Gunjingan juga butuh panggung

Aku tuliskan surat ini agar semakin jelas dan mengerti. Untuk kamu, agar tak selalu merung dalam duka. Ada saatnya jatuh dan ada saatnya harus bangkit. Tidak ada yang harus di sesali dari kehilangan. Memang menjalin hubungan kasih dan tak bertahan sudah menjadi hukum pertemuan.

 
Terkadang bukan trauma atas kehilangan cinta tapi justru omongan banyak mulut nyinyir yang tak bisa dibendung. Setidaknya dengan begitu kamu menjadi tau, siapa teman yang benar teman atau bukan teman yang pura-pura menjadi teman. Menjadi baik belum tentu baik pula di mata orang lain. Apa lagi ketika kamu tidak dalam kondisi baik. Banyak mulut yang akan menertawakan.

 
Tidak ada yang salah dengan membanggakan kekasih. Tidak ada yang salah pula dengan menangis ketika kehilangan dia. Akan menjadi salah jika kamu masih tidak dapat membedakan yang mana teman dan yang mana bukan teman namun berpura-pura menjadi teman. Mereka berhak bicara dan kamupun berhak menutup telinga.
Semesta menyeleksi tidak hanya pada cinta tapi juga dalam hal pertemanan. Apa yang bukan milik memang sudah sepantasnya dilepas. Akan tiba saatnya diganti oleh orang-orang baru, hati-hati baru juga kisah baru yang tak kalah menarik. Jika suatu saat terjatuh lagi? jangan takut. Sebab esensi terbesar dari hidup adalah dengan terus menemui kisah indah ataupun buruk. Roda berputas, siklus tak pernah berhenti. Jatuh cita jangan dihindari pun dengan patah hati.

 
Mereka yang tertawa dan menjadikan bahan ejekan, biarkan saja. Bila perlu sediakan panggung. Sebab hidupnya tidak akan pernah bahagia tanpa mengusik kebahagian orang lain. Bukankah memberi kesempatan orang bahagia adalah kebaikan yang akan terus dicatat. Berbaiklah pada orang yang menertawakanmu ketika jatuh. Tidak kekurangan apapun juga bukan?.

 
Tetap berbahagialah Tuhan membukakan mata justru pada saat ketika umatnya jatuh. Jangan jadikan gunjingan orang lain sebagai beban yang justru memberatkan langkah. Balas segala hal yang tidak baik dengan prestasi dengan sabar dan juga dengan tidak menjadi seperti mereka.

 
Sudah, aku tidak akan menulis bagian ini lebih banyak lagi, sebab kamu butuh bahagia bukan kerisauan oleh nyinyiran yang mencari panggung. Kejar bahagia, capai prestasi lebih bagus dari sebelumnya. Ingat, kamu tidak perlu hati yang terluka untuk mampu membuat sebuah karya. Jadi berhentilah meratap. Ada banyak karya yang belum lahir dari jarimu. Ada banyak buku yang menanti untuk kau lahap. Berbahagialah.

 
Dari aku yang sangat menyayangimu,

 
Dirimu sendiri.

One thought on “Gunjingan juga butuh panggung

Leave a Reply to ika Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *