Percakapan sore kemarin

kenapa menulis?

Karena ingin mencurahkan segala keriuhan di kepala.

Kenapa harus dengan cara menulis?

Saya pelupa, dan itu sebabnya saya menulis untuk menuangkan segala rasa

Semacam curhat?

Tidak begitu, jika curhat semata tidak akan tulisan saya bisa sebanyak itu. Saya hanya menyelipkan kronologi-kronologi kejadian yang pernah saya alami, sedikit.

Cinta?

Iya.

Kau terlihat seperti penulis yang kosong dalam romance

Romanceku tak pernah kosong, aku hanya membagikannya pada semesta karena orang yang kucintai tak ingin memilikinya lagi.

Lalu untuk apa kau tetap mencari romance jika tak pernah kosong?

Sebagai pelengkap, agar hati dan karya, agar cinta dan tulisan selaras.

Cinta seperti apa?

Cinta yang tak pernah menghentikan citaku, cinta yang selalu memeluk ketika aku menciptakan karya dan cinta yang membuatku tak berkesudahan mengaguminya.

Jika begitu temukan cintamu dan isi romance dalam cita

Andaikan bisa semudah itu.

Bukankah para penulis justru akan menulis banyak hal tentang cinta ketika mereka terluka

Saya bukan salah satunya, itu sebabnya saya sangat membenci ketika hati saya terluka.

Kau mencari romance baru?

Aku menunggu romance baru

Kau tidak takut jika suatu saat kehilangan dia lagi dan terluka lagi hingga kemampuan menulismu drastis menurun?

Bukankah cinta adalah memiliki dan melepas.

Kau banyak menulis kata cinta, bagaimana bisa kau sukar jatuh cinta?

Aku menulisnya agar semua tau jika yang kucinta dengan sangat sudah tak lagi mencukupi cinta yang ku inginkan.

Kau terluka?

Tadinya.

Kau sudah ingin jatuh cinta lagi?

Sudah sejak aku menulis untuk mencari romance dan muse.

Kau sudah temukan itu?

🙂 . Aku lelah, kau terlalu banyak bertanya. kita sudahi dulu ini. Terimakasih.

Kau tidak menjawab pertanyaan ini, jika begitu izinkan aku tau siapa yang sebegitu hebatnya pernah menjadi muse mu itu?

Jelas saja dia mantan kekasihku.

Yang mana?

Bye.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *