Tambah usia

  

Diantara angin mendayu, langit berarak menjadikan teduh. Di antara kejauhan bumi, ku tulis sebuah kado dalam bingkai puisi.

Menulis perkaramu dalam sebuah manuskrip, mukadimah pun tak kunjung berhenti. Merangkai aksara sungguh ku belajar. Menuntaskan pinta adalah langkahku.

Semesta berdoa pada pertambahan usia. Semoga dewasa mengiringi langkah. Semoga sembilu tak lagi bersama dan senantiasa ucap syukur atas kasih.

Katamu “Banyak kerikil tajam”, bukankah perjuangan adalah melewati kerikil. Biarkan saja malam mengecup lembut mimpimu, biarkan siang memagut erat cinta.

Akan banyak hari dimana kau bernyanyi, tanpa ada sepi merenggut sendiri. Tetaplah indah walau perih masih tertahan, cukuplah sudah mengenal cinta yang luka.

Tak harus menjadi sempurna jika melukai hati, untuk apa mengejar ego jika merampas diri. Berteriaklah jika terasa penat, menangislah jika itu membasuh hampa.

Tiup lilin pada sepotong kue, nyalakan lentera penerang jalan.

Selamat ulang tahun, teman.

–end–

* dirangkai sebagai permintaan dari teman yang berulang tahun di 11 April

This entry was posted in Poetry.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *