[cacer] Menikah dengannya

“Mengapa kau baru datang saat aku sudah ada yang memiliki?”

“Andaikan aku mengenalmu ketika kau tanpa seorang kekasih”

“Pergilah, kau pantas bahagia dengan yang lain”

“Aku akan pergi setelah kau mengatakan kau tak mencintaiku. Aku takkan akan pernah mengusikmu dengan cintaku”

“Aku tak mampu memberimu harapan”

“Aku tak meminta harapan”

“Aku tak ingin kau terluka”

“Justru aku akan terluka jika memendam rasa cinta ini tanpa pernah kau ketahui”

“Dari mana aku bisa yakin jika benar kau mencintaiku, kau hanya ingin mempermainkanku”

“Untuk apa aku mempermainkan kau yang bahkan tak ku ketahui sebelumnya, andaikan aku mampu akan ku bunuh rasa cinta ini agar kau tak meragukan kehadirannya. Aku tidak memohon apapun, aku hanya ingin kau tau jika aku memiliki rasa ini”

“Sekali lagi ku ingatkan aku memiliki kekasih”

“Dan sekali lagi aku ingatkan, aku tak berniat merusak hubungan itu”

“Kau melukai dirimu sendiri”

“Sudah ku katakan aku akan lebih terluka jika tak sempat menyampaikan ini padamu”

Aku tersenyum dan memilih mengakhiri pembicaraan kami. Suatu kebodohan memang untuk memberikan cinta pada waktu dan tempat yang salah, tapi cinta tak pernah bodoh untuk memilih harus jatuh pada hati yang mana.

Aku melihatnya bahagia bersama kekasihnya, aku melihat dia nyaman berada dalam pelukan yang tercinta. Benar, cinta butuh perjuangan tapi bagaimana aku bisa berjuang jika dia tak berada dalam orbitku.

Aku ingin menghabiskan masa tua dengannya, bukan suatu kalimat klise yang sering diucapkan ujung pena pujangga tapi sebenar-benarnya keinginan yang hadir dengan tulus.

Aku jatuh cinta, teramat dalam pada waktu yang salah. Aku mencintai segala hal tentangnya, tawanya, perhatiannya juga saat tak henti-hentinya ia menyebutku sebagai seseorang yang menyebalkan.

Aku mendengarkan ketika ia menyebut namaku di ujung lelap, aku berusaha memberi jawaban “iya” sebagai jawaban “iya sayang“.

Aku ingin memanggilnya sayang, bukan sebuah gombalan yang selalu ia sematkan kepadaku, namun karena benar aku sangat menyayanginya. Aku ingin dia tau jika setiap saat setiap waktu aku hanya menunggunya menyapaku, bahkan ketika malam rela terjaga hanya untuk menyuruhku memejamkan mata.

Dia, yang mampu membuatku meruntuhkan ego.

Aku tak mampu perjuangkan cintaku sendiri, bukan karena pengecut tapu justru karena cintaku tak untuk melukai.

Aku yang akan selalu merindukannya, aku untuk pertama kali benar-benar ingin menikah dengannya, iya, walaupun aku tau aku tak mampu untuk itu. Tapi aku hanya ingin, maksudku benar-benar ingin.

Bukan kamu

Beberapa kali menulis mengenai keraguan atas sebuah pilihan, dan inilah akhir dari kisah itu.

Untukmu yang dengan senyuman memeluk sebuah bantal di depan rumah. Awalnya aku tak mengerti arti keromantisan yang ada dalam benakmu.

“Bantal? Eemm maksudku kenapa bukan boneka?” 

“Kamu ingin boneka? Tapi kamu lupa kamu lebih perlu bantal yang bagus, beberapa kali kamu pasang status di BBM katanya susah tidur. Kali aja sama bantal ini kamu bisa nyenyak”

Memang benar kadang Tuhan berikan apa yang kita butuhkan, bukan apa yang kita mau.

Banyak hal yang kau hadirkan justru bukan hal yang ku mau. 

Sudah ku bilang tidak ada yang salah dengan cintamu yang sebegitu besar untukku. Kapanpun dan apapun yang aku kehendaki akan selalu ada di hadapanku dalam waktu sekejap.

Aku yang selalu bersandar di tubuhmu  ketika membaca sebuah buku.

Kamu yang selalu memenuhi wajahku dengan ciuman ketika aku disibukan dengan game pada gadget.

Aku yang selalu berusaha untuk menemanimu terlelap.

Kamu yang selalu ingin menjadi orang yang ku utamakan lebih dari apapun.

Aku yang pernah mencium bibirmu yang ternyata terlihat oleh kk mu.

Kamu yang pernah mencium dan terekam kamera CCTV swalayan.

Katamu ‘semua hatiku untukmu’.

Kau tau, aku tidak pernah menyukai perdebatan panjang. Aku membenci saat kau dan aku harus menjauhkan diri agar tidak saling terluka.

Aku hanya ingin menceritakan hal manis saja, yang pada akhirnya aku memilih mundur dari mu, dari semua tentang kita. Bukan karena tidak cinta.

Aku tak ingin hidup dengan keraguan walaupun cinta itu memang ada, dan akupun ingin kau memberikan cinta tulusmu pada seseorang yang jauh lebih pantas untuk menerimanya.

Tak terluka? Percayalah itu hanya caraku agar tak kembali ke pelukanmu. Berpura-pura tak terluka di hadapanmu.

Bagaimana jika aku sampaikan Ternyata bukan kamu yang bisa membuatku tertidur nyenyak.

Jauh lebih hancur

Rumah itu kosong, seperti tak ada walaupun sebenarnya ada dan sangat kokoh.

Kau mencoba mengenali rumah itu hingga takjub jika dibalik selimut yang menutupinya ternyata ada tempat yang begitu teduh dan nyaman.

Aku masih ingat ketika kau memasuki rumah itu dengan permisi, membersihkannya dari debu ternyata memamg tidak mudah seperti yang dibayangkan. Perlu tenaga juga waktu, namum tetap saja itu sebuah rumah yang tak akan berpaling kemanapun.

Sebelumnya sebuah rumah terabaikan menjadi termiliki olehmu.

Sebelumnya sebuah rumah yang tak tertata menjadi rapi olehmu.

Hujan, badai bahkan terik mentari dia tetap berdiri kokoh melindungimu, hingga tak ada setetes air menyentuh kulitmu ataupun hawa dingin menggigilkan ragamu.

Masih ingat ketika kau menjadi berarti dengan memiliki rumah tempatmu melepas lelah. Masih ingat ketika kalian bukanlah hal berarti sebelum saling menemukan.

Cukup kiranya keindahan tercipta oleh tanganmu dan kenyamanan terbentuk oleh kehangatannya melindungimu.

Bunga yang indah menjadi berbisik seolah ingin memiliki kebahagiaan seperti kamu. Pepohonan seolah melayu mendapati keteduhan yang kau pilih adalah rumah yang dulunya tak dikenal.

Setelahnya kau pergi, tanpa memberi suatu penjelasan yang dapat dimengerti. Kau meninggalkan begitu saja dengan banyak alibi jika dindingnya terlalu tebal atapun lantainya tak seperti yang kau mau.

Semua hal seolah tidak lagi indah.

Apa kau tau, jika rumah yang pernah kau benahi kini tak hanya tertutup kegelapan namun ia melebur perlahan seiring langkah kakimu.

Iya, rumah itu jauh lebih hancur dari sebelum kau menemukannya.

Sederhana bukan? Cukup temukan, perbaiki dan tinggalkan. Jika kau anggap dia akan jauh lebih baik tanpamu, itu salah.

Justru ia jauh lebih hancur, dari sebelumnya.

Rumah itu adalah hati dari seseorang yang kau cintai dan kau tinggal pergi tanpa alasan yang berarti.

Dia yang pernah kau cintai

“Tuh liat dia galau, udah aku bilangkan dia ga pernah bisa move on dari aku”

Ucap si A kepada B pacar barunya.

Move on tidak semudah yang dibayangkan untuk beberapa kasus. Jikapun benar move on itu mudah bersyukurlah karena memiliki kemampuan untuk itu.

Air mata kesedihan yang jatuh terlebih ketika malam ataupun ketika lintasan memori mencoba menusuk pikiran adalah selemah-lemahnya hati.

Setiap orang memiliki kemampuan yang berbeda untuk menyembuhkan perkara sakit hati. Jika katamu lukanya kecil bisa jadi yang merasakan itu sudah menjadi luka besar untuknya.

Sebuah kasus jika kamu meninggalkannya dan dia sebegitu beratnya melupakan mu? Sungguh, bukan tertawa dan ejekan yang harus keluar dari sikapmu. Setidaknya dialah orang yang pernah kau cintai untuk berbagi.

@VickaCher: Kadang kala banyak orang merasakan bahagia ketika sikapnya telah melukai orang yang pernah ia cintai

@VickaCher: Tidak semua ‘pernah merasakan cinta yang darinya’ pada akhirnya juga ‘merasakan luka dirinya’ setelah kau tinggal pergi begitu saja

@VickaCher: Akan tiba saatnya ketika ‘dia itu segalaku’ pada orang lain, menjadi ‘dia itu resek’ setelah bubar

@VickaCher: Ketahuilah Seperti apa dia menceritakan keburukan mantannya maka seperti itulah nanti masa depanmu ketika cinta berakhir dengannya

@VickaCher: Mantan kamu susah move on? Doain aja semoga dia cepet move on dan bukan justru kamu jadikan bahan ketawaan sama gebetan

@VickaCher: Mantan kamu susah move on? Bersyukurlah ada orang yang segitu sayangnya sama kamu walaupun udah kamu tinggalin

@VickaCher: Mantan kamu susah move on? Barang kali dia masih belum terbiasa dan bukan juga berarti pengen balikan sama kamu

Berbagi tawa, pelukan dan segala hal kemudian harus berakhir dengan sendiri, kosong dan tak bisa memiliki adalah seburuk-buruknya rasa. Setidaknya masih ada hati untuk tidak menertawakan dia yang sulit move on.

Perkara pernah melukai? Yakinlah tidak semua cinta bisa berakhir dengan manis walaupun diawali dengan hal manis. Ingat saja ketika dia pernah memujamu sebegitu besarnya, ketika dia pernah menjadikanmu utamanya bahkan melebihi dirinya sendiri.

Jika alasanmu karena terluka olehnya hingga pergi dari sisinya, tidak harus juga menjadi sepertinya dan membalas menertawakan keterpurukannya.

Biar saja cinta berakhir, biar saja luka menggerus bathin tapi jangan biarkan mengejek atas keterpurukan dia yang pernah berbagi hati denganmu.

Ada cinta yang teramat sangat dari mereka para pejuang move on. Ada hati yang juga ingin lepas dari penderitaan ketika air mata luka terus mengalir.

@VickaCher: Jika kita pernah saling sayang, mengapa harus berakhir dengan saling serang

Dia yang pernah kau cintai adalah dia yang saat ini menangis karena kehilanganmu.

Rahasia tahun baru

Pagi yang tak lagi pagi masih saja terasa pilu setelah semalaman dia menangis tanpa henti. Pemakaman istrinya kemarin adalah luka yang begitu dalam untuknya. Seorang istri yang selalu ada untuknya, seorang istri yang telah menemani biduk perkawinan selama dua tahun terakhir. Malam tahun baru yang dihabiskannya mengabdi untuk negara memimpin pasukan mengamankan kota kembang bumi parahyangan ternyata justru meninggalkan kisah pilu bagi dirinya. Kepala yang terasa penat serta dada yang sesak bukan karena tertimpa benda puluhan kilogram tapi kejadian yang sangat berat sudah menyapanya tanpa permisi. Begitu terhormatnya tugas seorang pimpinan aparat keamanan terlebih lagi saat menjaga kestabilan lalu lintas pada malam pergantian tahun namun ternyata tidak mampu mengobati luka karna ketidak mampuannya menjaga seorang istri tercinta. Tugasnya sering kali menyita banyak waktu, pulang larut malam setelah menangani beberapa kasus di kantor ataupun setelah menguras banyak emosi menghadapi sampah masyarakat yang memang di balik terali besilah mereka harus mendekam. Seberat apapun itu, selalu ada pelukan hangat istrinya dan kelembutannya yang selalu mampu meredamkan ego yang tak jarang sering terbawa hingga ke rumah.
Bagaimana tidak kehilangan itu begitu dalam, seorang istri yang anggun dan selalu bersikap ramah kepada siapapun juga bahkan banyak tetangga yang memujinya bukan karena tugas negaranya tapi justru karena mendapatkan istri yang begitu istimewa. Masih mudah diingat alunan lembut suara istrinya setiap pagi yang selalu membangunkannya dan member kecupan lembut di kening, ataupun segelas kopi panas serta sarapan pagi yang tak pernah ketinggalan.

Senin pagi tanggal 1 januari 2014, peristiwa yang di awali kejadian tragis tepat di bahu jalan istrinya tersungkur dengan kondisi pelipis terbentur keras pada ujung paving drainase, ketika sebelumnya taksi melaju dan menghantam tubuhnya. Jingga mentari mulai tampak demi kamboja yang berguguran pada tanah basah pemakaman, tak lagi dia ingat siapa saja yang mengucapkan bela sungkawa dan tak lagi dia tau seperti apa tampang para pelayat yang hadir hari itu. Dia hanya mengingat begitu cantik bidadari hatinya bahkan ketika kafan menutup wajahnya untuk terakhir kali. Tak luput pula dia berandai rasa penyesalan andaikan dia tidak harus menghabiskan waktu pagi itu dengan tidur setelah terjaga semalaman mungkin dia akan menemani istrinya yang hendak bepergian.
***
Pagi ini tidak ada lagi secangkir kopi dan sarapan pagi yang selalu disuguhkan istrinya, pagi ini ia terbangun dengan langkah gontai menyambar gelas dan mengisinya dengan air mineral dari dalam kulkas. Air yang begitu dinginpun masih tak mampu meredamkan bara duka, perlahan air matanya menetes kambali ketika padangan matanya tertuju pada foto pernikahan mereka menggunakan kebaya putih terpajang pada frame hitam pada dinding tembok bercat biru muda. Istrinya yang memilih warna biru muda karna dia sangat menyukai warna biru, dia pernah mengatakan jika biru adalah ketenangan, kekuatan tersembunyi seperti halnya lautan yang menyimpan berjuta keindahan dibalik permukaan birunya.
Segelas air mineral dingin pada genggaman tangan kanannya, menuju meja kecil di sudut ruangan, tempat biasa istrinya menghabiskan waktu menyelesaikan pembukuan keuangan bisnis butik di jalan dago yang sudah beberapa bulan ini mengisi kesibukan istrinya bersama teman sejawat. Meja yang tertata rapi dengan bingkai foto istrinya dengan latar belakang wahana tornado di dunia fantasi Jakarta, ia bahkan tidak ingat kapan terakhir kali mengajak istrinya berwisata, tapi terlihat foto tersebut seperti kejadian baru beberapa minggu saja, karna tidak ada perbedaan mencolok dari wajah istrinya sebelum kecelakaan kemarin terjadi. Air matanya tak kuasa terbendung lagi, hingga tetesannya membasahi permukaan kaca bingkai foto yang ia usap perlahan di bagian wajah istrinya, senyum indah dan rambut hitam lurus yang selalu tergerai, betapa dia merasakan beruntung sekali pernah memiliki seorang istri seanggun itu.
Membuka laci meja, mencoba menggali kenangan atas beberapa barang yang ada dalam tas tangan berwarna biru yang dia bawa ketika kecelakaan itu terjadi, ada pulpen berwarna biru serta tiket travel ke Jakarta di sela buku catatan sampul hitam, tulisan tangan begitu rapi berbaris. Terpapar beberapa detail kegiatan yang akan di lakukan istrinya seperti membeli anggrek, mengambil jahitan baju serta beberapa list hotel berbintang di utara Jakarta. selama menjalankan bisnis butik istrinya memang sering ke Ibu kota untuk menemui rekan bisnis. Dia usap lagi air mata yang menetes ketika membaca tulisan pada lembar sebelumnya, puisi – puisi indah dari istrinya, bahkan dia tidak tau jika selama ini seromantis itu istrinya menuliskan pada lembaran putih,

“ Untukmu yang ku cinta dari jauh, jika rindu adalah busur maka izinkan aku menjadi anak panah yang akan selalu menuju untuk menghampiri kesendirian mu, jika hari bukanlah kepunyaan kita maka izinkan aku mencurinya sedikit dari mu untuk kita, kelembutan dan kehangatan mu adalah ku damba “

Lirih dia berucap “terimakasih puisinya sayang, ternyata kamu romantis” iya, selama kesibukannya bertambah akibat kenaikan pangkat, dia jadi jarang menghabiskan waktu bersama istrinya, seperti rumah hanyalah tempatnya singgah untuk memejamkan mata beberapa jam yang kemudian di pagi hari harus kembali bertugas, hingga banyak hal yang terlewati. Betapa semakin dalamnya rasa bersalahnya, menyiakan banyak waktu untuk mereka. Lembar demi lembar buku catatan penuh akan puisi cinta saja.

Meletakkan buku catatan dan menekan tombol power pada handphone milik istrinya, smart phone keluaran terbaru yang dia hadiahkan sebagai kado pernikahan bulan lalu, meraih gelas air di tangan kiri dan menelannya perlahan sambil matanya tetap tertuju pada layar handphone di tangan kanan, tampak beberapa pesan singkat darinya yang mengabarkan jika ia harus bertugas hingga pagi serta beberapa pesan lainnya dari keluarga yang mengucapkan euphoria pergantian tahun. Tiba-tiba air berhenti membasahi tenggorokannya dan tersedak hingga mengeluarkannya lagi membasahi meja, jantungnya seakan terhenti seketika, bagaikan petir di siang hari, segera dia gulir ulang kotak pesan masuk hingga kerutan pada kening kening membiarkan mata menjelajah lebih jelas, nampak tertulis

Dari: blue ​
07:15 ​
Sayang jam berapa ke sininya? (01 januari 2014)

Dari: blue
03:43
Kabarin aku besok pagi ya sayang, sekarang tidur saja dulu sebelum suami mu pulang. Love u (01 januari 2014)

Dari: blue
00:01 (01 januari 2014)
Selamat tahun baru sayang, selalu mencintai mu, semoga tahun depan hubungan kita akan semakin indah. Mmmuuuuuaaccchhh… cinta kamu

Bahkan dirinya pun tidak pernah memberi perhatian ataupun menulis pesan seromantis itu, bahkan dirinya pun tidak pernah mengucapkan doa untuk pergantian tahun untuk hubungan mereka, seraya mengusap wajah dan helaan nafas panjang yang terberat pernah ada, dia menekan tombol call pada nomer blue.terdengar nada tunggu yang kemudian berganti dengan suara
“Hallo sayang, kenapa hp kamu mati, jam berapa ke jakarta? Suami kamu sudah tidur kan? Sayang…. Halo… halo sayaangg….”

Berjuta tanya menggelayut, siapa dia? Ada hubungan apa dengan istrinya? Jakarta? Foto di dufan? Puisi romantis di lembaran buku catatan? Dan juga nama blue yang memanggil istrinya dengan “sayang”, siapa blue yang ternyata bersuara wanita, mungkinkah istrinya….
Menyilangkan tangan di atas meja dan menaruh kepalanya di atas lipatan tangan, ia menangis sangat keras tanpa ampun, di hari setelah pemakaman istrinya kemarin.

Jodoh ku ??

Siang itu Bipp…. pic via whats app dari teman berbunyi “ 33 Propinsi, 17.508 pulau, 238 juta penduduk (entah dipertegas dalam sensus ini hanya kaum lelaki atau global, saya kurang tau) dan lo masih belum nemu jodoh juga?! “ awww… ngJleb banget, pelan sih tapi daleemmm…. Kenapa ga sekalian ditambahin tahun 2013 dan era kiamat sudah terlewati karna kalo ga salah kiamat di 12 desember 2012 kan? Kaaann??. Memang sih kalau jodoh ga akan kemana-mana tapi benar juga kalau ga kemana-mana ga akan nemu jodoh, bisa saja bukan jodoh yang di tangan Tuhan tapi memang Tuhan yang masih menggenggam erat suratan takdir, berasa jadi mama dedeh dadakan uhuukk…
Entah kenapa tiba-tiba hal tersebut mendorong saya untuk menguraikan sedikit cerita, buka curcol dari curhat colongan ataupun curpok yang levelnya lebih tinggi. Beberapa sosok bisa hadir seperti jailangkung dating tak dijemput dan pulang tak diantar, seperti :

Continue reading »

Email di Juni

Jakarta, 08 Juni 2013

Apa kabar De ?, oiya maaf menggunakan kata-kata ‘Ade’ kamupun tau pasti jika aku sudah terbiasa menggunakan itu untuk menyebut mu. Sambil mengetik email ini sejauh apapun kau pergi memang aku akan selalu mendapatkan kabar tentang mu.

De.. percayalah, aku masih seperti yang dulu, aku adalah seorang lelaki yang selalu menjaga mu lewat doa ku yang ku kirim dari jauh, aku tetap perduli dengan mu, dengan kebahagiaan mu. Masih ingatkan gimana aku meredakan tangis mu ketika kamu menangis di skate park senja itu, kamu menangis karena mendapat kabar kematian kaka kandung mu, dan aku orang yang baru beberapa bulan kamu kenal memeluk mu erat dan berkata “ jangan takut kan ada aku yang bisa jadi kakak mu” dan setelah itu hubungan kita berubah menjadi asmara.

Continue reading »

Kubenci kau dengan cintaku

“ Haaaiii skater girl ku…. “
“ Haaiiii IPDA ku…. “
Samsudinnoor airport pagi itu, aku peluk erat lelaki ku Arifin Bintang Yunanda yang baru saja menyelesaikan pendidikan akpol nya, karena urusan kantor yang tidak bisa aku tinggalkan memaksa ku untuk tidak dapat mendampingi wisuda kelulusan perwira akpolnya di Semarang. Saat ini memang banyak hal yang menyita waktu ku karna workholic, setelah lulus kuliah satu tahun lalu akhirnya aku menemukan pekerjaan yang sangat sesuai dengan hobby ku, bekerja sambil traveling walaupun masih seputaran pulau Kalimantan juga. Dan tak jarang bahkan setiap kali ka Arif libur pendidikan kami jarang bertemu karna posisi ku di luar kota. Lain dengan hari ini aku masih bisa memeluk calon suami ku dan mendengarkan detak jantung seperti nada paling indah sejak terakhir kali tiga bulan lalu aku memeluknya, karna posisi telinga ku tepat menempel di dadanya hingga aroma parfume Casablanca di baju PDH nya masih tercium kuat. Dengan lembut kedua tangannya memegang pipi ku dan mencium kening ku serta mengusap kepala ku “ miss you much sayang “ katanya.
Skater girl ku…, dia selalu menyebut ku begitu, karna pertemuan kami lima tahun silam ketika aku mencoba extrim sport dengan papan seluncur skater, bahkan aku lah pionner skater girl di kota ku, dan dua tahun berikutnya kami meresmikan hubungan sebagai sepasang kekasih. Ceritanya cukup panjang, mungkin lain kali aku akan bercerita kisah indah ini dan banyak hal yang kami alami semasa menjalin asmara atas nama pacaran seperti pasangan muda lainnya.
Continue reading »

Kereta cinta ( Part 1 )

“ Ko, ga mau lihat ke arah aku sih “

sore itu, suara Andi memecah kesunyian dalam ketegangan ketika aku baru saja menapakkan kaki ku di Adi Sucipto, sejak tiga tahun lalu kepindahan keluarga ku menuju kota tambang,  baru kali ini aku kembali ke Jogja. Lelah setelah dari subuh aku mengejar penerbangan dan menyelesaikan beberapa urusan kantor dan berakhir di sini, satu mobil bersama Andi, teman semasa kecil yang kini menjadi kekasih ku, perjumpaan kami tengah tahun lalu melalui jejaring Facebook menjadi awal dari cerita.

Andi, tampil dengan kesederhanaannya yang selalu tak pernah lepas dari pandanganku senyumnya yang manis dan selalu terkesan wangi khas parfum yang selalu dia pakai, itu membuatku merasa tenang dengan kharismanya untuk berada di dekatnya dalam waktu yang cukup lama seperti saat ini.

Aku tidak begitu yakin dengan cinta, karna beberapa kali menjatuhkan hati dan berakhir dengan situasi yang tidak menyenangkan bagi ku tidak memiliki kesan yang mendalam, biasa saja seperti film romance india setelah menangis dan kembali tersenyum tanpa harus ku ceritakan kebanggaan ku memiliki cinta tersebut. Namun pengalaman kegagalan tersebut yang menjadikan aku memilih untuk menjalin hubungan dengan Andi .  ini kali pertama perjumpaan ku dengan Andi setelah beberapa bulan kami menjalin hubungan Long Distance Relatioship dan mengandalkan social media. Namun selama itu pula Andi dan aku selalu menjaga komunikasi bahkan melebihi dosis karena asupan rindu berhalang jarak menjadikan Andi terasa begitu dekat.

Continue reading »

Sejuta bulir air mata

Tuhan menyelamatkan sebagian hatimu dengan memutuskan hubungan percintaan, agar tak seluruhnya terluka “ (Anonimus)

Hati …  tidak dapat dipaksakan, aku menyelami hati namun aku lupa jika aku tidak bisa berenang, ketika cinta terhantam badai, dan tenggelam juga bersamanya jauh pada palung terdalam. Bagian mana lagi yang terselamatkan, jika sebagian sudah terluka dan bagian lainnya terpatahkan.

Continue reading »