Bandung

Mau cerita banyak hal tentang Bandung, pasti kalah seru dengan travel blog ataupun orang-orang yang menjelajah keindahan Bandung bahkan hingga tempat-tempat tersembunyi.

Bandung

Datang, menikmati keindahan kotanya, kulinernya dan juga wisata-wisata yang disajikan untuk para pelancong.

Seminggu di Bandung setidaknya puas dimanjakan dengan kearifanlokalnya serta mengunjungi sanak famili. Hal menakjubkan bagi saya, ya apa lagi selain ketemu bakcang 🙂

Beneran kalo emang jodoh ya ga akan kemana, padahal ga ada niat khusu untuk sengaja mencari tapi ga taunya ketemu di stasiun Cicalengka. Gimana ga histeris dan langsung menyantap dua sekaligus. Bakcang akan selalu menjadi makanan agung yang tidak tersaingi.

Ada lagi pengalaman makan enak pinggiran jalan yang bahkan mau markirin motor aja susah. Seafood khas masakan Cina. Tak dinyana yang jual adalah bapak dan ibu yang mengenakan hijab. Saya pikir pemilik dan yang masak adalah orang cina, ternyata bukan.

Kangkung hot plate, ajib bener. Kangungnya masih kerasa kriuk-kriuk seger dan kuahnya ada irisan daging, jamur, juga telur puyuhnya. Satu porsi begini kami makan bertiga tidak habis, karna porsinya yang memang besar. Selain itu juga kami memesan ayam kuluyu, atau sebagian orang menyebutnya ayam koloke. Makan dan minum ber-3 hanya habis dengan 100k.

Sempat juga mengunjungi Cibaduyut dan pulang membawa 5 pasang sepatu. Makan bakso bandung di pinggiran jalan. Ngebungkus 3 batang peyeum dan enak kemudian nyesel kenapa habis sekejap, ternyata enak.

Sempat juga merasakan ngantri hampir satu jam lebih demi Bolu Susu Lembang, awalnya iseng sih 🙂 tapi karna “ah mungkin sebentar lagi” berujung kepanasan puluhan menit.

Bandung

Kami akan kembali.

Adalah dia

10 hal yang ia tidak suka

1. Socmed, dan sangat tidak ia sukai

2. Keju, terutama keju di roti

3. Bawang putih, mencium aromanya saja bisa membutnya sakit kepala

4. T-rex, bukan binatang purba tapi itu adalah julukan untuk atasannya

5. Kacang panjang, walaupun yang bentuknya sudah tak panjang

6. Setiap kali beradu pendapat, ia sangat tidak menyukai jika perdebatan itu tidak memiliki solusi sebelum tidur di malam hari

7. Sesungguhnya, ia tidak suka warna mobilnya sendiri

8. Meninggalkan kota tempatnya sekarang berada, baginya itu adalah zona nyaman yang tidak ingin sama sekali ia tinggalkan

9. Macet, hal yang harusnya sudah menjadi terbiasa tapi tetap ia tidak bisa menerima kemacetan yang akan membuatnya merubah mood

10. Jika aku tidak memberi kabar bahkan di kondisi sibukku, ia sangat tidak menyukai itu karna menurutnya itu adalah awal mula menciptakan jurang di hubungan kami.

10 hal yang ia sukai

1. Pedas

2. Aneka masakan rumahan

3. Romantis, ia sangat menyukai jika memiliki pasangan yang romantis

4. Traveling menuju daerah-daerah baru

5. Menghabiskan waktu libur hanya untuk bermalas-malasan, kruntel-able

6. Coklat, susu ultra, ceker pedas, sempol, es krim, nanas

7. Mendengarkan cerita apapun itu dari pasangannya, dia akan menjadi pendengar yang baik dan selalu tertarik dengan cerita-cerita kehidupan pasangannya

8. Mewujudkan apapun yang disukai pasangannya

9. Kerja

10. Surabaya

10 hal dia “banget”

1. Untuk berinteraksi dengan klien tempatnya bekerja, ia sangat mudah akrab hingga terkadang nampak tidak ada gab

2. Ia adalah seseorang yang sangat pemalu terutama untuk orang-orang yang baru dikenal atau bahkan tidak ia kenal di luar konteks pekerjaan

3. Sering mengesampingkan kebutuhannya sendiri, apa lagi untuk hal-hal kecil

4. Kecintaannya terhadap kota Surabaya seperti cinta sejati yang tak ingin ia tinggal begitu saja, walaupun Malang ataupun Bali juga pernah ia jadikan tempat bermukim

5. Sering telat ngantor, apalagi jika bukan karena macet yang selalu menjadi penyebab ia menggerutu

6. Cerdas, good looking, sopan

7. Tidak memiliki hobi khusus

8. Memiliki banyak impian yang ia gantungkan dan benar-benar terpacu untuk mewujudkannya

9. Management keuangan sedikit berantakan

10. Panda lovers.

17 Januari 2018

Hari ini, adalah harimu.

Pertama, aku sudah mengirimkan Mocky yang segede gaban.

Kedua, aku sudah menghadiahkan hal yang akan selalu membuatmu tersenyum melihatnya.

Ketiga, ku tulis ini agar kekal sebagai pengingat ulang tahunmu.

Untukmu yang sudah menemukanku, hari ini bertambah usiamu. Semoga dengan bertambah satu usiamu akan menjadikan semua kebaikan-kebaikan terus singgah satu demi satu. Semua impian yang sempat kau ucapkan padaku tercapai satu demi satu.

Ketahuilah, kamu adalah seseorang yang dengan kedewasaan mampu membuatku merasa nyaman menceritakan banyak hal. Jika aku berada dalam kondisi terpuruk, kamu akan menyediakan sandaran dan memberi solusi.

Jika aku melakukan kecerobohan, kamu akan berusaha menuntunku untuk memperbaiki tanpa menghakimi.

Ada banyak hal yang membuatku nyaman untuk tetap berada di dekatmu.

Semoga ulang tahun kali ini, akulah yang menjadi pelengkap kebahagianmu.

Masih banyak ulang tahun berikutnya yang bisa kita lewati bersama. Menyertakan aku di setiap hari istimewamu adalah kebanggaan untukku.

Selamat ulang tahun untukmu yang tak pernah lelah mencurahkan kesabaran dan pengertian yang luas.

Selamat ulang tahun untukmu yang “pokoknya kalau mau bobo harus bilang good nite dulu”.

Selamat ulang tahun untukmu yang telah memintaku untuk terus sayang kepadamu.

Terimakasih sudah melewati pertambahan usiamu kali ini bersamaku.

Xoxo

Aufa.

[48 Buku] Blue Sea

Judul: Mestakung

Terbit: Januari 2018

Satu lagi, menjadi penulis terpilih di ajang lomba yang diadakan oleh Ellunar. Alhamdulillah dari peserta yang mencapai seribu akhirnya kepilih jadi salah satu kontributor buku yang dicetak.

Sesuai nomer pada judul postingan ini, cerpen ke 48 yang berhasil menjadi kontributor. Walaupun akhir-akhir ini semakin tidak produktif. Semakin jarang ikut lomba nulis :(.

Judul cerpennya Mestakung, tentu dari kalimat semesta mendukung. Saya mengisahkan seorang anak pemulung yang berjuang melawan nasibnya sendiri. Ia berani memberontak dari kediktatoran seorang preman yang menguasai hidupnya. Tak sedikit luka yang ia terima karena perlawanannya itu, tapi ia selalu bangkit untuk mencoba karena ia yakin jika semesta mendukung.

Seorang anak kecil melawan kesewenangan premanisme, mestakung.

Menulisku 2017

Mengawali dunia menulis di tahun 2014, kala itu hanya sebatas menulis puisi-puisi biasa, sajak-sajak sederhana juga banyak sekali menulis hal-hal yang ada di kepala dalam garis waktu.

Menjadi tertarik dengan cerpen ketika pertamakali membaca sebuah cerpen dari pranara yang terunggah di garis waktu. Semakin sering membaca cerpen hingga belajar menulis hanya dengan bentuk sederhana. Tulisan yang singkat.

Saya merasa cerpen saya begitu dangkal dan begitu mentah, hal tersebut membuat saya semakin ingin menenggak ilmu lebih banyak lagi. Keterbatasan akses membuat saya ingin segera keluar dari zona isolasi. Saya pernah mencoba belajar dan mencari ilmu dari salah satu penulis di kota saya tinggal sekarang, Banjarbaru. Namun, harus berakhir dengan pahit karena saya hanya mendapatkan respon acuh dan tak pernah sama sekali ditanggapi dengan cara yang baik. Saya tidak berkecil hati, malah itu saya gunakan sebagai cambukan untuk menunjukan jika banyak ilmu yang bisa saya dapatkan tapi tidak melalui dirinya.

Saya juga pernah bertanya mengenai menulis cerpen ke salah satu penulis (yang saat ini sudah menerbitkan banyak novel dan digandrungi para remaja) ketika ia membuka kesempatan bagi siapapun untuk mengirimkan surel ke alamatnya. Masih sama, saya tidak mendapatkan balasan apapun, yang padahal saya hanya menanyakan mana yang lebih dulu dicari, tema tulisan atau tulisan yang pada akhirnya akanmengerucut menjadi satu tema.

Atas kedua kejadian tersebut, saya tidak pernah menyerah. Saya memperbanyak ilmu dengan sering membuka twiter dan mengikuti akun-akun yang secara cuma-cuma kerap membagi tips menulis. Hingga saya mampu merampungkan satu cerpen dengan struktur sebuah cerpen yang utuh.

Saya tidak merasa puas dengan tulisan saya, dan saya mencoba melihat sampai sejauh mana hasil karya saya jika disandingkan dengan penulis lain. Maka, pada saat itu saya mengirim tulisan saya untuk mengikuti sayembara lomba menulis. Itupun berkat dorongan beberapa teman yang mengatakan jika tulisan saya layak untuk diikutsertakan. Memang benar, saya bukan orang yang memiliki kepercayaan diri yang tinggi. Namun, setelah melihat tulisan saya untuk pertamakali terpilih dan dibukukan oleh komunitas menulis, seolah menjadi penyegar bagi sahara.

Saat itu saya sangat menggemari jika ada lomba yang memberi fasilitas review oleh jurinya. Sebab yang saya perlukan adalah koreksi dari tulisan saya dari orang yang memang benar-benar memiliki jam terbang tinggi dan memiliki banyak karya yang berkualitas bagus. Semua perjalanan tidak mudah tentunya, saya juga pernah mendapatkan kritikan pedas jika tulisan saya hanya mengandung unsur ranjang. Walaupun saya berusaha menyangkal tapi kritikan tersebut saya jadikan untuk membenahi gaya menulis saya.

Terhitung sampai saat ini saya sudah banyak mengikuti lomba menulis, hanya untuk mengasah kemampuan saya menulis dan juga mengetahui seberapa bagus peringkat tulisan saya jika dibandingkan dengan yang lain. Tentu saja setiap lomba memiliki karakter penilaiannya masing-masing. Hingga saya memenangkan lomba dan berhak menerbitkan satu buku di pertengahan tahun 2014 buku kumcer solo saya yang pertama lahir dnegan judul Kamandrah. Buku kedua lahir di awal tahun 2016 dengan judul Renjana. Jika dihitung mungkin sudah berjumlah ratusan lebih cerpen yang saya tulis, sebab sampai saat ini saya sudah memiliki 45 list antologi yang masing-masingnya berisi karya saya. Tentu saja untuk mencapai angka itu harus melewati tahap seleksi terlebih dahulu.

Saya sangat menyukai cerpen karena dalam ukuran sederhana tapi memiliki banyak unsur di dalamnya. Cerpen yang harus padat dan berisi, tidak bertele-tele serta membuat pembaca mampu berdecak hanya dengan membaca beberapa menit saja. Cerpen yang isinya tidak monoton hanya sebatas kisah cinta biasa. Saya akui, saya masih perlu banyak belajar lagi untuk bisa membentuk cerpen yang bagus, tentu saja tidak untuk semua orang sebab seorang penulis tidak akan pernah mampu memuaskan seluruh pembaca karyanya.

Sampai saat ini, saya masih perlu banyak ilmu lagi. Namun, saya akan bersenang hati membagi ilmu menulis sebab saya pernah berada dalam posisi yang diacuhkan oleh seorang penulis hingga saya berusaha untuk melakukan hal yang sama kepada mereka yang datang kepada saya. Barangkali ilmu sedikit saya bisa saya bagikan, mana tau mampu menjadi hal besar bagi penerimanya.

Dalam waktu dekat juga saya akan menerbitkan satu lagi kumcer, yang tentunya berbeda dengan Kamandrah dan Renjana. Setelah itu, saya mulai akan menyusun untuk projek kumcer konvensional. Semoga bisa satu demi satu target saya terpenuhi, Amin.

Banjarbaru, 05 Desember 2017

Cerita sore ini


Sedikit ku tulis di sini,

Aku bukan orang yang pandai merangkai kata dan menjadikannya dalam sebuah sajak cinta.

Aku bukan orang yang berani mengucapkan janji-janji manis kemudian menjadikan seperti mimpi yang tak pernah terwujud.

Padamu aku kisahkan sedikit tentangku, tentang kita jika nanti menjadi satu.

Aku hanya ingin terus memilikimu bahkan sampai “selama-lamanya” seperti ucapmu. Aku hanya ingin terus berada dalam cinta yang nyaman, cinta yang tak harus melewati banyak permasalahan hanya untuk saling berdebat hal-hal kecil.

Aku adalah orang yang nanti akan mencandu pada pelukan kita yang hangat, seolah enggan melepas hanya untuk berpisah sejenak.

Aku adalah orang yang nanti akan menjadikan detak jantungmu sebagai suatu aspirin ketika ku rebahkan kepalaku pada pelukanmu. Sedekat itulah kita nantinya, seperti itulah aku yang akan menghabiskan waktu berbahagia bersamamu.

Aku tidak mampu selalu ada disetiap permasalahan-permasalahanmu. Namun, percayalah setiap kali kau pulang akan selalu ada aku yang menunggumu sebagai rumah untukmu melepas semua lelah.

Aku yang akan mengusap lembut rambut-rambutmu dan memberi kecupan hangat di kening, seolah yang ingin ku sampaikan “tak perlu kawatir, apapun itu akan selalu ada di dekatmu.”

Aku adalah kekasih yang selalu ingat jika hatiku sudah kau miliki dan jika cintaku tak lagi untuk yang lain.

Aku tak mampu selalu ada di dekatmu tapi aku adalah orang yang akan selalu berusaha untuk selalu ada. Aku memiliki keterbatasan-keterbatasan kuasa, tapi setidaknya aku tidak hanya diam untuk membuktikan betapa cintaku untuh untukmu.

Aku adalah rindu dalam diam, resah dalam ketidakberdayaan tanpa kuasa untuk memiliki.

Aku adalah seseorang yang menunggumu datang untuk menjadikan yang biasa terasa tidak biasa. Menjadikan yang asing menjadi kekasih.

Menjadikan aku, sebagai kekasih.

Sisanya ku berikan padamu.

Surat untuk kamu

Pernah terbesit dalam benakku untuk jatuh cinta kepada orang yang begitu memperjuangkan hatiku dengan bersungguh-sungguh. Luluhnya hati seorang perempuan bisa jadi bukan hanya karena cinta tapi juga karena kesabaran yang mampu membuahkan cinta.

Ada beberapa hati yang pernah ku singgahi dan menetap sebelum akhirnya hubungan kami kandas. Pernah terluka teramat sangat hingga tak berada pada diriku sebenarnya, sebab dicintai hanya untuk sebuah ‘pelarian’ itu sungguh menyakitkan. Hingga ia tak pernah tau bagaimana caraku menyembuhkan luka, yang ia tau hanya suatu kepantasan jika meninggalkan seseorang demi orang lain yang masih ada di hatinya.

Lelah?

Iya, dan sangat.

Aku juga pernah menyia-nyiakan orang yang begitu menginginkanku hanya karena aku masih berada dalam fase gamang. Ketika aku sudah yakin akan dirinya, ketika mulai buka hatiku untuknya, seketika itu pula ia berbalik arah dan meninggalkan aku dengan kekecewaan yang mendalam. Ada banyak penyesalan, ada banyak rasa ingin mengeluarkan banyak kata maaf. Sudah ku lakukan, dan di sinilah aku saat ini menuliskan surat ini untukmu.

Kamu, kamu yang tak tau siapa, yang jelas kamulah masa depanku kelak. Orang yang bisa jadi belum ku kenal saat ini. Kamu yang akan ku cintai dengan tanpa keraguan lagi. Kamu yang akan membuatku merasakan dicintai dan dimiliki sepenuhnya.

Dan aku ingin kamu atau aku menemukan dengan cara yang tak begitu rumit, seperti halnya isi hatiku. Banyak impian yang ku inginkan untuk menjalani hubungan yang menyenangkan, hubungan yang tidak selalu membuat aku harus mengerutkan dahi, menahan sesak di dada ataupun seperti yang sering orang sebut dengan makan hati.

Setidaknya kamu nanti yang akan membuatku selalu nyaman dengan penampilanku. Tidak harus aku berusaha sekuat mungkin untuk tampil sempurna di hadapanmu. Seburuk-buruknya hariku, engkau akan tetap menggandeng tanganku dan tersenyum melihat penampilanku yang tidak mewah.

Aku tidak harus mengikuti berbagai program diet hanya karena engkau selalu mengeluhkan berat badanku yang tak setara dengan model-model majalah. Aku juga tak harus kawatir jika satu atau dua jerawat tumbuh di wajahku. Sebab engkau akan selalu menganggap itu semua hanya hal kecil yang tak perlu untuk dijadikan masalah.Tapi bukan berarti aku tidak menjaga penampilan untuk membuatmu nyaman menjadi milikku.

Aku tak perlu menghabiskan waktu untuk cemburu dan bertanya mengenai keberadaan hatimu, sebab caramu mencintaiku sudah cukup menunjukan bagaimana kita saling memiliki dan saling menjaga hati sendiri. Bukan hanya hal kecil saja tapi juga hal-hal besar yang tak perlu lagi ku tanyakan akan selalu kau bagi, sebab kita adalah satu yang akan saling berbagi.

Akan ada ketidaksepahaman, akan ada masalah yang membuat kita saling meninggikan ego dan saling berusaha memenangkan pertengkaran, tapi mau kah kau ingatkan aku jika semua hal masih bisa dipecahkan bersama tanpa harus mendahulukan emosi. Percayalah, akupun tau bagaiman rasanya terluka dan disakiti, sebab itu sebisa mungkin aku akan berusaha untuk tidak melakukannya padamu. Jika harus terus mencari kesalahan satu sama lain, akan habis waktu kita termakan oleh nyeri hati. Seharusnya kita ada untuk menambah kebahagiaan.

Aku tidak bisa menawarkan jika kamu akan selalu baik-baik saja bersamaku, aku hanya mampu menjanjikan apapun yang kan kita lewati kelak, aku tidak akan pernah meninggalkanmu. Aku juga hanya mampu berusaha untuk dapat membuatmu bahagia. Kesabaranku lebih luas dari egoku, setiaku tak usah kau pertanyakan lagi. Sebab yang ku inginkan hanya menjalani cinta tanpa ada lagi kerumitan.

Cinta yang mungkin saja ada di dirimu yang sedang membaca suratku ini. Smapai bertemu, kamu yang akan menjadi belahan hatiku.

 

Salam sayang,

Aufa.

Bicara luka (KATARSIS)


Luka…

Kali ini mungkin saya ingin bercerita tentang luka.

Setiap orang memiliki kemampuan berbeda untuk merasakan luka. Terlebih luka yang tak nampak oleh mata, luka hati. Luka yang menurutmu kecil belum tentu orang lain merasakan sekecil yang kamu rasa. Sebab itu sebagai keunikan dari manusia yang memiliki rasa berbeda antara satu dan yang lainnya.

Sebagian orang memilih hidup dalam luka dan menemukan sedikit kebahagiaan di dalamnya. Muncul pertanyaan “kenapa ada kebahagiaan di balik luka?” Tidak ada yang tidak mungkin kan?.

Ada juga luka yang sengaja dibuat hanya untuk melihat orang yang kita cintai bahagia. Salah satu contohnya melepas kekasih bersama selingkuhannya.

Sebagian orang mengekpresikan luka cukup jelas dan sebagian lagi menutupnya rapat dan menelan hingga habis.

Menyembuhkan luka bisa dengan berbagai cara, ada titik dimana seseorang akan berada pada nadir terendah menerima luka tersebut. Nangis meraung, berhenti melakukan apapun, juga bahkan ada yang menghabiskan banyak uang untuk mendapatkan kebahagiaan dari trveling atau shopping.

Lakukan, apapun itu tapi yang jelas jangan sampai semakin membuatmu menghancurkan diri sendiri. Menangislah, hancurlah hanya untuk hari itu saja, jangan sampai berlarut. Sebab jika bukan dirimu sendiri siapa lagi yang mampu menyembuhkan luka itu.

Kerap terjadi menjalani hubungan yang selalu menggoreskan luka, kecil memang. Namun, ketika luka tersebut nyaris kering oleh kata “maaf” tapi tak bertahan lama karna kemudian menerima luka lain lagi. Terluka kecil tapi sering adalah hal yang sangat menyakitkan dan melelahkan.

Terkadang pilihan lain adalah benar-benar menghentikan luka itu dengan cara keluar dari lingkungannya, keluar dari kehidupannya juga dari cerita-ceritanya. Luka juga, berat dan sangat hebat. Namun, jauh lebih baik sebab menyembuhkan luka karna tak ingin terluka lagi.

Mengobati luka bukan perkara BISA atau TIDAK BISA, tapi perkara MAU atau TIDAK MAU.

Melangkahlah jauh, melangkahlah untuk mendapatkan ruang agar mampu bernapas lega. Mendapatkan kesembuhan untuk hatimu sendiri yang sudah terlalu berat kau paksakan untuk tetap bertahan.

Jika sudah jauh, jika sudah mampu tersenyum. Adalah pilihanmu untuk kembali ke dalam arena masa lalu yang sudah pasti kau pernah merasakan berada dalam kondisi itu atau memilih tetap melangkah pergi mencari kebahagiaan baru.

Sebelum kau memilih melangkah pergi, pastikan jika kau sudah melakukan segala cara untuk memperbaikinya. Pastikan kau sudah kehabisan ide untuk mampu menyulam perkara-perkara. Pastikan kau sudah menggunakan cara terakhir dari senjata yang kau punya.

Sulit?

Iya! Sebab tidak ada yang mudah untuk keluar dari zona nyaman. Niat hanyalah wacana basi jika tidak diiringi dengan tindakan.

Bergerak tapi pelan jauh lebih baik daripada diam dan tak memiliki progres apapun

Hanya kamu yang tau bagaimana caranya menuntaskan. Hanya kamu yang harus mengambil jalan ketika kondisi tak memberikan pilihan baik. Setidaknya semesta masih terbuka lebar untuk orang-orang yang berupaya menyembuhkan luka.

Jadi, apa yang akan kau pilih? Tetap berada di zona nyaman berselimut luka atau memilih luka dalam untuk mengakhiri.

Sama-sama berupaya menyembuhkan, bedanya zona nyaman menyembuhkan untuk kembali terluka dengan kondisi yang sama atau melangkah ke jalan lain, menyembuhkan untuk menyudahi luka.

Saya akan menceritakan bagaimana orang-orang mengentaskan lukanya, dalam KATARSIS.

Wait and see

Ini cerita mengenai suka duka menjadi marketing. Banyak pelajaran yang saya dapat di dalamnya sebagai marketing baru. Saya hanya ingin menuliskan agar ketika saya membacanya, maka saya akan tersenyum.

Pengalaman-pengalaman yang saya dapat sebagai seorang newbie di dunia marketing sebuah manufacture.

Beberapa minggu terakhir saya menawarkan kerjasama di salah satu perusahaan besar. Kerjasama yang bersifat mutualisme karna sama-sama menguntungkan.

Biasanya untuk memudahkan dalam pemasaran saya akan support total kebutuhan klien kami. Salah satunya perusahan YYY ini yang sudah saya keluarkan trik dari A sampai X.

Biasanya untuk perusahaan lain saya hanya berhenti di G dan mereka sudah mampu running sendiri. Ya memang tidak sebesar perusahaan YYY.

Hingga sampai trik ke W perusahaan YYY tak kunjung merespon dan mulai menjalankan step-step yang saya berikan. Semacam mereka tidak ada pergerakan. Kasus (saya sebut ini kasus) seperti ini saya coba sampaikan ke atasan saya selaku direktur marketing. Berikut obrolan kami:

Saya sudah sampai W pak tapi ya begitu masih slow respon

Ya sudah, jika begitu hentikan.

Maaf maksud bapak?

Iya, hentikan semua. Menjalin kerjasama bisnis buat saya bukan sekedar omset gede tapi juga kenyamanan kerjasama. Relasi kita itu sama dengan kekasih kita. Jika kita sudah berjuang habis-habisan ya sudah tinggal jalan di X wait and see, Y keputusan akhir dari reaksi mereka setelah kita diamkan dan Z eksekusi yang berarti kita jalan atau mundur.

Mundur? Nyerah dong pak?

Bukan nyerah karna gak mampu tapi nyerah karna ya memang sudah ga ada yang bisa kita lakukan lagi selain menunggu hasil.

Bapak gak takut ngelepas omset besar gitu aja?

Saya lebih takut jika team saya kehilangan semangat untuk mengejar omset lain. Percuma besar jika mereka tak juga sejalan dengan kita, lebih baik yang kecil tapi nyaman. Kita sudah semaksimal mungkin memberikan support.

Jika itu kekasih bapak apa bapak juga akan melepas semudah itu?

Why not? Kita sudah pada titik terendah dan habis upaya. Apa lagi yang mau diciptakan, apa lagi yang mau ditunjukkan. Kembalikan semua kepada dia, dan cukup diam untuk mengatur napas. Untuk apa berjuang jika hanya sendirian. Baik cinta ataupun bisnis jangan lupa sama batasan diri sendiri.

Ya, atas obrolan singkat itu banyak hal yang saya dapat. Termasuk memilih jalan wait and see terhadap perusahaan YYY.

Mengenali sebuah perjuangan


Yang membuat tersadar adalah bukan ketakutan untuk kehilangan, tapi rasa takut jika tak cukup mampu membahagiakan.

Bahkan jika ia lebih bahagia tanpa kehadiranmu, tanpa banyak pertimbangan sebaiknya bersiap untuk pergi dengan kesadaran tanpa satu alasan untuk bertahan.

Percayalah, melihat seseorang yang kita cintai tidak bahagia dengan orang lain itu sangat menyakitkan tapi akan lebih menyakitkan jika mendapati kenyataan ia tidak bahagia bersama kita.

Jika benar cinta itu perihal memberi tanpa menuntut untuk menerima, lantas bagaimana seorang Romeo memilih menenggak racun ketika Juliet sudah tak bernyawa. Lantas bagaimana pula seorang Rahwana menunggu hingga 12 purnama demi mendapatkan sebuah jawaban balasan cinta dari Shinta.

Bukankah Romeo ataupun Rahwana telah memberikan segala yang ia punya, tetap saja untuk sebagian orang (atau bahkan raksasa) memerlukan balasan cinta dan keberadaan orang yang ia cintai.

Sebuah kesabaran untuk meluluhkan hati seseorang dengan ketulusan cinta, dengan apa yang disebut sebagai perjuangan kadang menjadi rancu dengan anggapan hanya sebatas obsesi.

Mengapa harus takut dikatakan sebuah obsesi jika yang kamu perjuangkan adalah perihal ketulusan cintamu, perihal keinginanmu untuk memiliki orang yang kamu cintai.

Selama caramu tidak mengusik, selama yang kau berikan tidak untuk memaksakan dan selama tidak membuatnya terluka. Dan tidak menggunakan arogansi.

Jika memulai dengan cara yang baik dan tanpa sedikitpun niat untuk melulai maka pencipta semesta akan memberikan banyak kebaikan. Begitu juga sebaliknya, jika menyimpan niat ataupun hal yang tak baik maka pencipta semesta akan mengutus karma untuk menamparmu lebih keras. Jangan menantang karma, sebab ia mampu menjelma sebagai hal yang jauh lebih menyakitkan.

Jika ia tak mampu merasakan getaran cinta, jika ia tak selalu mencarimu, jika ia tak sebahagia itu, jika ia kerap merasa jenuh, jika ia masih tak pernah merindukanmu. Jika hubungan yang kalian miliki lebih pantas hanya sebagai pertemanan biasa. Cinta itu berupa letupan-letupan kecil, kegemasan-kegemasan yang alami, greget-greget yang hanya bisa didefinisikan dalam kedekatan hubungan.

Bukan ia, tapi kamulah yang salah. Kamu yang harus kembali menyadari jika keberadaanmu tak bisa mampu membuatnya merasa nyaman.

Menyerah sebab kecewa, itu wajar. Menjadi tidak wajar jika kamu terus memaksanya untuk tetap bersama denganmu.

Cinta bukan sekedar “memberi tanpa menuntut menerima” tapi cinta juga memiliki esensi perjuangan untuk memiliki dan membahagiakan orang yang kita cintai.

Sedangkan perjuangan memiliki batasan waktu. Bukan untuk membatasi sebuah pembuktian namun untuk menyadarkan jika mungkin bukan kamu orangnya.

Sampai kamu sendiri yang merasa lelah, sampai kamu sendiri yang berjanji pada hatimu untuk tidak lagi mencoba pada lintasan yang sama. Sampai habis dayamu. Sampai tak peduli lagi semua tentang dia, perjuangan yang sudah ataupun tentang kekalahan.

Ketika aku bersedia melakukan apapun untuk membuatnya bahagia. Ketika itu pula tetaplah berdiri di sana selama ia tak memintamu untuk pergi. Selama ia masih ingin kau berada di dekatnya. Barangkali ia hanya butuh waktu, selain butuh kamu.

Selebihnya kenali hatimu jauh lebih dalam. Jika bukan dirimu siapa lagi yang mampu mengerti hatimu sendiri.