belum pernah melihat sosoknya. Menjalani hubungan layaknya pasangan lain yang mengutuk jarak mereka sebut Long Distance Relationship. namun benar adanya jarak raga tak menjadi soal ketika rasa tak berjarak. Satu tahun kehadirannya di hidup ku, layaknya tanaman yang memerlukan hujan, dengan kehadiran ku setiap dua bulan sekali adalah kesejukan bagi rindu kami.

Namun desember ini bukan lagi bulan kami, seharusnya memang aku belajar berenang sebelum menyelami hatinya, seharusnya aku membawa serta antiseptic ketika hendak bermain dengan cadasnya tebing hati. Tidak ada yang salah dari kami, cinta ataupun keadaan, karna semu cinta seperti permainan dunia nyata justru hati selalu nyata. Nayla rendrani gadis mungil yang tak lebih tinggi dari bahu ku, memiliki rambut ikal dan bermata bening hitam, sungguh ku cintai.

“ setelah besok, apakah kau akan meninggalkan ku juga? Bukankah selama inipun kita masih mampu berjalan bersama “

“ yang jelas setelah besok aku bukan lagi sebagai orang ke tiga dari pasangan pacaran tapi kamu sudah menjadi istri sah dari Yusda, kaupun sudah akan pindah dari status menikah Nay “ aku tersenyum pada Nay dan beranjak pelan keluar dari lobby hotel untuk menuju taksi berwarna hijau yang baru saja tiba di pintu depan hotel agar Nayla segera meninggalkan hotel.

“ sampai berjumpa besok pagi nona, jangan lupa singgahlah ke apotik. Wajah mu begitu pucat belilah obat untuk asam lambung mu segera “

“ apa kau tidak ingin memiliki ku sepenuhnya Ling? “

“ pertanyaan atau sekedar basa-basi di waktu yang terlambat?, kamupun pasti tau seberapa besar cintaku“ aku mengerutkan kening dan menutup pintu taksi

@LingLung: kebahagiaan mu @NayLove  adalah yang utama untuk ku, tersenyumlah sayang

            @NayLove: Apapun yang terjadi jangan pernah pergi dariku @LingLung

2. Nayla

@NayLove: Cinta itu tidak untuk menyakiti, aku merindukan mu

Lingga Anggara, bukan hal gampang menjatuhkan hati pada sosok yang selama ini mengisi hati. Lelaki lulusan teknik geologi yang selalu mengenakan kemeja flannel dan sepat converse dekil, sederhana namun nampak istemewa untukku. Lingga yang tak pernah meninggalkan tas ransel berisikan buku bacaan kesayangannya tentang revolusi Negara tetangga ataupun sastra menjadi terlihat makin sempurna di mataku. Seharusnya memang sejak awal aku menceritakannya tentang komitmen ku dengan pria yang lebih dulu ada, Yusda seorang kapten kapal pesiar yang selalu disibukan perihal pernafkahan dengan rute pelayaran lintas negara. Kekosongan itu yang membuat sebagian hati terbagi oleh kehadiran Lingga yang aku kenal melalui jejaring sosial.

Perubahan bentuk fisik yang semakin berisi sesungguhnya membuatku kawatir atas komentar beberapa sahabat, mungkin saja karena tingkat depresi menekan hormon hingga mengabaikan irama jadwal makan dan lebih mengisi silabu kepala dengan segala hal tentang kebersamaanku dengan Lingga bukan Yusda calon suamiku.

Tak banyak yang aku tau tentangnya karna memang selama ini aku lah yang selalu bersandar hingga aku lupa mengenal dia yang aku cintai. Tentang hari pernikahan tidak bermaksud menyembunyikan dari Lingga, hanya saja tak kuasa aku melihatnya terluka namun seharusnya aku jujur tentang ini. Andaikan saja Lingga menahanku untuk tidak memasuki altar prosesi besok dan membawaku pergi pastilah aku akan sangat bahagia memilih jalan itu, namun ku sadari mungkin dia tak sebegitu cintanya denganku.

@LingLung: hai nona @NayLove sempet ke apotik kan? Minum obat dan tidurlah

            @NayLove: iya tuan @LingLung aku ke apotik tapi tidak membeli obat, temani aku sejenak

            @LingLung: pukul 2 pagi nona @NayLove, besok aku akan menjadi tamu pertama untukmu

Tentang harapanku yang tersimpan pada tetes hujan yang mengetuk jendela kamar, ingin rasanya aku berlari menuju hotel Lingga berada, menampar hatinya agar tersadarkan jika aku sangat mencintainya dan bukan Yusda yang ku inginkan esok hari mengucap sumpah pernikahan. Aku sangat merindukannya, pelukan hangatnya ketika sehelai selimut menutupi tubuh ku, betapa sungguh kenangan yang tak pernah ku lupa, kami menghabiskan malam dengan cinta, seperti senyumannya ketika tepat berada di atas tubuhku. Tidak semua yang terjadi di dunia maya tidak berasa nyata, masalah hati misalnya dan itu bukan sekedar permainan belaka. Lingga yang selama ini menjadi pengantar tidurku, bahkan dialah yang dengan sabar selalu merawatku jika demam mulai mengusik, Jakarta – Bandung bukan hal sulit baginya walapun hanya sekedar memastikan aku baik-baik saja. Ku tinggalkan sejenak Lingga yang membalas mention teman maya seraya mengambil kantong plastik dari apotik menuju kamar kecil terasa berat, terlebih lagi air mataku tak berhenti mengalir, dengan bunyi notif dari gadget membuat kesadaranku tetap terjaga jika Lingga masih di sana, di tempat pertama kali aku mengenalnya. Rasa kantuk dan letih tak lagi tertahan hanya mampu melihat mentionmu

@LingLung: aku sangat mencintai mu @NayLove, dan tak akan pernah terpungkiri

            @LingLung: selamat menempuh hidup baru cintaku, bahagialah

            @LingLung: Semua cerita indah akan selalu tersimpan

3. Lingga

Beberapa kaleng bir tergelatak di samping televisi yang masih menyala, aku menemukan diriku dengan air mata yang tak henti duduk beralaskan ubin putih, masih tentang kenyataan yang tak mampu ku terima, baru saja kemarin aku rasakan bahagia memiliki seorang yang sangat ku cintai, tapi besok harus ku hadapi dengan kenyataan menghadiri pernikahannya, siapalah aku yang hanya sebagai selingannya saja, bahkan untuk memintanya bertahanpun tak ada hak. Aku hanya berfikir jika memang harusnya dia bahagia walau tanpa ku, sedetik ku urungkan niat untuk menghadiri hari pernikahannya yang juga hari kehancuran. Ku raih laptop dan mulai saja jemariku menuliskan surat elektrik untuknya

To: Naylaprayapta@yahoo.com

From: LinggaLung@yahoo.co.id

Sayangku Nayla, aku tau sekarangpun kau sudah terlelap hingga tak kau tau betapa hancurnya hatiku saat ini. Maafkan aku, aku tak mampu hadir di gereja berada pada barisan depan bangku itu, aku hanya tak ingin merusak kebahagiaanmu. Apa yang terjadi di antara kita adalah keindahan yang tak terganti, aku sangat mencintaimu hingga keinginan memilikimu selamanya adalah ego. Namun mungkin aku tersadarkan jika tak pantas untuk ku menghancurkan masa depan kalian. Nayla sayangku, rasanya terlalu sepi kamar hotel ini tidak seperti ketika kita menghabiskan malam dengan dekapan erat pelukan ku. Yusda bukan aku, tapi dialah yang nanti akan memilikimu sepenuhnya, cintai dia yang ada saat ini walapun tak mampu memiliki cinta kita, berbahagialah Nay. Akan ku permudah semua jalan untuk kebahagiaan mu, malam ini adalah kisah terakhir dari cinta kita. Mungkin semuanya sudah terlambat tapi aku begitu mencintaimu Nay, dengan seluruh hatiku. Alangkah cantiknya esok kau akan mengenakan gaun putih itu. Kau bukan hanya kesenangan sesaat, hanya saja aku yang terlena hingga sangat dalam cinta ini. Aku tak ingin menatap penuh luka hari bahagiamu, akan aku ikhlaskan semuanya, berbahagialah kekasihku.

Withlove, Lingga J

Sent.

Pukul 4 dini hari, ku kemasi semua barang, dalam tas ransel, ku keluarkan sim card dari gadget dan meletakkannya di atas meja kecil, dan meminta receptionis untuk menyiapkan mobil menuju Bandara Soekarno Hatta. Bukan hanya raga yang harus pindah tapi juga hati yang ku kemas kembali, mematikan laptop dan meninggalkan hotel, kulakukan hal terakhir sebagai penutupnya, menghapus akun jejaring sosial, *delated*

4. Nayla

Kepalaku terasa berat seperti ratusan beton menggelayut setelah perdebatan dengan Lingga semalam, terbangun aku oleh suara ketukan pada pintu kamar, tak lain adalah suara ibuku yang memberi perintah agar aku mempersiapkan diri akan kedatangan para juru rias pengantin. Perlahan mata ku buka, jemari tangan masih tergenggam test pack dari apotik yang tadi malam baru ku gunakan, iya aku bukan membeli obat asam lambung tapi alat test kehamilan, mata ku bergerilya dan melihat garis merah dua, seketika bibirku mengucap pasti “ LINGGA!! “

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *